Peristiwa Daerah

Dosen yang juga Polisi, Yogi Firmanda All Out Perangi Narkoba 

Senin, 17 Juli 2023 - 14:30 | 110.81k
Brigadir Polri Yogi Firmanda Jatnika Pratama, dosen yang juga bertugas di Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri. (foto: dok pribadi)
Brigadir Polri Yogi Firmanda Jatnika Pratama, dosen yang juga bertugas di Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri. (foto: dok pribadi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Brigadir Polri Yogi Firmanda Jatnika Pratama, yang saat ini bertugas di Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, mendedikasikan dirinya untuk melawan peredaran narkoba di Indonesia. Dalam upaya memerangi kejahatan ini, Yogi tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai anggota kepolisian, tetapi juga terlibat dalam dunia pendidikan sebagai dosen.

Menurut Yogi, darah polisi mengalir dari keluarganya. Ayah, paman, kakek dari ibu, dan kakek dari ayahnya juga merupakan anggota Polri. 
Pria kelahiran Sumenep ini juga memilih untuk mengabdikan dirinya sebagai anggota Polri, terutama sebagai penyidik. Motivasi utama polisi kelahiran 13 Maret 1993 adalah mengungkap kasus-kasus kejahatan dan membantu masyarakat. "Inilah yang mendorong saya untuk memilih profesi sebagai anggota Polri," ucapnya kepada TIMES Indonesia, Kamis (17/7/2023).

Advertisement

Berpangkat Brigadir, Yogi menemukan kepuasan dan selalu menemui hal-hal baru dalam pekerjaannya sebagai anggota Polri. Salah satu hal yang paling menarik adalah pengungkapan kasus tindak pidana narkoba. Meskipun merasa sedih dengan peningkatan pengungkapan kasus narkoba yang melibatkan generasi muda, alumnis SMAN 1 Sumenep ini merasa senang bisa terlibat dalam upaya pemberantasan narkoba di Indonesia.

Brigadir-Polri-Yogi-Firmanda-Jatnika-Pratama-b.jpg

Sebelum bergabung dengan Polri, Yogi mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Malang dengan jurusan Kependidikan. Ia memiliki cita-cita menjadi seorang dosen. Namun, setelah lulus S1, ia mendapat kesempatan untuk menjadi anggota Polri melalui rekrutmen brigadir khusus penyidik pembantu pada tahun 2016. 

Pada tahun 2019, setelah menyelesaikan pendidikan S2, keinginan Yogi untuk menjadi dosen muncul kembali. Baginya, dunia pendidikan, terutama pendidikan tinggi, memiliki peran penting dalam kemajuan suatu bangsa. 

"Saya ingin berperan dalam dunia pendidikan, khususnya sebagai dosen, untuk merasakan bagaimana Indonesia mencapai kesuksesan di bidang pendidikan," ucap pria berzodiak Pices ini.

Yogi selalu merasa, mengedukasi masyarakat merupakan kewajiban sebagai anggota Polri. Dengan menjadi dosen, ia juga memiliki kesempatan lebih nyata untuk melaksanakan tugas tersebut. Yogi dapat berinteraksi langsung dengan mahasiswa, dan selain mentransfer ilmu, ia juga dapat melakukan kampanye tentang bahaya narkoba. Hal ini diharapkan dapat menyelamatkan generasi muda dari penyalahgunaan narkoba.

Yogi juga terlibat dalam program Kemendikbud yang dikenal sebagai praktisi mengajar. Melalui program ini, ia dapat mewujudkan cita-citanya sebagai dosen. "Hingga saat ini, tidak ada masalah yang dihadapi, terutama dalam hal waktu," ucap lulusan Prodi Magister Ilmu Hukum UPN Veteran Jakarta ini. 

Program yang baik ini memungkinkan koordinasi yang baik antara Yogi dan pihak kampus terkait jadwal perkuliahan. Meskipun harus berkorban lebih banyak waktu, Yogi siap mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga untuk mengajar.

Secara pribadi, Yogi berharap dapat menjadi dosen dengan tanggung jawab yang lebih besar. Ia ingin terlibat dalam penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan melakukan riset. Selain itu, ia ingin menjadi bagian yang utuh di suatu perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, sebagai dosen.

Hingga saat ini, Yogi telah mengajar sebagai dosen praktisi di tiga kampus dengan tiga mata kuliah berbeda. Ia mengajar mata kuliah Sosiologi Hukum di Universitas Negeri Jakarta, Hukum Kepegawaian di Universitas Wiraraja Sumenep, dan Hukum Pidana di Universitas PGRI Madiun.

Bagi Yogi tidak ada masalah dalam menjalankan tugasnya baik sebagai anggota Polri maupun sebagai dosen. Selama ia dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya di kepolisian dan di kampus tempatnya mengajar, tidak ada masalah yang dihadapi. Menurutnya, tidak perlu memilih antara keduanya karena keduanya dapat bersinergi. 

"Namun, saat ini, menjadi dosen merupakan pengobat lelah bagi saya setelah menjalankan tugas polisi. Interaksi dengan pikiran mahasiswa yang penuh idealisme membuatnya semakin bersemangat untuk terus berkontribusi di kepolisian," ucapnya.

Dengan tekad yang kuat, Yogi terus melangkah maju dalam melawan peredaran narkoba dan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui peran gandanya sebagai dosen. Harapannya adalah dapat menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba dan turut berkontribusi dalam kemajuan bangsa melalui pendidikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES