Pangdam Mayjen Farid Makruf Komitmen Dukung Keamanan dan Keselamatan di Jalur KA

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf berkomitmen mendukung keamanan dan keselamatan di perlintasan sebidang jalur kereta api di wilayah Jawa Timur.
Hal demikian ia sampaikan saat menjadi salah satu narasumber pada seminar nasional dengan tema "Peningkatan Keamanan dan Keselamatan di Perlintasan Sebidang Jalur Kereta Api" yang diselenggarakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Surabaya, Kamis, (15/6/2023).
Advertisement
Babinsa Bisa Bantu PT KAI
Jenderal bintang dua itu menyampaikan Kodam V/Brawijaya merupakan kompartemen strategis yang memiliki tupok gar bin siap operasi pertahanan aktif di wilayah Jawa Timur. Terdiri dari korem, kodim dan koramil yang membawahi Babinsa.
Pihak Kodam V/Brawijaya bisa membantu PT KAI melakukan penyuluhan keamanan dan keselamatan di perlintasan sebidang jalur kereta api. Tugas itu nantinya bisa dilakukan oleh Babinsa. Sesuai dengan tugas utama Babinsa yaitu membantu memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan masyarakat.
“Para Babinsa nanti turun langsung ke masyarakat menyosialisasikan peningkatan keselamatan perlintasan KA,”ujar Pangdam.
Babinsa juga bisa melakukan pembinaan kepada masyarakat tentang pengamanan terhadap sarpras perkeretaapian. Para Babinsa juga bisa melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait.
Tidak hanya itu, Babinsa juga bisa melakukan pertukaran daya dan informasi terkait hal-hal yang menonjol. Tapi juga patroli jalur perlintasan KA, serta melaksanakan monitoring dan pengawasan.
Saat ini, kata Pangdam, masih terdapat perlintasan kereta api yang tidak terjaga/perlintasan liar. Kemudian kurangnya rambu-rambu perlintasan kereta. Masih terjadinya pencurian aset oleh oknum masyarakat seperti pengait rel yang menyebabkan anjlok atau rel keluar dari bantalan.
Terjadi pula pencurian saluran kabel telepon sehingga komunikasi rel kereta terputus dan beberapa aset tanah KAI yang dikuasai oleh masyarakat.
“Melihat kondisi itu, kami siap membantu PT KAI melakukan sosialisasi peningkatan keselamatan perlintasan kereta api,” kata Pangdam mengakhiri paparan materinya.
Butuh Peran Baik Pemerintah
Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI Sandry Pasambuna mengatakan, kegiatan seminar nasional ini dimaksudkan untuk menyampaikan gambaran kondisi perlintasan sebidang kepada stakeholders. Sekaligus penyegaran kembali terkait izin/peraturan perpotongan dan atau persinggungan antara jalur kereta api dan bangunan lain.
Pertemuan ini juga berfungsi untuk membangun sinergisitas para stakeholder dalam mencegah kecelakaan di perlintasan sebidang jalur kereta api.
“Sehingga dengan diselenggarakannya Seminar Nasional ini, akan ada solusi penanganan yang lebih efektif untuk meminimalisasi kecelakaan, serta adanya realisasi di lapangan untuk penanganan peningkatkan keamanan dan keselamatan di perlintasan sebidang,” kata Sandry.
Hingga saat ini kata dia, terdapat sejumlah 3.693 perlintasan sebidang jalur kereta api yang terdiri dari 1.598 perlintasan dijaga dan 2.095 perlintasan tidak dijaga.
Perlintasan sebidang tersebut tersebar di berbagai jenis jalan seperti jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan jalan desa, serta jalan khusus yang digunakan oleh badan hukum atau lembaga.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No 94 Tahun 2018 pasal 2, pengelolaan perlintasan sebidang tersebut dilakukan oleh penanggung jawab jalan sesuai klasifikasinya. Yakni menteri untuk jalan nasional, gubernur untuk jalan provinsi, bupati/walikota untuk jalan kabupaten/kota dan jalan desa, serta badan hukum atau lembaga untuk Jalan khusus yang digunakan oleh badan hukum atau lembaga.
Menurut dia, keberadaan perlintasan sebidang di sebagian tempat melewati pemukiman warga dan daerah industri, sehingga rawan terjadi kecelakaan temperan.
Dalam kurun 3 tahun terakhir, terjadi banyak kecelakaan di perlintasan sebidang jalur kereta api yang merenggut korban manusia secara signifikan. Sebanyak 690 kejadian kecelakaan di perlintasan sebidang, dengan korban meninggal dunia sejumlah 202 orang, luka berat sejumlah 132 orang, dan luka ringan sejumlah 184 orang.
Sandry menekankan perlunya peran pemerintah. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sampai level kepala desa untuk meminimalisasi potensi terjadinya kecelakaan di perlintasan sebidang jalur KA.
Di samping itu, lanjutnya, KAI juga mendorong pembangunan perlintasan sebidang yang aman dan sesuai aturan atau menutupnya jika berpotensi membahayakan masyarakat pengguna jalan.
“Diharapkan melalui diselenggarakannya seminar nasional dengan konsep diskusi dan sharing experience ini, dapat memberikan kesamaan persepsi seputar aturan tentang keselamatan di perlintasan kepada seluruh stakeholder,” kata dia.
Selanjutnya melalui satu kesepahaman tersebut dapat memotivasi untuk bersama-sama mengembangkan budaya keamanan dan keselamatan, sehingga dapat mempertahankan kinerja keamanan dan keselamatan khususnya bidang perkeretaapian.
Kegiatan seminar ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Mohamad Risal Wasal; Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono; Panglima Kodam V Mayjen TNI Farid Makruf; Komisaris Utama KAI KH Said Aqil Siroj; Pemerhati Transportasi Djoko Setijowarno; jajaran Direksi KAI; jajaran Komisaris KAI.
Ada juga Perwakilan Kementerian Keuangan, Perwakilan Kementerian PUPR, Perwakilan Kementrian Dalam Negeri, Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Perwakilan Polda Jawa Timur beserta stakeholder lainnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Syarifah Latowa |
Publisher | : Rifky Rezfany |