Ada 5 Proyek Mercusuar Era Wali Kota Malang Sutiaji, Apa Saja?

TIMESINDONESIA, MALANG – Dari sekian banyak pembangunan yang dilakukan Pemkot Malang dalam kurun waktu hampir 5 tahun ini, atau sejak kepemimpinan Sutiaji per 24 September 2018 silam, setidaknya ada 5 proyek mercusuar yang rampung di tangan Wali Kota Malang itu.
Upaya membangun Kota Malang tidak pernah berhenti dilakukan oleh pemerintahan Kota Malang. Baik secara fisik maupun non fisik. Setiap tahun, selalu ada anggaran besar yang dialokasikan Pemkot Malang untuk pembangunan Kota Apel ini.
Advertisement
5 Mega proyek yang masing-masing memakan anggaran puluhan miliar, dan mempunyai dampak besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Malang tersebut yakni;
1. Jembatan Kedungkandang
Setelah sempat mengalami penundaan selama beberapa tahun, jembatan Kedungkandang akhirnya rampung dibangun, dan resmi beroperasi pada 30 Desember 2020.
Jembatan yang memiliki panjang 330 meter dan lebar 16 meter itu, di bangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020. Dan menghabiskan dana sebesar Rp 51,6 miliar
Sutiaji menyampaikan, hadirnya Jembatan Kedungkandang menjadi akses bagi pengguna jalan umum dan diharapkan bisa memicu peningkatan perekonomian di kawasan Timur Kota Malang.
"Karena ini untuk kepentingan masyarakat, maka bagaimana ini bisa meningkatkan perekonomian di wilayah sini khususnya, dan wilayah Kota Malang pada umumnya,” kata dia.
2. Islamic Center
Berlokasi di Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, gedung Islamic Center ini diresmikan pada 30 Desember 2020 oleh Wali Kota Sutiaji. Bangunan dengan luas 10.498 m² tersebut, dibangun diatas lahan seluas 12 hektar, dengan anggaran sebesar Rp 54 miliar, yang diambilkan dari APBD 2020.
Gedung ini direncanakan bakal jadi salah satu pusat kegiatan keagamaan di Kota Malang. Seperti asrama haji, tempat manasik haji, kantor lembaga keagamaan sampai pusat kajian Islam.
Di dalam gedung dengan bangunan dua lantai itu terdapat fasilitas ruang rapat, aula pertemuan berkapasitas sekitar 5 ribu orang. Serta ruang perkantoran untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan lainnya, sampai sentra usaha kecil menengah.
3. Mini Block Office
Mini Block Office berada di area belakang Balai Kota Malang. Bangunan setinggi 4 lantai dengan 2 masa bangunan itu menelan anggaran sebanyak Rp 45 miliar dari APBD 2020.
Diresmikan pada Desember 2020, saat ini Mini Block Office difungsikan sebagai kantor beberapa instansi Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Di antaranya, Satpol PP, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), dan Kesekretariatan.
4. Jembatan Tunggulmas
Jembatan Tunggulmas menjadi jembatan baru di Kota Malang. Jembatan yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Jembatan Tlogomas ini resmi beroperasi mulai 24 Februari 2022.
Nama Tunggulmas datang dari Sutiaji, karena jembatan tersebut menghubungkan antara Tunggul Wulung dan Tlogomas.
Jembatan sepanjang 130 meter tersebut, menelan anggaran sekitar Rp 39 miliar dari APBD Kota Malang 2021. Dan digadang-gadang dapat mengurai kemacetan di wilayah barat Kota Malang
Dengan adanya jembatan tersebut, orang nomor satu di lingkup Pemkot Malang tersebut berharap jembatan tersebut menjadi pendukung untuk pertumbuhan ekonomi di Kota Malang.
“Semoga jembatan ini dapat menjadi kekuatan kita untuk sektor ekonomi dapat tumbuh bagus berseiring dengan reborn di 2022 dan optimisme 2023 akan lonjakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia terutama di Kota Malang,” ujar Sutiaji.
5. Malang Creative Center
Malang Creative Center (MCC) merupakan fasilitas yang disediakan oleh Pemkot Kota Malang, bagi para pelaku industri ekonomi kreatif agar dapat tumbuh bersama dan saling berkolaborasi.
Gedung dengan 8 lantai yang berada di Kecamatan Blimbing, Kota Malang itu, dibangun mulai 27 Mei 2021 dan rampung pada 20 Juli 2022. Atau tepatnya selama 420 hari.
Secara rinci, pada 2021, anggaran pembangunan MCC diambilkan dari APBD tahun anggaran 2021 senilai Rp 25,8 miliar. Kemudian, pada 2022, proyek MCC kembali mendapatkan anggaran dari APBD APBD sebanyak Rp 71 miliar. Sehingga total kontrak pembangunan gedung mewah itu mencapai Rp 97 miliar.
Politikus Partai Demokrat itu mengklaim bahwa keberadaan MCC mampu menurunkan angka pengangguran yang ada di Kota Malang. Hal ini dia dasarkan pada persentase angka pengangguran di Kota Malang yang mengalami menurun.
”Pembangunan ini untuk menjawab angka pengangguran yang tinggi. Sebelumnya kami berada peringkat pertama di Jatim, sekarang Alhamdulillah menurun menjadi kelima,” kata dia
Menurutnya, alasan kenapa MCC berperan penting dalam menurunkan angka pengangguran di Kota Pendidikan ini, lantaran gedung tersebut bisa menampung para mahasiswa atau siapa saja untuk berkreasi, hingga akhirnya bisa membuat sebuah lapangan kerja sendiri.
”Adanya gedung MCC ini menjadi komitmen pemkot untuk menguatkan ekonomi kreatif. Sehingga nantinya menekan angka pengangguran,” pungkas Wali Kota Malang Sutiaji. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |