Peristiwa Daerah

Intake PDAM Pacitan Kerap Rusak, Pengambilan Air Bersih Bakal Pindah ke Waduk Thukul

Rabu, 10 Mei 2023 - 17:25 | 82.20k
Penampakan intake penampungan air PDAM di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan yang kerap rusak tersumbat sedimen lumpur. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Penampakan intake penampungan air PDAM di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan yang kerap rusak tersumbat sedimen lumpur. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Intake penampungan milik Perusahaan Daerah Air Minum Pacitan (PDAM Pacitan) kerap rusak sehingga mulai tahun 2024 pengambilan air bersih bakal berpindah ke Waduk Thukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari. 

"Selasa (9/5) kemarin ada kerusakan intake sungai grindulu Desa Purworejo, alirannya tersumbat sedimen lumpur," kata Direktur PDAM Pacitan, Agus Suseno, Rabu (10/5/2023). 

Advertisement

Agus mengungkapkan, meskipun tidak sedang terjadi banjir, namun ada faktor lain yang menyebabkan pipa intake tersumbat bahkan hal ini sering dan berlangsung sampai berhari-hari. 

"Itu sering terjadi bisa dua sampai tiga hari. Memang bisa dikatakan ini jadi rutinitas lapangan, karena kondisi alam, walaupun di sini nggak hujan, tapi sungai yang atas banjir otomatis tertutup lumpur," terangnya. 

Pun demikian, Agus menyebutkan, jika peningkatan kapasitas turbin dan pipanisasi sejauh ini berjalan secara bertahap mengingat butuh biaya banyak. Terlebih, selama 10 tahun terakhir tarif pembayaran pelanggan juga tak kunjung naik. 

"Sudah 10 tahun terakhir nggak ada kenaikan, sejak 2013 akhir silam. Sampai sekarang per meter kubik Rp4.500. Idealnya di atas biaya dasar, yakni Rp4.600-7.000," ujarnya. 

Selain itu, guna mengantisipasi ancaman kekeringan pada musim kemarau panjang, pihaknya pun sudah ancang-ancang terkait segala sesuatu yang dibutuhkan. 

"Ya, segala sesuatu sudah kami persiapkan, kaitannya dengan stok air bersih. Namun sampai saat ini belum ada permintaan dari masing-masing wilayah maupun desa," ucap Agus. 

Sejauh ini, PDAM sendiri sudah menyiagakan empat buah tangki air bersih jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Agar bisa merambah seluruh wilayah, sistem zonasi buka tutup masih tetap diberlakukan. 

"Kami berlakukan sistem zonasi dan bergiliran. Pada prinsipnya jika dibutuhkan kami siap melayani. Pihak desa bisa minta bantuan droping air melalui BPBD," kata Agus. 

Sementara itu, BPBD Pacitan sendiri terus memantau perkembangan yang ada maupun dari BMKG terkait ancaman kekeringan panjang, termasuk memastikan sarpras yang dimiliki dalam kondisi baik dan layak digunakan.

BPBD Pacitan juga mencatat, bahwa wilayah barat menjadi daerah berpotensi tinggi terjadi kekeringan. Seperti, Kecamatan Donorojo dari 12 desa sebanyak 11 di antaranya diprediksi mengalami kekurangan air bersih. Selanjutnya Kecamatan Punung dari 13 desa, sebanyak 12 di antaranya juga diprediksi kekeringan. 

"Kecamatan Nawangan, Bandar dan Tegalombo cukup aman, karena didominasi pegunungan dan masih banyak vegetasi tanamannya," jelas Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES