Peristiwa Daerah

Kisah Sehidup Semati Pasutri Ustad Taufiq dan Fauziyah, Meninggal Bareng Selang 7 Jam di Hari yang Sama

Minggu, 21 Mei 2023 - 19:27 | 257.30k
Jenazah Ustad Taufiq dan istrinya, Fauziyah, sebelum dimakamkan di desa setempat. (Foto: LazisMu for TIMES Indonesia)
Jenazah Ustad Taufiq dan istrinya, Fauziyah, sebelum dimakamkan di desa setempat. (Foto: LazisMu for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Mendung di Desa Suronatan, Kecamatan Kemantren Ngampilan, Kulonprogo, Yogyakarta, menggelayut seakan turut bersedih pada Minggu, 21 Mei 2023. Dua tokoh agama setempat Drs H Taufiq Imron MSi, menghembuskan nafas terakhirnya pukul 05.30 di usia 64 tahun. Sang ustad meninggal di rumahnya. 

Masih dalam suasana duka, selang tujuh jam setelahnya, Fauziyah Tri Astuti, sang istri Ustad Taufiq, menyusul suaminya. 

Advertisement

Ustad Taufiq diketahui menderita sakit berkepanjangan dan menjalani cuci darah mingguan. Perjuangan panjang ustadz Taufiq akhirnya bertemu pada takdir-Nya.

Tentu saja kabar wafatnya tokoh agama desa itu membuat warga desa berduka. Apalagi Ustad Taufiq dikenal sebagai jujugan warga untuk bertanya dan menyelesaikan problem-problem agama. Namun, kabar duka tersebut bertambah berat. 

Pada hari yang sama, berita mengejutkan lainnya datang dari RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta: Fauziyah Tri Astuti, istri Taufiq dan mantan direktur Madrasah Mu`allimat Muhammadiyah Yogyakarta, juga telah meninggal dunia. Fauziyah, yang dikenal dengan sebutan Tutik, diketahui telah lama berjuang melawan kanker paru-paru.

Pagi itu, seperti biasa, kendaraan ambulans dari LazisMU Kauman menjemput Taufiq setiap pagi untuk dibawa ke rumah sakit yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya. Siapa sangka, pada Minggu ini, ambulans tersebut membawa jenazah suami istri tersebut untuk terakhir kalinya.

Peristiwa tragis ini langsung mengubah suasana di kampung Suronatan. Warga, yang sebelumnya mempersiapkan prosesi pemakaman Taufiq yang direncanakan setelah shalat Ashar, kini terpukul dengan kehilangan ganda. 

"Beliau berdua orang baik. Kami sangat kaget," ucap Hadi, warga setempat.

Kesedihan warga pun makin tampak. Bahkan para pedagang yang biasanya berjualan di Jalan Taqwa desa itu juga merasa berduka. Mereka menutup lapak dagangannya sebagai bentuk penghormatan.

Dimakamkan Berdampingan

Kedua jenazah pasutri ini ditempatkan berdampingan di Masjid Taqwa Suronatan, tempat Taufiq biasa memberikan ceramah dan petuah. Suasana haru menggantikan kebiasaan ramai masjid itu. Warga yang datang untuk takziah menyaksikan pemandangan ini dengan air mata mengalir.

Almarhum Taufiq dan almarhumah Tutik dimakamkan di pemakaman Husnul Khatimah Sentolo, Kulonprogo setelah shalat ashar. Keduanya dimakamkan berdampingan.

Peristiwa ini mengingatkan kita semua tentang betapa singkat dan tak terduga hidup ini. Namun, dalam duka dan kehilangan, semangat kebersamaan dan solidaritas warga Suronatan menjadi lebih kuat. 

Dalam perpisahan ini, mereka tidak hanya menghormati dua jiwa yang telah berpulang, tetapi juga merenungkan arti kehidupan dan kematian, serta nilai-nilai kasih sayang dan pengabdian kepada komunitas.

Pasutri Sosok Inspirasi bagi Warga

Almarhum Ustad Taufiq dikenal sebagai sosok yang berdedikasi dan memberikan inspirasi bagi warganya. Dalam hidupnya, Taufiq tidak hanya membagikan ilmu agama, tetapi juga menunjukkan bagaimana berinteraksi dengan orang lain dengan sikap penuh kasih dan sabar. 

Sementara, Tutik, istrinya, juga menjadi panutan bagi banyak orang melalui karya dan dedikasinya di Madrasah Mu`allimat Muhammadiyah, Yogyakarta.

Kabar duka ini, meski sangat memilukan, juga menjadi sumber pelajaran bagi warga. Seperti yang diingatkan oleh Taufiq dan Tutik, kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Yang terpenting adalah bagaimana kita menggunakan waktu tersebut untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan masyarakat sekitar kita.

"Peristiwa ini menjadi bukti nyata tentang kedekatan Taufiq dan Tutik, tidak hanya dalam kehidupan, tetapi juga dalam kematian. Kedua almarhum meninggalkan warisan yang akan selalu dikenang dan dihargai oleh warga Suronatan dan juga oleh mereka yang pernah mengenal mereka," kenang Ahmad, warga tetangga desa 

"Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga, teman, dan semua yang mengenal Drs H Taufiq Imron MSi dan Fauziyah Tri Astuti. Semoga kedua almarhum diterima di sisi-Nya dan mendapatkan tempat terbaik di surga. Selamat jalan, Ustadz Taufiq dan Bu Tutik. Terima kasih atas segala dedikasi dan inspirasi yang telah Anda berikan," tambah tokoh masyarakat setempat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES