Polisi Bongkar Makam Bayi di Tulungagung, Ini Alasannya

TIMESINDONESIA, TULUNGAGUNG – Sebuah makam tanpa batu nisan berisi jenazah bayi, yang berada di tengah area tempat pemakaman umum desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung, Tulungagung, dibongkar polisi, Kamis (24/2023) siang. Pembongkaran dilakukan untuk mengambil jenazah bayi yang dilaporkan meninggal secara tidak wajar, guna kepentingan outopsi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Kasatreskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra mengatakan, pembongkaran dan outopsi terhadap jenazah bayi tersebut merupakan bagian dari upaya penyelidikan. Pihaknya menduga ada unsur tindak pidana terkait kasus kematian bayi.
Advertisement
"Beberapa hari yang lalu Polres Tulungagung mendapatkan laporan terkait adanya dugaan penemuan bayi yang mengalami kematian secara tidak wajar. Kemudian kita lakukan penyelidikan, lalu dari hasil penyelidikan kita ada dugaan bayi tersebut mengalami kematian diduga karena adanya tindak pidana," kata Kasatreskrim AKP Agung Kurnia Putra, Kamis (27/4/2023).
Pembongkaran dan outopsi jasad bayi yang diakui ibu bayi dilahirkan dalam kondisi telah meninggal tersebut, dilakukan oleh tim Inafis Satreskrim Polres Tulungagung bersama Tim Kedokteran Forensik RSUD dr Iskak Tulungagung. Makam berisi jenazah bayi tersebut hanya berupa gundukan tanah tanpa batu nisan, dan hanya diberi tanda batang pohon kecil yang ditancapkan. Sedangkan kedalaman makam bayi kurang dari satu meter.
"Hari ini kita lakukan pembongkaran untuk menyelidiki apa penyebab kematian bayi tersebut," ujar Kasatreskrim.
Outopsi jenazah bayi untuk mengetahui penyebab kematiannya tersebut, dilakukan oleh tim Forensik di dekat makam bayi. Lokasi tempat outopsi dipasang tenda dan dikelilingi penutup berupa kain. Masyarakat sekitar yang penasaran dilarang mendekat dan hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.
"Langsung kita lakukan outopsi di tempat, karena setelah itu langsung kita lakukan pemakaman kembali secara pantas dan secara keagamaan," tutur AKP Agung Kurnia Putra.
Proses bongkar makam dan outopsi hingga pemakaman kembali jenazah bayi berlangsung selama sekitar 2 jam. Menurut Kasatreskrim, tidak ada sampel organ dari jenazah bayi yang dibawa tim Forensik untuk dilakukan uji laboratorium. Sedangkan terkait hasil outopsi dan visum, pihaknya masih menunggu hasil resmi dari tim Forensik.
"Hasil outopsi belum bisa kita sampaikan sekarang karena secara resmi belum keluar, nanti setelah ada hasil resmi dari tim Forensik akan kita sampaikan," ujarnya.
Lanjut Agung, berkaitan dengan kasus meninggalnya bayi yang diduga tidak wajar tersebut, sampai dengan saat ini pihaknya telah memeriksa sekitar 11 orang saksi. Para saksi terdiri dari ibu bayi berinisial A-Y (23) warga desa Ngunggahan, Kecamatan Bandung dan keluarganya, serta dari pihak rumah sakit yang menerima dan merawat ibu bayi.
"Nanti setelah hasil visum dan outopsi keluar, kita akan lakukan gelar perkara lanjutan," imbuh Agung.
Kasus dugaan bayi meninggal tidak wajar ini bermula dari laporan yang diterima pihak kepolisian terkait adanya penemuan bayi yang meninggal dan dimakamkan secara tidak wajar. Mendapat laporan hal tersebut kemudian polisi melakuakn penyelidikan dan meminta keterangan saksi-saksi.
Kepada polisi, ibu bayi A-Y yang masih nelum menikah tersebut mengaku, melahirkan bayinya sendirian di kamar rumahnya pada Minggu (23/4/2023) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. A-Y menerangkan, saat dilahirkan bayi tersebut sudah dalam kondisi meninggal. Kemudian dia memotong tali pusat bayi menggunakan gunting, kemudian meletakkan bayi di kasur. A-Y mengaku, setelah mengetahui bayinya meninggal dia memasukkan jenazah bayi ke dalam tas. Setelah itu yang bersangkutan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, namun mengalami pendarahan dan pingsan.
Setelah tidak sadarkan diri selama sekitar 1,5 jam, A-Y siuman dan menelepon temannya yang kemudian mengantarkannya ke salah satu rumah sakit yang ada di wilayah Kecamatan Bandung. Sesampai di rumah sakit tersebut, pihak rumah sakit menanyakan kondisi bayi. Akhirnya ayah A-Y datang ke rumah sakit sambil membawa tas berisi bayi yang telah meninggal.
Setelah jenazah bayi dibersihkan, jenazah tersebut diserahkan pihak rumah sakit kepada ayah A-Y, lalu jenazah tersebut dimakamkan bersama salah seorang kerabatnya. Karena AY mengalami perdarahan parah, akhirnya dirujuk ke RSUD dr ISKAK Tulungagung untuk dilakukan perawatan intensif.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |