Peristiwa Daerah

Kisah Pilu Sularmi Warga Miskin di Pacitan Atap Rumahnya Nyaris Ambrol

Jumat, 05 Mei 2023 - 17:55 | 76.49k
Kondisi atap rumah Sularmi yang nyaris ambruk, warga kurang mampu di Desa Bolosingo, Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kondisi atap rumah Sularmi yang nyaris ambruk, warga kurang mampu di Desa Bolosingo, Pacitan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Nasib kurang beruntung dialami oleh warga miskin yang beralamatkan di RT 01/RW 02 Dusun Ngasem, Desa Bolosingo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Jawa Timur bernama Sularmi (53) atap rumahnya nyaris ambrol. 

Meski bagian dinding yang semula terbuat dari anyaman bambu sudah direhab, namun atapnya terlihat sudah bolong. Ia pun bingung karena hingga saat ini kondisi ekonominya kian terpuruk. 

Tujuh tahun terakhir, Sularmi layaknya hidup sendirian menempati rumah peninggalan orang tuanya. Sang suami bernama Rohmani telah lama merantau ke Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau hingga sekarang tak kunjung pulang. 

"Ini rumah peninggalan orang tua, mungkin 30 tahun lebih. Jika hujan tiba, genteng kerap bocor, bagian penyangga kayu atap sudah lapuk dimakan usia," katanya, Jumat (5/5/2023).

Saat TIMES Indonesia menyambangi kediamannya, Sularmi tampak menahan sakit. Rupanya, dia habis kecelakaan yang mengharuskan salah satu kakinya dioperasi. Bukan tak ingin untuk memperbaiki rumah dan memulihkan kesehatannya, namun karena tidak memiliki kemampuan dari segi biaya.

"Suami saya lama merantau nggak pulang-pulang. Setiap hujan angin, hati ketar-ketir takut ambruk nggak bisa dibuat berteduh," ujarnya. 

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, ibu dua anak ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun, sejak dua bulan belakangan terpaksa berdiam diri di rumah lantaran kecelakaan yang menimpa sehingga salah satu kakinya harus dioperasi. Kedua anaknya sudah menginjak dewasa, anak sulung pun harus ikut dengan suami di Sumatera. Ia tinggal bersama anak bungsu yang bekerja serabutan. 

"Ya, cukup nggak cukup, kan saya sudah nggak ada pemasukan lagi. Dulu kalau kerja kadang diantar, kadang naik angkutan umum. Lebaran ini anak saya perempuan pulang, jadi ada yang bantuin," tutur Sularmi. 

Nyaris tidak bisa dibedakan, antara dapur dan ruangan inti. Bagian belakang rumah Sularmi hanya ditambal dengan kalsibot, tiang penyangga sudah miring, sedangkan sisi luar bangunan ditopang dengan bambu untuk sementara waktu. 

Rumah-Sularmi.jpgRumah Sularmi yang kondisinya kian memprihatinkan. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia) 

"Kalau ada rejeki maunya dibetulkan, nggak ada biaya, cuma bisa berdoa aja," pintanya sambil menahan isak tangis pilu. 

Upaya Pemdes Bolosingo

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Bolosingo, Sucipto saat dikonfirmasi di kediamannya menjelaskan, jika rumah warganya tersebut sudah dapat bantuan bedah rumah tak layak huni (RTLH) yang diusulkan melalui Dinas Perumahan, Kawasan dan Permukiman (Perkim) setempat.

"Segala upaya sudah kami lakukan, termasuk mengusulkan bantuan, tapi karena nominalnya hanya sekitar Rp7-10 juta, akhirnya yang bersangkutan nggak bisa meneruskan rehab rumah," katanya. 

Sucipto pun mengakui, guna melakukan pembongkaran rumah tersebut membutuhkan biaya banyak. Sedangkan, kondisi Sularmi cukup memprihatinkan, selain sedang sakit, secara ekonomi pun berada di bawah garis kemiskinan. 

"Pihak Perkim mintanya bangunan permanen, sedangkan rumah tersebut pondasi saja tidak ada. Kalau dibongkar semua, butuh biaya banyak. Awalnya masih dinding anyaman bambu, karena kondisi ekonomi sehingga yang bersangkutan nggak bisa meneruskan," paparnya. 

Selain itu, Pemdes Bolosingo mencatat, setidaknya terdapat 36 rumah tak layak huni yang diusulkan mendapat bantuan RTLH. Namun, begitu sudah diacc, warga banyak yang menolak dengan alasan tidak ada biaya tambahan, termasuk pembayaran tukang. 

"Kami sudah sekuat tenaga mengusulkan, semoga ke depan Pemkab Pacitan juga mempertimbangkan nominal bantuan yang pas bagi warga kurang mampu," jelas Kades Bolosingo, Sucipto menanggapi kondisi Sularmi yang atap rumahnya nyaris ambrol. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES