Dukung Penurunan Stunting IDI DIY Intervensi Balita Gizi Kronis di Bantul

TIMESINDONESIA, BANTUL – Mendukung program penurunan angka stunting di kabupaten Bantul, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah DIY menggelar kegiatan IDI Beraksi, Sabtu (4/3/2023). Digelar di Balai Kalurahan Selopamioro Imogiri Bantul, IDI Beraksi meliputi pemeriksaan, penyuluhan dan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita.
Ketua IDI Wilayah DIY Joko Murdianto menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dipilihnya wilayah Selopamioro sebagai sasaran, karena angka stunting yang masih sekitar 21 persen. Angka ini jauh di atas angka rata - rata stunting kabupaten Bantul 14,9 persen sehingga butuh intervensi agar segera turun.
Advertisement
Kegiatan menyasar 50 balita dengan kondisi gizi kronis. Untuk memperoleh pemeriksaan laboratorium, terhadap kondisi kesehatan setiap balita. Hasil pemeriksaan akan menjadi dasar untuk memberikan penanganan agar kondisi gizi balita semakin membaik. Salah satu cara melalui pemberian makanan pendamping ASI.
Joko Murdianto memastikan, progam IDI Beraksi akan dilaksanakan selama 3 tahun. Sasarannya 147 balita dengan gizi kronis. Untuk itu, program akan dilalukan secara bertahap. Balita yang kondisi gizinya sudah baik, akan digantikan oleh balita lain.
"Melalui program ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting Kalurahan Selopamioro, untuk mendukung target 14 persen angka stunting nasional," tegas Ketua IDI Wilayah DIY Joko Murdianto.
Sekertaris Dinas Kesehatan Bantul Agus Tri Widiyantara mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap langkah IDI Wilayah DIY, yang telah mendukung program penurunan stunting di Bantul. "Tentunya meringankan tugas Pemkab Bantul untuk menurunkan angka stunting 14 persen pada tahun 2024," ucapnya.
Penyerahan secara simbolis MP-ASI kepada balita gizi kronis. (Foto: Totok Hidayat/TIMES Indonesia)
Agus menambahkan, menurunkan angka stunting hingga 14 persen bukan pekerjaaan yang mudah Untuk itu Pemkab Bantul membutuhkan dukungan dari pihak lain. Sebelumnya TNI dan Polri juga menggelar kegiatan pemberian makanan pendamping ASI bagi balita gizi kronis di Kalurahan Selopamioro.
Pemilihan Selopamioro sebagai lokasi sasaran program sudah tepat. Karena angka stunting salah satu Kalurahan di Imogiri ini lebih tinggi bila dibanding Kalurahan lain. Hasil pemeriksaan laboratorium oleh IDI DIY, diharapkan dapat menjawab kondisi yang terjadi di Kalurahan Selopamioro.
Lurah Selopamioro Imogiri Sugeng menjelaskan, balita dengan gizi kronis terdapat di Dusun Srunggo ada 1 dan Srunggo ada 2. Kondisi ini dilatarbelakangi tingginya angka kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan. Sehingga berdampak terhadap kurangnya asupan gizi bagi balita. Selain faktor genetik dan lingkungan.
Sebelumnya keterbatasan fasilitas air bersih, menjadi kendala penurunan stuntjng di dua dusun tersebut. Namun dapat diatasi dengan pembangunan fasilitas air bersih oleh Pemkab Bantul. Dirinya berharap intervensi dari IDI DIY, dapat menjadi solusi untuk masalah stunting akibat kekurangan asupan gizi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |