Ramadan 2023, Ada yang Istimewa di Masjid Tegalsari Kabupaten Ponorogo

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Bulan suci Ramadan memang menjadi momentum berharga bagi setiap muslim untuk memperbanyak ibadah dan mengejar berkah, termasuk di momen Ramadan 2023 ini.
Di Indonesia sendiri, berbagai ekspresi spirit Ramadan terlihat dalam berbagai kegiatan keagamaan yang digelar secara bersama-sama maupun individu.
Advertisement
Terlebih di tanah Jawa yang kental akan sejarah serta tradisi keIslaman warisan Walisongo, terdapat cukup banyak tradisi unik masyarakat dalam menyambut Ramadan.
Tak hanya ritual ibadah rutin harian seperti shalat berjamaah, tadarus Al-Quran, pengajian subuh maupun shalat tarawih pun menjadi pembeda suasana Ramadan dengan bulan lainnya.
Seperti halnya di Masjid Tegalsari Ponorogo di bulan Ramadan ini spirit beribadah ternyata juga terus bertambah. Hal itu terkait adanya keyakinan akan turunnya fadhilah (kekhususan) pahala bagi mereka yang melaksanakan qiyamullail atau shalat malam.
Namun satu yang paling populer adalah Masjid Tegalsari, Salah satu Masjid kuno di Indonesia yang didirikan Kiai Hasan Besari abad ke-17 ini memang telah mendapat tempat tersendiri di hati umat muslim Nusantara, khususnya di Jawa.
Masjid Sarat Sejarah
Kiai Hasan Besari sendiri cucu dari Kiai Ageng Mohammad Besari yang membabat Desa Tegalsari serta mendirikan pesantren Gebang Tinatar telah dikenal sebagai ulama kondang di masanya.
Sejumlah tokoh seperti Susuhunan Pakubuwono II (Raja Surakarta), Ronggowarsito (pujangga/sastrawan Jawa), Kyai Abdul Manan Dipomenggolo (pendiri Pesantren Tremas Pacitan) pernah menuntut ilmu sebagai santri maupun mendapatkan pengaruh dari Tegalsari.
Bahkan H.O.S Tjokroaminoto, serta Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor merupakan keturunan dari silsilah Kyai Ageng Mohammad Besari.
Nilai-nilai tersebut membuat Tegalsari menjadi salah satu sumber mata air ke-Islaman sejak masa kejayaannya dulu, hingga masa surutnya kini, tetap menjadi tujuan bagi banyak umat muslim di Nusantara.
Ramainya Sepuluh Malam Terakhir Ramadan
Selain nilai sejarah dan semangat dakwah Islam yang besar, keberadaan Masjid Tegalsari juga menawarkan suasana spiritual nan kental yang membuatnya menjadi pusat kegiatan keagamaan khususnya di bulan Ramadan.
Terlebih di sepuluh hari terakhir Ramadan, pada malam-malam ganjil, Masjid Tegalsari menjadi jujugan ribuan umat muslim dari berbagai daerah untuk ber-itikaf dan menjalani qiyamullail di Masjid Tegalsari ini.
"Keberkahan serta fadhilah malam Lailatul Qadr menjadi hal yang juga diharapkan didapat para jemaah Masjid Tegalsari selama Ramadan," kata Imam Masjid Tegalsari KH Syamsudin Kepada TIMES Indonesia Kamis (30/3/2023) malam.
Hal tersebut juga diamini Sutrisno, salah satu jemaah yang sejak tahun 2006 hingga sekarang tak pernah absen saat Ramadan di Masjid Tegalsari.
"Sungguh besar yang saya dapat menjadi jemaah di Masjid peninggalan mBah Ageng Besari ini. Bukan untuk saya saja yang disini, seluruh keluarga saya juga mendapat tuahnya," tuturnya.
Pantauan TIMES Indonesia di bulan Ramadan berbagai kegiatan juga dilakukan di Masjid Tegalsari seperti pengajian kitab kuning setiap setelah sholat lima waktu, buka puasa bersama, dan shalat tarawih, serta sholat malam.
Maka tak heran di Ramadan 2023 ini, banyak jemaah dari Kabupaten Ponorogo dan daerah lain yang rela berlama-lama di Masjid Tegalsari yang menurut mereka punya keistimewaan tersendiri. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |