Peristiwa Daerah

Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh, BPPSDMP Beberkan Solusi Atasi Ketersediaan Pupuk Lewat Genta Organik

Senin, 13 Maret 2023 - 18:56 | 31.55k
Konferensi Pers gelaran Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh oleh BPPSDMP. (FOTO: Tangkapan Layar via Zoom)
Konferensi Pers gelaran Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh oleh BPPSDMP. (FOTO: Tangkapan Layar via Zoom)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bakal menggelar kegiatan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume 5. Kegiatan yang targetnya diikuti oleh 1,8 peserta tersebut bakal diselenggarakan secara offline dan online pada Rabu (15/3/2023) mendatang.

Bertemakan Genta Organik atau Gerakan Tani Pro Organik, pelatihan sejuta petani dan penyuluh pada volume 5 ini dimaksudkan untuk menyelesaikan soal ketersediaan pupuk dan pestisida yang melanda global, utamanya Indonesia.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan, saat ini setidaknya sudah ada 1,2 juta peserta yang mendaftar dari target 1,8 juta peserta.

BPPSDMP-2.jpg

Secara total, sejak pelatihan volume pertama, tentu BPPSDMP telah menelurkan sekitar 11,4 juta peserta dari berbagai tema yang ada, termasuk soal Genta Organik ini.

"Ini suatu pencapaian yang luar biasa dari pelatihan kita. Pelatihan saat ini kita ambil soal gerakan organik, karena berbagai dampak sudah menyebabkan harga pangan di pasar global melejit," ujar Dedi, Senin (13/3/2023).

Khususnya, akibat Pandemi Covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina, sarana dan prasarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida pun ikut terkerek.

Kondisi ini mengakibatkan permasalahan kekurangan pasokan sarana prasarana produksi pertanian yang menjerumuskan hasil pertanian yang terus merosot.

"Kebutuhan pupuk kita kurang lebih 24 juta ton, tapi kemampuan pemerintah untuk memberikan subsidi hanya 9 juta ton. Lalu kemampuan produksi kita 14 juta ton yang dibagi 12 juta ton untuk dalam negeri dan 2 juta ton ekspor. Jadi ini memang kita kurang," ungkapnya.

Ia menjabarkan, bagaimana harga pupuk kimia berbagai jenis saat ini telah naik dua hingga tiga kali lipat. Jika terus diterima secara berlebih, nantinya membuat saya saing hasil produk pertanian di Indonesia akan kalah di pasar global.

"Maka solusinya adalah kita harus maksimalkan pemanfaatan pupuk organik," tegasnya.

Melalui pelatihan sejuta petani dan penyuluh di tema Genta Organik, bagaimana seluruh petani, penyuluh hingga praktisi diajarkan bagaimana memaksimalkan bahan-bahan organik yang menghasilkan pupuk dan pestisida.

"Pupuk organik, petani bisa bikin sendiri. Kita maksimalkan juga pupuk hayati kan bisa bikin sendiri. Lalu tanah organik dan non organik petani bisa bikin sendiri. Kita juga bisa maksimalkan nabati pestisida dengan bahan-bahan organik," bebernya.

Tentu, lanjut Dedi, jika mengharuskan untuk penggunakan pupuk dan pestisida kimia, harus diseimbangkan dan tak perlu berlebihan.

"Jangan berlebih, kalau berlebih selain meningkatkan resiko serangan hama penyakit, juga bisa menyebabkan pencemaran lingkungan," tuturnya.

Pemanfaatan-pemanfaatan itu lah yang masuk dalam Gerakan Tani Pro Organik sebagai tema besar Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.

Apalagi, dengan catatan pemerintah Indonesia yang dimana ekspor pertanian sejak tahun 2020 hingga 2022 terus naik. Maka, pelatihan ini sangatlah penting untuk terus meningkatkan produk di pasar global.

"Ekspor kita naik 19 persen di 2020 saat dihantam Covid-19. Tahun 2021 naik lagi 38 persen dan 2022 lebih 6 persen. Maka solusi ini harus kita sampaikan kepada para penyuluh dan para petani agar mereka produktif," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES