TIMES Indonesia
Peristiwa Daerah

Bangkai Seekor Duyung Dugong Ditemukan Terdampar di Pesisir Pantai Ambon

Minggu, 21 Mei 2023 - 10:02 | 189.56k
Warga menemukan bangkai duyung di pantai pasar Minggu Ambon, Maluku (FOTO; Antara/DedyAzis)
Warga menemukan bangkai duyung di pantai pasar Minggu Ambon, Maluku (FOTO; Antara/DedyAzis)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, AMBON – Bangkai seekor ikan duyung (duyung dugong) ditemukan terdampar di kawasan pesisir pantai pasar Minggu, Kecamatan Baguala, Ambon, Maluku, Sabtu (20/5/2023).

Bangkai mamalia laut sepanjang dua meter itu jadi pusat perhatian warga setempat maupun pengendara yang melintas di kawasan itu.

Advertisement

Sejumlah warga yang menyaksikan peristiwa itu, mengabadikan hewan seberat 300 kilogram itu tersebut dengan menggunakan kamera ponsel mereka.

"Kaget tadi waktu jalan-jalan lalu lihat bangkai ikan duyung ini," kata Mei, warga yang menemukan duyung dugong tersebut di Ambon, Sabtu (20/5/2023).

 

Setelah selama satu jam bangkai duyung dugong jadi bahan tontonan warga, warga menghubungi pihak kepolisian setempat untuk mengevakuasi temuan bangkai tersebut.

Sementara itu warga lainnya, Robert mengatakan peristiwa tersebut baru pertama kalinya terjadi di pesisir pantai yang berbatasan langsung dengan jalanan utama itu.

"Sepertinya ikan ini terpisah dari kawanannya sampai bisa ke sini, karena perairan di sini jauh dari laut lepas," kata dia.

Pasalnya, wilayah pantai pasar Minggu berada di dalam teluk Baguala yang berbatasan langsung dengan Pulau Haruku.

Sekilas tentang Duyung Dugong

Duyung Dugong adalah sejenis mamalia laut, salah satu anggota Sirenia atau sapi laut yang masih bertahan hidup sampai saat ini.

Duyung dugong yang usianya bisa mencapai 22 sampai 25 tahun ini, bukan dikategorikan sebagai ikan karena menyusui anaknya dan merupakan kerabat evolusi dari gajah.

Duyung dugong juga merupakan satu-satunya lembu laut yang bisa ditemukan di kawasan perairan sekurang-kurangnya di 37 negara di wilayah Indo-Pasifik. Namun kebanyakan duyung dugong tinggal di kawasan timur Indonesia dan perairan utara Australia.

Duyung dugong adalah satu-satunya mamalia laut herbivora (pemakan dedaunan), dan semua spesies sapi laut hidup pada perairan segar dengan suhu air tertentu.

Duyung Dugong sangat bergantung kepada rumput laut sebagai sumber makanan, sehingga penyebaran hewan ini terbatas pada kawasan pantai tempat ia dilahirkan.

Hewan ini membutuhkan kawasan jelajah yang luas, perairan dangkal serta tenang, seperti di kawasan teluk dan hutan bakau. Moncong hewan ini menghadap ke bawah agar dapat menjamah rumput laut yang tumbuh di dasar perairan.

Duyung dugong menjadi hewan buruan selama beribu-ribu tahun karena daging dan minyaknya. Populasinya kini semakin menghampiri kepunahan.

IUCN mengklasifikasikan duyung sebagai spesies hewan yang terancam, manakala CITES melarang atau mengharamkan perdagangan barang-barang produksi yang dihasilkan dari hewan ini.

Walaupun spesies ini dilindungi di beberapa negara, penyebab utama penurunan populasinya di antaranya ialah karena pembukaan lahan baru, perburuan, kehilangan habitat serta kematian yang secara tidak langsung disebabkan oleh aktivitas nelayan dalam menangkap ikan. Serta badai, parasit, serta hewan pemangsa seperti ikan hiu, paus pembunuh dan buaya.

IUCN mencatat bahwa populasi duyung dugong mulai menurun dan statusnya menjadi rentan pada tahun 2008 lalu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES