Peristiwa Daerah

Soal Pungutan Gebyar Kreasi PAUD, Anggota Dewan: Biaya Tidak Wajib, Jangan Berlebihan

Minggu, 09 April 2023 - 12:21 | 41.94k
Anggota DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Anggota DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Anggota DPRD Kota Malang Fraksi PKB, Arif Wahyudi merespon soal keluhan para orang tua terkait kegiatan Gebyar Kreasi PAUD 2023.

Menurut Arif, tentu kegiatan Gebyar Kreasi PAUD tersebut di luar dari apa yang dikeluhkan, memiliki tujuan positif bagi Kota Malang yang memang harus didukung.

Advertisement

"Disamping memperingati hari anak sedunia, tentu ada tujuan lain dalam rangka membentuk karakter kebangsaan sejak dini bagi generasi penerus bangsa, baik berupa kebanggaan memakai pakaian tradisional maupun memupuk rasa kebersamaan bagi anak bangsa," ujar Arif, Minggu (9/4/2023).

Diketahui, para orang tua yang mengadu melalui Pengaduan Pelayanan Publik Malang, mengklaim bahwa adanya pembiayaan yang harus dikeluarkan orang tua sebesar Rp140 ribu pada kegiatan Gebyar Kreasi PAUD tersebut.

Biaya tersebut diketahui untuk mengganti uang kostum atau pakaian tradisional yang nantinya akan dikenakan oleh para murid PAUD dalam momen kegiatan pemecahan rekor Muri.

Arif pun menjamin, bahwa soal biaya tersebut tidak ada paksaan ataupun kewajiban bagi para orang tua murid. Hal ini ia ungkapkan, setelah dirinya melakukan investigasi pada sejumlah lembaga PAUD secara langsung dan beberapa orang tua.

"Saya menjamin tidak ada paksaan untuk membeli seragam yang telah ditentukan. Namun, ini sifatnya sukarela saja," ungkapnya.

Bahkan, ia pun juga menyayangkan surat edaran dan penjelasan yang disampaikan ke sejumlah WhatssApp Grup dengan narasi wajib.

"Pihak Dinas melalui surat edaran juga kurang baik menyampaikannya, sehingga ditafsirkan lain oleh pihak tertentu. katanya.

Menurutnya, keluhan dan penolakan dari para orang tua soal kegiatan Gebyar Kreasi PAUD 2023 itu merupakan hal yang cukup wajar. Akan tetapi, sekali lagi, Arif menganggap hal yang tak baik dan tidak wajar soal narasi yang membuat seakan-akan biaya tersebut dipaksa dan wajib.

"Penolakan orang tua itu wajar dan gak semua orang tua keberatan. Namun, yang tidak wajar ketika dinarasikan adanya pemaksaan, bahkan dikatakan untuk pencitraan Bunda PAUD sampai menyinggung ke pengadaan dan sebagainya. Ini menurut saya berlebihan," bebernya.

Di sisi lain, saat ditanya soal apakah tak ada anggaran untuk penyelenggaraan tersebut, sehingga orang tua diminta untuk membayar, Arif pun mengatakan tidak.

Dari yang telah direncanakan atau diprogramkan soal anggaran, yang ada adalah untuk pengembangan PAUD di beberapa program maupun sub kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.

"Kalau untuk pengadaan seragam yang dibagikan tidak diprogramkan memang. Di sini kan butuh kreativitas bagi Dinas maupun sekolah. Misal bisa juga anak-anak menggunakan aksesoris dari barang bekas atau daur ulang yang dimodifikasi, ini kan positif," tuturnya.

Oleh sebab itu, Arif mengaku dirinya tetap mendukung program pengembangan PAUD melalui kegiatan Gebyar Kreasi PAUD yang diadakan di Stadion Gajayana Malang pada 10 Juni 2023 mendatang.

"Saya tetap mendukung program berkumpulnya seluruh peserta didik dari PAUD, namun tidak harus atau tidak ada kewajiban atas pembelian segaram (kostum) itu. Kalau tidak bisa, ya pakai saja seragam masing-masing sekolah," tandasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang Suwarjana, hingga saat ini belum memberikan merespons awak media soal keluhan para orang tua terkait kegiatan Gebyar Kreasi PAUD 2023.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES