Peristiwa Daerah

Gus Fahmi Ditunjuk Jadi Ketua PCNU Jombang, Begini Penjelasannya

Rabu, 17 Mei 2023 - 20:45 | 411.37k
KH. Fahmi Amrullah Hadziq atau Gus Fahmi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri yang ditunjuk PBNU sebagai Ketua PCNU Jombang. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
KH. Fahmi Amrullah Hadziq atau Gus Fahmi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri yang ditunjuk PBNU sebagai Ketua PCNU Jombang. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Sempat terjadi polemik ditubuh PCNU Jombang hingga terjadi kekosongan kepengurusan hampir satu tahun. Hingga membuat roda organisasi sempat terhenti. 

Akhirnya, kini PCNU tempat kelahiran Hadratussyech KH. Hasyim Asy'ari itu kembali mempunyai nahkoda baru. Setelah PBNU menunjuk KH. Fahmi Amrullah Hadziq atau Gus Fahmi sebagai Ketua PCNU Jombang. 

Penunjukan Gus Fahmi sebagai Ketua Tanfidzih tersebut telah melalui proses yang panjang. Setelah beberapa kali gagal melaksanakan Konfercab ulang hingga karteker. Pada akhirnya PBNU menunjuk Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Putri menjadi Ketua PCNU Jombang. 

Penunjukan tersebut bukan tanpa dasar atau melanggar AD/ART. Melainkan berdasarkan Peraturan Perkumpulan (Perkum) PBNU Bab V. Dalam pasal tersebut kepengurusan penunjukan hanya berlaku satu tahun saja. 

Pada Bab V ayat 1 menjelaskan Karteker dan kepengurusan definitif dengan masa khitmad terbatas tidak memiliki hak suara musyawarah nasional, wilayah, dan cabang/cabang istimewa. Kemudian di ayat 2 menerangkan status kepesertaan kepengurusan definitif dengan masa khitmad terbatas sebagai peninjau hanya memiliki hak bicara. 

"Secara aturan sudah benar. Namun, periode kepengurusan ini tak biasa karena hanya berjalan selama satu tahun saja dan akan berganti pengurus pada tahun 2024 melalui Konfercab NU mendatang," kata Gus Fahmi kepada TIMES Indonesia, Rabu (17/5/2023). 

Dalam hal ini, Gus Fahmi juga mengaku tak mempunyai kepentingan apapun. Dirinya mau ditunjuk sebagai Ketua PCNU Jombang karena merasa perihatin melihat polemik organisasi yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari yang tak berkesudahan. 

Gus Fahmi mengaku pemilihan dirinya tidak menjadi keinginannya, namun dirinya hanya berkiblat pada pendiri atau Muassis NU yakni KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah, dan KH. Bisri Syansuri. 

"Jujur saya tidak ada kepentingan apapun. Sudah beberapa kali saya ditawari dan saya menolaknya. Akhirnya saya mau bukan berarti saya ingin tidak tapi merasa perihatin," terangnya. 

"Bagi saya menjadi Ketua itu musibah, bukan amanah atau anugerah. Tapi do'akan semoga kami diberikan kesabaran kelancaran, kemudahan, berakhir tahun depan husnul khotimah," tambahnya. 

Gus Fahmi juga menjelaskan tugas yang akan dijalankan dalam kepengurusan 1 tahun mendatang yakni fokus pada Konfercab dan menghidupkan SK MWC dan Ranting yang telah habis masa khidmahnya. Tidak ada kegiatan ataupun program kerja seperti kepengurusan definif seperti biasanya. 

"Tugas utama kita mempersiapkan Konfercab tahun depan yang definitif. Karena banyak SK mati hingga level ranting, padahal mereka harus dilibatkan nanti. Pengurus PCNU sekarang tidak bisa mengambil kebijakan, hanya memiliki hak bicara," paparnya. 

Ia menegaskan jika penunjukan dirinya sebagai Ketua PCNU Jombang dirinya tidak akan terlibat kepentingan apapun, hanya ingin organisasi nahdliyin di Jombang ini dapat berjalan dengan baik.

"Maka ketika saya ditunjuk tidak mudah saya terima, karena saya tidak hobi , bukan keinginan saya. Saya hanya ingin organisasi berjalan dan mempersiapkan tahun depan, tidak ada kepentingan apapun," katanya. 

Gus Fahmi berharap dalam masa kepemimpinannya sebagai Ketua PCNU Jombang yang hanya satu tahun, tugas utama dapat terselesaikan dengan cepat sebagaimana target yang sudah ditentukan. 

"Saya berharap perjalanan kepengurusan kami untuk target mengaktifkan SK hingga level  ranting selesai dalam waktu secepatnya. Saya gak jadi Pengurus NU lebih seneng, karena tanpa begitu juga saya diundang kemana-mana," ujarnya. 

Gus Fahmi kembali menegaskan tentang berhidmah dangan NU tidak harus menjadi pengurus NU. Ia juga mengingatkan tentang dawuh KH. Hasyim Asy'ari yakni “Siapa yang mau mengurusi NU, saya anggap ia santriku. Siapa yang jadi santriku, saya do’akan husnul khotimah beserta anak cucunya,". 

"Dawuh itu sudah jelas, mengurusi NU bukan menjadi pengurus NU. Maka saya lebih bangga menjadi warga NU ketimbang menjadi pengurus NU. Saya pastikan jika ada orang yang lebih bangga menjadi pengurus NU, ketika sudah tidak menjadi pengurus dia tidak bangga menjadi NU," tegas Gus Fahmi.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES