Peristiwa Daerah

Kirab Ogoh-ogoh Nyepi Kota Kediri Disambut Ribuan Warga

Selasa, 21 Maret 2023 - 19:21 | 152.57k
Kirab Ogoh-ogoh Nyepi di Kota Kediri (yobby/Times Indonesia) Foto B : Kirab Ogoh-ogoh Nyepi di Kota Kediri (Foto: Yobby/Times Indonesia)
Kirab Ogoh-ogoh Nyepi di Kota Kediri (yobby/Times Indonesia) Foto B : Kirab Ogoh-ogoh Nyepi di Kota Kediri (Foto: Yobby/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Upacara Tawur Agung Kesanga dan Kirab Ogoh-ogoh, dalam rangka peringatan Hari Raya Nyepi disambut hangat warga Kota Kediri. Ini adalah kali pertama rangkaian Hari Raya Nyepi digelar lebih semarak setelah tiga tahun. Sebelumnya peringatan digelar lebih tertutup dan terbatas akibat pandemi covid-19. 

Sebelum ini umat Hindu Kota Kediri juga telah melangsungkan ritual Melasti di Taman Brantas, Minggu (19/03/2023) kemarin. 

Advertisement

Kirab Ogoh-ogoh mengambil start di Monumen Kediri Syu dan menempuh jarak kurang lebih 4,5 km menuju Pura Penataran Agung Kilisuci, yang berada di kompleks wisata Goa Selomangleng, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. 

Kirab Ogoh-ogoh dilepas secara khusus oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.  Kirab Ogoh-ogoh tersebut kedepan direncanakan masuk menjadi agenda wisata tahunan dan ikonik di Kota Kediri. 

"Semoga toleransi di Kota Kediri bisa lebih baik lagi. Bisa menebar kebaikan dan dicontoh kota-kota lain,"ujar Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sebelum memberangkatkan Kirab Ogoh-ogoh, Selasa (21/03/2023). 

Ogoh-ogoh yang merupakan perlambang Bhuta Kala tersebut tidak berjalan sendirian. Turut dibelakangnya menemani pawai berbagai budaya mulai dari barongsai, seniman pecut samandiman, baik dari Kota Kediri maupun luar kota Kediri, serta kesenian jaranan. Sepanjang rute, arak-arakan ogoh-ogoh disambut antusias warga kota Kediri yang memadati jalan. 

Di Pura Penataran Agung Kilisuci, Ogoh Ogoh kemudian dibakar. "Bhuta kala itu akan dikembalikan ke tempat masing-masing. Besok kami melaksanakan penyucian Nyepi dengan damai tidak diganggu," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Kediri Ni Made Susilawati. 

Ia mengungkapkan Upacara Tawur Agung Kesanga memiliki makna mensinergikan antara alam dan isinya, agar umat manusia benar-benar diberi anugerah. 

Adapun tema Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1945  adalah "Melalui Dharma Agama Dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia". "Setahun kita menikmati hasil bumi. Saat ini kita memberi persembahan kepada bumi sebagai ungkapan syukur dan terima kasih," tutur wanita yang akrab disapa Made itu. 

Setelah upacara Upacara Tawur Agung Kesanga dan Kirab Ogoh-ogoh, Umar Hindu akan menjalani Catur Brata Penyepian. Dalam ritual itu, umat Hindu akan melakoni apa yang disebut sebagai Amati geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak bekerja),

"Pada  intinya api dalam hidup, kita harapkan pada umat mulai dulu dari diri sendiri tidak mengumbar nafsu tidak hanya pada Nyepi tapi kehidupan sehari-hari," tambahnya. 

Kemudian Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang). " Kita puasa 24 jam , dalam keadaan sepi hening bisa mendengar hati nurani kita , ini ajang introspeksi setahun ini yang kita perbuat yang baik kita teruskan, yang jelek kita tinggalkan," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES