Peristiwa Daerah

Usai Idulfitri, Pasar Kaget Mingguan Punclut Diserbu Pengunjung

Minggu, 30 April 2023 - 20:32 | 57.61k
Eem sibuk melayani pembeli yang datang ke jongkonya (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)
Eem sibuk melayani pembeli yang datang ke jongkonya (Foto: Djarot/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Setelah beberapa hari lamanya merayakan Idulfitri 1444 H, tentunya suka tidak suka akan kembali kepada kegiatan normal seperti biasanya. Bagi anak-anak atau pekerja swasta yang masih memiliki beberapa lagi hari libur, momen ini dijadikan kesempatan untuk cari suasana yang berbeda.

Berkunjung ke tempat wisata atau taman yang sering dikunjungi orang-orang atau menyengaja mencari tempat hiburan yang bisa sekalian kuliner dan menghirup udara segar.

Advertisement

Biasanya, jika liburan seperti ini, pasar kaget mingguan di Bandung seperti di daerah Gedung Sate atau orang mengenalnya dengan gasibu, Taman Lansia, atau Jl.Terusan Kiaracondong, dan lainnya penuh dengan orang-orang yang ingin jalan-jalan sambil menikmati kuliner dan membeli pernak-pernik asesoris.

Selain sambil berjalan-jalan santai, anak-anak pun bebas melihat-lihat bermacam dagangan yang memanjakan mata, terutama para pencinta kuliner.

Harga barang terjangkau, banyak pilihan kuliner, minuman beraneka ragam, dan terkadang ada juga hiburan “mendadak” seperti sarana karaoke yang ada di tempat tersebut.

Sungguh menghibur dan bisa sekalian menikmati aneka jajanan pasar yang sangat jarang didapat kecuali moment seperti ini, bersama keluarga, saudara atau bahkan teman-teman.

Adalah salah satunya pasar kaget mingguan Punclut di daerah Bandung ke arah utara. Pasar yang sudah puluhan tahun ada ini diminati masyarakat tidak hanya sekitar tapi yang dari jauh pun menyengaja untuk datang ke pasar Punclut ini.

“Ini pasar Punclut baru buka lagi setelah hari Idulfitri, walaupun tidak serame sebelum pandemic covid tapi sudah lumayan rame,” ujar Eem, salah satu pemilik jajanan aneka pais ikan dan udang serta timbel dan ketan hitam, Minggu (30/04/23).

“Saya berdagang di sini sejak orang tua saya berdagang, lalu kemudian ke saya, dan sekarang mulai anak saya membantunya disini,” papar Eem.

Ia menuturkan bahwa karena rumahnya tidak jauh dari lokasi ini, jadi mudah untuk menjangkaunya dan sejak dulu Ketika jalannya masih tanah, ramai dikunjungi orang belanja, apalagi belanja sayuran mentah.

Eem mengungkapkan bahwa ia menyediakan puluhan kilo untuk aneka gorengan ikan impung, udang, dan teri juga  tutut dan kerang hijau ini, maksimal jam 11 siang, dagangannya sudah laku.

Dagangannya yang laku adalah gorengan ikan dan udang serta tutut dan kerang hijau, juga terkadang ada juga yang sekalian membeli nasi timbeul nya papar Eem.

Berbeda dengan Cucu, ia mulai menjual ketan bakar dan peyeum colenak sejak 1 tahun yang lalu. Sebelumnya ia berjualan di Gasibu dan Tegalega.

“Tiap minggu ini saya membawa sekitar 50 potong ketan yang untuk dibakar dan biasanya Sebagian besar laku terjual, “ terang Cucu, warga asli Lembang ini.

“Di Lembang pun ada juga jual ketan ini yang ditangani oleh saudaranya. Hampir sebagian besar penjual ketan di Lembang masih bertalian saudara,” ulas Cucu.

Ia mengungkapkan bahwa akhirnya memutuskan berjualan di pasar Punclut ini karena tidak jauh lokasinya dari Lembang.

Terkadang dengan berjualan di Punclut, ada juga yang meminta Cucu untuk menghidangkan ketan bakarnya di acara tertentu seperti pertemuan arisan atau keluarga.

Jadi, penjualan ketan mingguan ini hanya kesibukan setiap minggu sementara harian, aktivitasnya ada di Lembang dan pengorderan ketan untuk acara-acara tertentu saja.

Cucu berjualan ketan ini cukup lama dan ia merasa senang karena jadi bagian keluarga yang melestarikan makanan jadul asal Jawa Barat ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES