Peristiwa Daerah

Keluarga Difabel Kebumen Berdayakan Ruang Inklusif Melalui Karya Batik Pegon

Rabu, 05 April 2023 - 20:45 | 115.42k
Founder Rumah Inklusif Kebumen, Muinatul Khoiriyah menunjukan hasil karya Batik Pegon dari komunitas Rumah Inklusif. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)
Founder Rumah Inklusif Kebumen, Muinatul Khoiriyah menunjukan hasil karya Batik Pegon dari komunitas Rumah Inklusif. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Keluarga besar komunitas difabel asal Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah melakukan pemberdayaan inklusif dengan memamerkan karya Batik Pegon. Berbagai kain dan fashion Batik Pegon tersebut merupakan hasil karya difabel Kebumen.

Sekadar informasi, Pegon berarti Huruf Pegon. Hal tersebut merupakan warisan budaya Indonesia yang penting untuk dilestarikan. Huruf Pegon merupakan huruf Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa sehingga wujudnya tetap seperti huruf-huruf Arab namun tidak menggunakan harakat layaknya tulisan Arab.

Advertisement

Kemudian, Huruf Pegon ini banyak ditemukan di kitab Jawa kuno karya para ulama. Dalam hal ini, pada akhirnya di tangan Rumah Inklusif yang tergabung dalam Keluarga Difabel Kebumen, Huruf Pegon diaplikasikan ke dalam batik. Sehingga, tercipta karya yang sarat akan makna.

Lelang-Batik.jpgLelang Batik Pegon yang dipamerkan kepada pengunjung sesaat sebelum buka bersama. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)

Founder Rumah Inklusi Kebumen, Muinatul Khoiriyah mengungkap latar belakang arti dari Batik Pegon ini. Menurutnya, Pegon tersebut bercerita tentang komunitas difabel beserta keluarganya di rumah inklusif dengan semangat dan perjuangan-perjuangan dari mereka terhadap masyarakat yang inklusif.

“Batik Pegon ini sebenarnya diartikan dari warisan budaya Indonesia yang berasal dari huruf Arab tapi sudah dimodifikasi ke dalam bahasa Jawa. Dan Pegon juga diinisiasi oleh komunitas Rumah Inklusif dari perkumpulan para orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus,” kata Muinatul Khoiriyah dalam acara Lelang Batik Pegon di Grand Keisha Hotel Yogyakarta, Rabu (5/4/2023).

Iin, sapaan akrabnya menjelaskan juga bahwa karya Batik Pegon tersebut menjadi sebuah karya besar bagi Rumah Inklusif di mana batik ini pun menjadi media dalam mengedukasi masyarakat luas jika nilai inklusif itu sangat penting serta menjadi dasar di dalam kehidupan sehari-hari.

“Sehingga melalui karya ini, kita bisa menghargai perbedaan antar manusia satu dengan yang lain tanpa harus saling membedakan,” tuturnya.

Dikatakan juga, adanya karya Batik Pegon tersebut menjadi tantangan tersendiri terutama kepada pemerintah sebagai pelaku kebijakan maupun masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih mendiskreditkan manusia yang dianggap berbeda.

“Semua itu adalah tantangan terbesar kita saat ini di Rumah Inklusif terutama untuk mencerdaskan pola pikir masyarakat Indonesia yang masih saja menganggap negatif soal difabel,” keluh Iin.

Terkait kategori difabel di Rumah Inklusif, pihaknya memperkirakan sejauh ini ada dari berbagai jenis seperti difabel Cerebral Palsy, difabel Cornelia de Lange Syndrome (CdLS), difabel Rett Syndrome, difabel Muscular Dystrophy dan juga difabel Down Syndrome.

“Di Rumah Inklusif sejauh ini ada semua ya dari berbagai jenis difabel itu, yang lain seperti difabel tuna netra, difabel tuna rungu dan tuna wicara juga ada,” jelasnya.

Selain itu, awal terbentuknya karya Batik Pegon dari komunitas Rumah Inklusif ini sekitar akhir tahun 2016 dan di tahun 2018 akhirnya menemukan batik ini hingga sekarang. Dia menambahkan, dulunya merupakan sebuah isyarat yang mana pas dan sesuai dengan cara berkomunikasi dengan penyandang difabel.

Dengan adanya acara Lelang Batik Pegon yang merujuk pada tema “Gembira Berdaya Bersama”, Iin bersama Rumah Inklusifnya berharap, seluruh dunia khususnya negara Indonesia menjadi satu kesatuan yang ramah terhadap persoalan difabel yang tentu saja inklusif serta tak melihat seseorang hanya setengah mata.

“Bahwa kita sesama manusia itu sama dan punya kesempatan yang sama untuk hidup secara berdampingan,” harapnya diacara lelang Batik Pegon. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES