Peristiwa Daerah

Produksi Padi Indramayu Capai 1,8 Juta Ton, Bulog Hanya Mampu Serap 50 Ribu Ton

Kamis, 16 Maret 2023 - 12:28 | 41.47k
Anggota Komisi VI DPR RI Ono Surono saat memberikan keterangan dihadapan media terkait nasib petani padi di Indramayu (Foto: Selamet Hidayat/TIMES Indonesia)
Anggota Komisi VI DPR RI Ono Surono saat memberikan keterangan dihadapan media terkait nasib petani padi di Indramayu (Foto: Selamet Hidayat/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Hasil produksi padi petani di Kabupaten Indramayu yang mencapai 1,8 juta ton, masih belum bisa terserap dengan baik. Bulog hanya mampu menyerap 50 ribu ton per musimnya.

Menurut Anggota Komisi VI DPR RI Ono Surono, dari 1,8 juta ton tersebut terdapat surplus 1.7 juta ton per tahun yang harus didistribusikan oleh para petani dan para pedagang beras di Indramayu.

Hal itu diutarakan Ono, Kamis (16/3/2024) pada acara yang bertempat di Aula Sekar Wangi Widasari, dihadiri Badan Pangan Nasional, Dirjen Tanaman Pangan Kementan dan Direktur Bulog

Hadir pula, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, KHTI Indramayu, KTNA Indramayu, Paguyuban Penggilingan Beras Indramayu, dan Perwakilan Gapoktan Indramayu. 

Selain penyerapan padi yang kurang maksimal isu krisis pangan menjadi topik hangat dalam diskusi tersebut. Karena saat ini sudah terjadi Inflasi akibat perang dan kasus Covid19.

Menurutnya, akibat Inflasi harga beras medium mengalami kenaikan yang cukup tinggi kisaran di harga 13 ribu per kilonya.

"Dengan potensi hasil pertanian yang cukup besar ini Kabupaten Indramayu seyogyanya pemerintah harus menyelesaikan permasalahan bidang pertanian di Indramayu," ujar Ono.

Terkait permasalah hulu bagi petani harus ditindak lanjuti oleh pemerintah baik itu produksi padi ketersediaan air dan pupuk. Dan permasalahan hilir agar penjualan padi agar dipermudah penyerapannya.

Lebih lanjut, Ono mengungkapkan petani Indramayu 70 persen sampai 80 persen menanam padi varietas Borang khusus di musim rendeng, karena padi jenis ini dinilai cocok dan sesuai dengan kondisi musimnya. 

Namun di sisi lainnya Borang belum ada sertifikasi. Hal ini berkaitan dengan regulasi yang ada bahwa produk yang diperjual belikan dimasyarakat harus sudah mempunyai sertifikat.

"Karena tidak ada penemunya atau dari perusahaan yang kono lahir dari rakyat, hari ini kita berkumpul bersama ada keresahan dari petani dan pedagang beras yang menyerap hasil panen padi jenis borang itu," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala  Bulog Kanwil Jabar Faisal mengatakan Bulog siap menyerap hasil panen petani kabupaten Indramayu. Bulog di Jawa Barat sendiri diketahui termasuk yang tertinggi untuk penugasan penyerapan hingga mencapai sekitar 140 ribu ton.

"Bulog juga mendapat tugas khusus dari pemerintah untuk meningkatkan serapan padi (dari Kabupaten Indramayu), dan kapasitas gudang  Bulog Jabar bisa menampung sekitar 400 ribu ton," ucap Faisal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES