Peristiwa Daerah

Menjelajahi Kelezatan Klemben, Kue Tradisional Banyuwangi Khas Lebaran

Senin, 24 April 2023 - 04:25 | 123.48k
Maria sedang membungkus perbiji klemben yang telah matang. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Maria sedang membungkus perbiji klemben yang telah matang. (Foto: Anggara Cahya/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Soal Kuliner jangan ditanya, Kabupaten Banyuwangi dengan beragam tradisi punya seribu macam kuliner yang disajikan ketika momentum tertentu. Salah satunya adalah Klemben. Kue Bolu kering khas Banyuwangi ini, sekarang lagi banyak diburu oleh masyarakat lantaran sudah semakin dekatnya hari raya Idul Fitri.

Sudah menjadi tradisi bila suguhan klemben ini berjejer rapi di meja tamu masyarakat Banyuwangi saat lebaran. Perkara rasa cukup luar biasa, dengan tekstur renyah, lembut dan empuk saat dikunyah, siapapun yang mencoba jadi tak ingin berhenti memakan bolu ini, apalagi rasa gurih, manis menjadikan kue ini selalu habis disantap para tamu saat bersilaturahmi.

Advertisement

Beda daerah beda cara, beda tangan beda rasa. Hal itulah yang dialami oleh klemben. Karena memang setiap daerah dan orang yang membuat kue kering ini memiliki ciri khas tersendiri. Seperti saja trio ibu-ibu pembuat klemben asal Dusun Putuk Petung, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur ini. Maria, Misriati dan Baiyah yang membuat klemben masih dengan menggunkan cara yang tradisional.

Membuat klemben secara tradisional terbilang cukup unik, karena mereka bertiga harus menyesuaikan api dan panas agar klemben matang dengan merata. Cara kerjanya mirip Oven, yaitu dengan, tutup atas wajan pemanggang diberikan arang dan serabut kelapa yang juga terbakar, hal itu membuat panas merata didalam wajan klemben dan menjadikan kue mengembang secara merata dan tidak mudah gosong.

"Kalo buat klemben tradisional, harus telaten, api atas dan bawah harus diperhatikan agar merata dan tidak gosong," pungkas Misriati, Kamis (20/04/2023).

Sebanyak lima tungku api, didapur yang terbuat dari dinding bambu itu, Maria, Misriati dan Baiyah sudah hafal betul dengan apa yang akan dia kerjakan, mulai dari meracik bahan dan bumbu klemben, memanggang kue, hingga membungkus klemben satu persatu dalam plastik.

"Klemben Kemiren itu menggunakan gula Aren supaya menciptakan rasa manis yanga berbeda dari gula pasir," ucap, Mistriati, sambil memblender bahan-bahan klemben.

Disaat bersamaan, Maria, juga menyebut jika alasan mereka bertiga masih membuat klemben secara tradisional adalah menjaga keautentikan rasa dari si klemben, selain juga lebih menghemat biaya pembuatan.

"Kurang lebih 7 Pick Up serabut kelapa dan 10 kubik kayu persediaan baham bakar membuat klemben selama bulan Ramadan, untuk hari biasa tidak sebanyak itu," sahut Maria.

Mereka bertiga sudah mulai merintis pembuatan klemben sejak tahun 2000an, Dengan waktu yang tidak singkat tersebut, Maria, Misriati dan Baiyah sudah membuat banyak percobaan karena tuntutan pesanan, yang pada akhirnya mereka bisa membuat klemben dengan berbagai rasa. Mulai dari klemben original, klembem jahe, klemben vanili, klemben keningar dan masih ada yang lainya.

Baiyah, juga turut menjelaskan, selama bulan Ramadan pesanan bolu kering ini meningkat cukup banyak. Dihari biasa kue klemben diproduksi hanya untuk pesanan toko oleh-oleh atau untuk pesanan orang punya hajat, tapi mendekati hari raya pesanan masyarakat bermunculan, bukan hanya di konsumsi pribadi atau suguhan lebaran, tapi ada juga yang untuk dijajakan kembali.

"Sejak tanggal 2 April sudah antri pesanan klemben dari masyarakat. Biasanya pesan 2 Kilogram(KG), 5 Kg hingga 15 Kg," jelas Baiyah.

Selama bulan Ramadan, Baiyah, melanjutkan, bisa memproduksi klembem sebanyak 30 Kg dalam sehari, dengan menghabiskan setidaknya 10 Kg telur. Sedangkan dihari biasa tidak lebih dari 6 Kg telur perhari.

"Untuk harga 1 Kg klemben dijual Rp65.000," tandasnya.

Bahkan, saking banyaknya pesanan klemben menjelang Lebaran, mereka bertiga rela mulai bekerja membuat kue empuk ini pukul 03.00 dini hari setelah sahur dan selesai sore hari pukul 16.00.

Kendati demikian, trio emak itu tidak lupa dalam mengurus rumah tangga, apalagi hingga lupa menyiapkan santap buka untuk keluarga dirumah. Meskipun lelah, mereka tetap bahagia melakukan pekerjaan yang memang menjadi kegemaran ibu-ibu ini.

Buat yang ingin memesan untuk suguhan lebaran, oleh-oleh atau hanya untuk menikmati gurihnya klemben ibu-ibu ini, kalian bisa langsung mengunjungi dapur produksi yang terletak di Dusun Putuk Petung, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, atau menghubungi +62 823-3300-3376. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES