Peristiwa Daerah

Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas II A Malang Lahirkan Karya Buku

Selasa, 27 Juni 2023 - 21:17 | 72.07k
Launching dan bedah buku karya warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Malang berjudul Perempuan dan Memoar Api Biru, Selasa (27/6/2023). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Launching dan bedah buku karya warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Malang berjudul Perempuan dan Memoar Api Biru, Selasa (27/6/2023). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Malang melakukan peluncuran dan bedah buku  berjudul Perempuan dan Memoar Api Biru, Selasa (27/6/2023). Buku tersebut merupakan karya dari beberapa warga binaan mereka, yang berisi pengakuan atas kesalahan mereka di masa lampau, yang menyebabkan mereka harus tinggal di Lapas untuk sementara waktu.

Plt. Kepala Lapas Perempuan Malang, Lilik Sulistyowati mengatakan, buku ini merupakan hasil program rehab sosial yang dijalankan oleh Lapas Perempuan Kelas II A Malang, yang bekerja sama dengan profesional untuk memberikan pembinaan dan pendampingan agar para warga binaan bisa menulis.

Advertisement

"Walaupun di dalam tetapi tetap semangat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan  Buku ini semoga bermanfaat untuk yang lain dan ditiru oleh lainya," ucapnya.

Menurutnya, selain memperoleh hak makan dan minum, selama di Lapas warga binaan juga punya hak untuk mendapatkan pendidikan. Baik itu yang formal, maupun non formal yang berupa peningkatan skill.

"Saya berharap teman-teman yang sudah menulis tetap bisa menulis. Ini untuk pelajaran bagi semuanya, supaya nanti tidak kembali ke lapas," harapnya.

Pemateri pembedah buku, yang juga pembina kepenulisan warga binaan, Wida Purnama mengatakan buku Perempuan dan Memoar Api Biru itu bercerita tentang kisah para perempuan dari program rehabilitasi Lapas perempuan kelas II A Malang. Kisah-kisah dalam buku ini disarikan dari pengalaman pribadi para penulisnya. 

"Secara garis besar bagian-bagian yang dipotret dalam cerita-cerita mereka adalah fase kehidupan yang mengantar mereka ke tempat ini. Hampir semua cerita dalam buku ini bersifat depretif, berasal dari dunia gelap, dari titik terendah penulisnya, dan sebetulnya juga berasal dari rasa sakit yang barangkali sedang mereka ajak berdamai dalam masa-masa rehabilitasi itu," ucapnya.

Salah seorang warga binaan yang menuliskan ceritanya dalam buku tersebut, Ani mengatakan, ada perjuangan panjang yang harus mereka lalui sebelum akhirnya bisa menerbitkan buku tersebut. 

"Waktu kita menulis ini sebenarnya tidak mudah, perjuangan kamu begitu panjangnya, karena sebenarnya kita nggak bisa nulis, kita mulai dari awal itu kita pelajari materinya kadang di tengah-tengah kita berputus asa kenapa kita membuat cerpen itu begitu berat dan sulitnya," ucapnya.

Namun berkat dukungan semua pihak, para warga binaan akhirnya bisa menyelesaikan cerpen - cerpen mereka, hingga akhirnya bisa dibukukan. Ani mengatakan, ada kisah dibalik pemberian judul buku tersebut.

"Tentang judul buku ini, yakni Perempuan dan Memoar Api Biru, benar ini adalah metafora atau perumpamaan. Api biru itu diambil dari alat-alat kita waktu memakai narkoba, jadi kira perumpamakan disini sebagai api biru, dan isi dari buku ini adalah pengalaman-pengalaman waktu kita terjebak dengan dunia narkoba," uapnya.

Menurutnya, ada banyak pengalaman dan pelajaran berharga yang mereka terima dari adanya buku tersebut. Salah satunya yakni agar orang-orang bisa belajar, agar tidak sampai masuk dalam lubang kesalahan yang pernah mereka lakukan. 

"Alhamdulillah dengan buku ini insya Allah akan banyak hikmah yang kami ambil," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES