Jelang Lebaran, Peternak Ayam Petelur Jombang 'Ketiban Durian Runtuh'

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Menjelang Lebaran Idul Fitri 1444 H atau 2023 sejumlah kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan. Termasuk harga telur selama sepekan ini terus menanjak naik. Kenaikan harga telur membuat sejumlah peternak di Jombang, Jawa Timur bak 'ketiban durian runtuh'. Seperti yang dialami oleh Eko Murdianto, (42) peternak asal Dusun Kayen, Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng.
Baginya momentum Ramadan menjelang lebaran Idul Fitri seperti saat ini merupakan berkah tersendiri. Pasalnya, sangat jarang harga telur naik.
Advertisement
"Alhamdulillah, mungkin ini rezeki kami sebagai peternak telur ayam. Jarang-jarang harga telur naik," kata Eko kepada TIMES Indonesia, Rabu (5/4/2023).
Menurutnya, harga telur di tingkat peternak terus mengalami kenaikan selama sepekan Ramadan. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumen dan harga pakan ternak yang juga mengalami kenaikan.
"Menurut saya ada dua faktor pertama karena Ramadan permintaan banyak. Kedua karena harga pakan naik, bisa tidak bisa kami juga menaikan harga agar tidak rugi," jelasnya.
Berdasarkan data yang ia peroleh dirinya mengaku kenaikan harga telur tidak terlalu signifikan kenaikan hanya berkisar seribu rupiah. Yakni sejak sepekan terakhir harga telur ditingkat peternak Rp 22.800 per kilogram (Kg). Kini sudah mencapai diangka Rp. 23.500 - Rp 24.000 rupiah per Kg.
"Yang dialami oleh peternak, kenaikan ini disebabkan oleh harga pakan yang naik. Ini juga menjadi problem bagi kami," terangnya.
Ia menjelaskan pakan ayam digolongkan menjadi dua jenis. Yakni pakan jagung dari tingkat lokal dan pakan konsentrat dari pabrikan. Harga jagung untuk pakan ayam juga naik dari harga Rp 4.500 per Kg menjadi Rp 5.700 per Kg. Sedangkan konsentrat meningkat Rp 10.000 per Kg dari harga sebelumnya Rp 7.000 per Kg.
”Jadi meskipun harga telur naik, tidak begitu berpengaruh ditingkat peternak,’’ jelas dia.
Dari kisaran 1.000 ekor ayam petelur miliknya, Eko bisa menghasilkan 50 kilogram telur setiap harinya. Dari jumlah itu ia membutuhkan sekitar 115 - 120 kilogram pakan setiap harinya.
”Sehingga harga jual telur ayam jadi Rp 23.500 hingga Rp 24.000 dalam hitungannya sudah lumayan. Jika harga turun sedikit aja, tentu peternak terancam merugi,’’ paparnya.
Eko berharap dengan melambungnya harga pakan baik ditingkat lokal dan pabrikan, pemerintah diminta turun tangan menjaga stabilitas harga. Sebab, jika harga pakan terus mengalami kenaikan maka akan mengancam keberlangsung produksi telur.
“Kami berharap harga pakan bisa kembali stabil. Karena jika pakan ternak naik seperti ini mau tidak mau kami juga menaikan harga telur," harapnya.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Rizal Dani |