Sumba Timur Urutan Tiga Daerah Termiskin di NTT

TIMESINDONESIA, SUMBA TIMUR – Kabupaten Sumba Timur berada di urutan ketiga daerah termiskin setelah Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Sabu Raijua dari 21 Kabupaten/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sumba Timur tahun 2021 mencapai 78.33 ribu jiwa atau 29,68 persen dan pada tahun 2022 mencapai 75,28 ribu jiwa atau 28,22 persen.
Advertisement
Sementara di urutan kedua, Kabupaten Sabu Raijua dengan penduduk miskin di tahun 2021 mencapai 30, 60 ribu jiwa atau 30,13 persen dan pada tahun 2022 mencapai 30 ribu jiwa atau 28,73 persen.
Sedangkan di urutan pertama yakni Kabupaten Sumba Tengah dengan penduduk miskin di tahun 2021 mencapai 25,48 ribu jiwa atau 34,27 persen dan pada tahun 2022 mencapai 24,49 atau 32,51 persen.
Adrianus Kabubu Hudang, salah seorang Akademisi Unkriswina Sumba, mengatakan angka kemiskinan di Kabupaten Sumba Timur yang berada di urutan ketiga tentu dari segi komposisi penduduk Sumba Timur paling banyak usia produktif sudah bekerja.
Namun, lanjut Adrianus, sebagian besar atau hampir 70 persen penduduk Sumba Timur dengan tingkat pendidikan dibawah. Sehingga dapat dibayangkan jika tingkat penduduk dengan komposisi besar tingkat pendidikannya rendah berarti kemampuan untuk bisa menghasilkan sesuatu atau melihat sumber daya itu sangat terbatas.
“Nah, ini yang perlu kita lihat karena dengan tingkat pendidikan rendah itu tentu belum maksimal dalam dia menciptakan sesuatu pekerjaan atau masalah-masalah lainnya maupun etos kerja kurang, malas, dan budaya juga yang tidak mendukung untuk produktif,” terang Adrianus, saat dimintai pendapatnya, Selasa (30/5/2023).
Adrianus menjelaskan, potensi di Sumba Timur itu banyak karena terbukti bahwa orang-orang dari luar masuk di Sumba Timur berhasil. Lantas, mengapa orang lokal tidak bisa karena tidak memiliki kapasitas dalam menciptakan sesuatu untuk mencapai keberhasilan.
Di sisi lain, Adrianus mengakui bahwa infrastruktur juga punya peran penting sebagai faktor pendukung untuk memanfaatkan sumber daya seperti jalan, irigasi sehingga terbukanya akses jalan dari desa ke kota agar masyarakat dapat menjalankan ekonominya dengan lancar.
“Bagaimana mungkin kalau ada hasil dari desa mau dibawa ke kota untuk dijual kalau akses jalan tidak mendukung. Ini salah satu kendala yang dapat memicu adanya kemiskinan,”tuturnya.
Adrianus menambahkan, terkait kemiskinan di Kabupaten Sumba Timur pihaknya perlu penekanan penguatan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan untuk menunjang pembangunan.
“Pasalnya, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam pembangunan nasional,”pungkas Adrianus menyikapi Sumba Timur yang berada di urutan ketiga daerah termiskin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sholihin Nur |