Peristiwa Daerah

Anak Desa Tamatan SMA di Probolinggo ini Jadi Pengusaha Garmen

Minggu, 16 April 2023 - 10:16 | 239.98k
Alex Putra Utama, pengusaha muda sukses yang bergelut dalam bisnis garmen. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Alex Putra Utama, pengusaha muda sukses yang bergelut dalam bisnis garmen. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pendidikan tak menjadi jaminan bagi Alex Putra Utama untuk bisa sukses. Pria asal Desa Wonorejo Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo, Jatim ini berhasil menjadi pengusaha garmen di usianya yang masih muda. Pada Ramadan 2023 ini perusahaannya banjir pesanan.

Namun, bisnis gemilang yang ada di genggamannya saat ini tidak lepas dari letih lelah keringatnya selama bertahun-tahun. Asam manisnya dunia pekerjaan nampak sudah pernah dia cicipi semua.

Advertisement

Alex, begitu dia dipanggil, sudah cukup dikenal di kalangan pengusaha garmen lainnya. Baik di wilayah Probolinggo, maupun Jawa Timur. Akan tetapi, profilnya yang sederhana, menutupi segudang kesuksesannya.

Sebelum menjadi sukses seperti saat ini, Alex sudah berkali-kali bekerja di berbagai perusahaan sejak tahun 2011 silam. Saat itu pria kelahiran 1993 ini berusia baru 18 tahun.

Pada tahun 2011 itu, Alex sudah memulai mengenyam dunia pekerjaan sebagai satpam di salah satu pabrik di Kecamatan Gending. Dia hanya berbekal keyakinan dan ijazah SMA yang baru didapatkannya saat itu.

Gajinya cukup baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dua tahun kemudian, pria tamatan SMA ini memutuskan untuk resign (berhenti kerja) dan memilih untuk merantau.

Usianya yang masih muda menuntutnya untuk lebih banyak mencari pengalaman di luar kampung halamannya. Sejak tahun 2013 itu lah, dia benar-benar bertarung dengan lingkungan yang tentunya tak seperti di tempat kelahirannya.

Selama 5 tahun, seorang kakak dari dua bersaudara ini, melanglang buana dari kota satu ke kota yang lain. Dia bekerja di berbagai perusahaan swasta hingga pabrik. Jabatan yang diembannya pun berbagai macam.

Namun uniknya, Alex selalu mempelajari dan mendalami sistem bisnis di setiap tempat bekerjanya. Dia juga sangat menjaga hubungan baik dengan teman kerjanya. Banyakan teman kerja tersebut membuat Alex semakin kaya akan pengalaman di dunia bisnis.

"Saya sangat menjaga hubungan pertemanan itu. Baik dalam bisnis maupun lainnya. Saya lebih baik ditipu dari pada menipu. Lebih baik rugi dari pada merugikan orang," ungkap Alex.

Prinsip yang dipegang teguh sejak mengenyam asam pahitnya dunia kerja itu lah, membuat Alex banyak mendapat kolega dan kepercayaan. Bertahun-tahun merantau, bekerja sana sini, hingga tabungannya cukup banyak.

Dia pun memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya pada tahun 2018. Dengan modal tabungan yang dimiliki, Alex memberanikan diri untuk mendirikan usaha perdananya. Bisnis itu dia rintis dengan keloganya.

Bisnis yang bergerak dalam bidang jasa itu berkembang pesat hingga Alex memiliki ratusan karyawan. Akan tetapi pada tahun 2021, perusahaan itu tak bisa bergerak lantaran pandemi covid-19. Perusahaannya gulung tikar, dan ratusan pekerjanya PHK.

Kolepnya perusahaan membuat Alex benar-benar jatuh saat itu. Hutang sana sini untuk memenuhi kebutuhannya saam pandemi. Dia tetap berusaha untuk mencari jalan keluar dan kembali menjalim komunikasi dengan koleganya.

Tak disangka-sangka, angin segar datang kepadanya. Alex mendapat tawaran pembuatan pakaian hazmat dari salah satu kolega lamanya. Dia tak pikir panjang, tawaran itu diterimanya.

Mulai sejak itu, jalan yang sebelumnya penuh semak-semak layaknya hutan rimba, berubah seketika menjadi aspal mulus. Bisnisnya kembali pulih. Penghasilan dari situ mampu membayar seluruh hutangnya.

Hingga dirinya berhasil mendirikan perusahaan baru seorang diri, yaiti CV. Bhara Utama. Perusahaan garmen ini pun mampu menyerap hingga 30 pekerja di desanya.

Usianya yang baru menginjak 30 tahun ini sukses. Bahkan memberikan lapangan kerja pada anak-anak muda pengangguran di desanya. Hingga saat ini penghasilan bersihnya tak luput dari angka Rp 25 juta perbulan.

Bahkan, pabrik garmen miliknya kini menangani pakaian-pakaian dari brand terkenal, salah satunya Woffi. Tak hanya itu, dia juga bekerja sama dengan brand-brand terkenal lainnya yang dipasok di market besar, seperti Matahari dan Ramayana.

"Saya nggak nyangka bakal seperti ini. Kuncinya dalam berbisnis itu hanya menjaga kepercayaan dan keyakinan. Yang lebih penting ini adalah doa orang tua," jelas Ketua Kompartemen Perindustrian dan Pengembangan Ekspor pada HIPMI Kabupaten Probolinggo ini.

Meski banyak menangani pesanan dari brand terkenal, pabrik garmen milik Alex ini juga menerima pesanan dari pihak lain. Jumlah pesanan selama Ramadan 2023 ini pun melejit. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES