Puluhan Warga Kalilom Diduga Keracunan Daging Kurban Olahan, Dinkes Gerak Cepat

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Puluhan warga di Kampung Kalilom Lor Indah, Gang Seruni II, Kali Kedinding, Kenjeran Surabaya diduga keracunan massal setelah mengonsumsi menu daging kurban olahan.
Menu daging kurban yang diolah warga Kalilom tersebut berupa sate, gule dan krengsengan. Namun ada satu menu yang belum sempat diolah yakni kikil.
Advertisement
Salah satu keluarga korban keracunan massal yakni Sami’is menerangkan jika di kampungnya selalu menggelar tradisi makan bersama saat Idul Adha tiba. Tapi baru kali ini ada kejadian tersebut.
Setiap tahun, warga Kampung Kalilom Lor Indah Seruni II memiliki tradisi makan bersama saat Hari Raya Idul Adha termasuk pada Jumat malam (30/6/2023).
“Tiap tahun kita punya tradisi makan-makan bersama satu kampung saat Idul Adha. Biasanya aman-aman saja, baru kali ini kena musibah. Ada tiga menu yang dimasak, sate, gule sama krengsengan. Harusnya empat menu, tapi kikil nya belum sempat dimasak,” ucapnya kepada wartawan.
Sami’is menjelaskan yang menjadi korban keracunan ini adalah anak laki-lakinya yang berusia 14 tahun dan istrinya, dan hingga kini masih dalam perawatan Tanah Kali Kedinding Surabaya, begitu juga dengan puluhan warga lainnya.
Malam itu setelah makan-makan ada jeda beberapa jam, tiba-tiba banyak yang mengeluhkan pusing dan mual. Anak dan istri saya termasuk korbannya dan sekarang dirawat disini (Puskesmas Tanah Kali Kedinding),” jelas Sami’is.
“Ada kurang lebih 55 sampai 60 orang yang keracunan. Ada yang dibawa ke Puskesmas dan juga ada yang dirujuk ke Rumah Sakit dr Soewandi dan juga Rumah Sakit Unair,” imbuhnya,
Sementara Beni, salah satu korban keracunan massal menyampaikan, saat acara makan-makan dirinya hanya menyantap empat tusuk sate. Tak lama kemudian, ia merasa pusing dan memilih pulang untuk istirahat. Namun karena kondisinya semakin parah, akhirnya dia memilih untuk ke Puskesmas.
“Saya makan empat sate. Sebenarnya dari semalam sudah pusing, tapi saya biarkan. Pagi ini kondisinya makin parah akhirnya saya ke Puskesmas. Anak saya juga jadi korban,” terangnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya langsung gerak cepat (gercep) dalam memberikan penanganan medis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
Pada Kamis, (29/6) pagi, dilakukan penyembelihan hewan kurban berupa kambing dan dilanjutkan dengan kegiatan makan bersama pada pukul 19.00 WIB di Kalilom Lor Indah Gg Seruni II, RT 12 RW 10 Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran.
Pada hari Jumat pagi menjelang subuh, 30 Juni 2023, muncul keluhan warga di sekitar Wilayah Kalilom Lor Indah Gg Seruni II tersebut.
"Warga mengeluh mual, muntah, diare, badan panas disertai pusing setelah menyantap makanan yang disajikan secara massal pada Kamis (29/6) lalu,” kata Nanik kepada wartawan, Minggu (2/7/2023).
Nanik menjelaskan, sebagian warga ada yang langsung berobat secara mandiri. Selain itu, juga ada warga yang menghubungi ke Kapusk (Kepala Puskesmas) Tanah Kali Kedinding sekitar pukul 16.00 WIB dengan gejala serupa.
Petugas Puskesmas kemudian segera melakukan pemantauan dan melaporkan indikasi adanya keracunan makanan yang disantap warga pada Jumat (30/6) sore.
“Dilakukan pemantauan dan penanganan terhadap pasien yang mempunyai keluhan keracunan makanan. Dari hasil penyisiran data pasien oleh petugas Puskesmas didampingi Dinkes Surabaya ke rumah-rumah warga pada Sabtu, (1/7), dihimpun sebanyak 71 orang mengalami keracunan,” ujarnya.
Korban yang mengalami keracunan, di antaranya 22 pasien dengan gejala ringan dan diobati oleh Puskesmas di masing-masing rumah pasien.
Selanjutnya, 23 pasien yang melakukan berobat jalan di Faskes (fasilitas kesehatan) selain Puskesmas Tanah Kali Kedinding, mendapatkan pemantauan intensif oleh Puskesmas. Kemudian, 14 pasien dengan kondisi sudah stabil dilakukan rawat inap di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya.
Selain itu, 12 pasien lainnya dirujuk ke rumah sakit dan Puskesmas Ranap (rawat inap) terdekat di sekitar wilayah Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya.
Di antaranya, 3 pasien dirawat di RS Unair, 4 pasien dirawat di RSUD Dr. Soewandhie, dan 1 pasien dirawat di RS Mitra Keluarga Kenjeran. Serta, 3 pasien di rawat di Puskesmas Bulak Banteng, dan 1 orang pasien lainnya dirawat di Puskesmas Sidotopo Wetan.
Pada proses tindak lanjut penanganannya, Nanik mengaku bahwa Puskesmas Tanah Kali Kedinding melakukan pemantauan intensif terhadap pasien yang masih dalam perawatan.
Baik di Puskesmas, rumah sakit, maupun rumah pasien. Serta melakukan observasi, apakah ada kasus lanjutan di wilayah tersebut untuk berkoordinasi dengan RT/RW dan kelurahan.
“Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya juga telah mengirimkan sampel makanan yang dicurigai menyebabkan keracunan, untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium berkoordinasi dengan Dinkes Surabaya. Terdapat empat jenis sampel yang dikirim ke laboratorium, yakni sate, gule, krengsengan, dan air,” ungkapnya.
Puskesmas Tanah Kali Kedinding, lanjut Nanik, juga membuka Posko penanganan lanjutan di wilayah tersebut untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap warga setempat mulai hari ini, Minggu (2/7/2023).
Bahkan, warga setempat juga mendirikan posko di sekitar wilayah RT 12 pada salah satu rumah warga, yang mulai beroperasi pukul 09.00 WIB.
“Petugas Puskesmas akan terus menyisir kembali, apakah ada yang mempunyai keluhan serupa, sekaligus melakukan pemantauan pengobatan bagi pasien yang rawat jalan (di rumah) sesuai hasil penyisiran pasien pada 1 Juli 2023,” tuturnya.
Tak hanya itu, Dinkes Surabaya akan terus melakukan pemantauan intensif terhadap penanganan pasien yang sedang dirawat. Baik di Puskesmas, rumah sakit, maupun pasien yang melakukan rawat jalan. Serta, melakukan koordinasi pengiriman sampel ke BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Surabaya dilengkapi dengan kronologi kasus keracunan makanan sesuai hasil investigasi lapangan pada 1 Juli 2023 untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Tentunya kami juga akan melakukan pemantauan dari hasil pemeriksaan laboratorium untuk di identifikasi penyebab keracunan tersebut,” pungkas Nanik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |