Jelang Ramadan 2023, Perajin Sepatu di Mojokerto Banjir Order

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Bulan Ramadan 2023 menjadi momen yang dinantikan oleh para perajin sandal dan sepatu di Mojokerto, Jawa Timur.
Biasanya, menjelang bulan Ramadan hingga lebaran, terjadi peningkatan pemesanan yang tinggi.
Advertisement
Seperti yang dialami perajin sanda dan sepatu di kampung sepatu, Dusun Daleman, Desa Japan, Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Kampung ini dikenal sebagai kampung perajin sandal dan sepatu. Karena secara turun temurun banyak warganya yang memproduksi sepatu atau sandal. .
Rifaudin mengatakan, sejak satu minggu terakhir pesanan sandal dari pelanggan terus mengalir. Bahkan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Volume pesanan meningkat hingga 70 persen dari biasanya.
Biasanya pesanan datang toko di kawasan wisata atau pesanan via online. Selain lokal Mojokerto, juga dari Jombang, Solo, dan Kudus, hingga dari luar Jawa, seperti , Sumatera, dan Kalimantan.
"Pesanan menjelang Ramadan ini sangat luar biasa. Saat ini kami baru mampu meladeni pemesanan untuk 100 kodi sendal dan sepatu," ucap Rifaudin pemilik usaha sepatu dan sandal Pro Ection kepada TIMES Indonesia Senin (13/3/2023) sore.
Dalam sehari, Rifaudin yang dibantu istri dan kedua anaknya, juga lima belas karyawannya, bisa memproduksi rata-rata 700 atau 35 kodi pasang sandal. Untuk harga-nya tergantung tipe dan ukuran. Paling rendah Rp 15 ribu hingga Rp 150 ribu per-pasang.
Rifaudin menilai, di banding tahun lalu, penjualan sepatu dan sandal lebih ramai tahun ini. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata tidak berdampak pada minat konsumen membeli alas kaki. Karena harga barang produksi Rifaudin tidak ada kenaikan, meski bahan baku semuanya naik.
“Harga barang tetap. Kami hanya mencari keuntungan sedikit agar produk kami tetap bertahan di pasaran," ujarnya.
Untuk mengerjakan 35 kodi per hari, Rifaudin memperkerjakan lima belas orang tenaga kerja yang masing-masing memiliki tugas berbeda-beda. Ada yang mengerjakan bagian atas sepatu atau sendal, bagian bawah, mengesol dan finishing atau pengepakan.
Rifaudin sudah menggeluti usaha kerajinan sepatu dan sandal secara mandiri sejak tahun 1999, tidak hanya mengandalkan pesanan dari toko saja. Akan tetapi ia memaksimalkan penjualan secara online juga.
Meningkatnya jumlah pesanan tersebut membuat omzet para perajin alas kaki dan pekerja ikut meningkat. Untuk satu kodi para pekerja mendapat upah sebesar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu untuk sepatu atau sandal kualitas tinggi. Sedangkan sepatu dan sandal kelas bawah mendapat upah berkisar sampai Rp 50 ribu per kodinya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |