Peristiwa Daerah

Kisah Nun Kalim Genggong, Tidak Bisa Bicara tapi Paham Tujuh Bahasa

Minggu, 23 Juli 2023 - 22:34 | 259.28k
Dari kiri: KH Moh Hasan Abdel Bar, KH Sholeh Nahrawi (Nun Kalim), KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. (Foto: Repro Dokumen Keluarga Genggong)
Dari kiri: KH Moh Hasan Abdel Bar, KH Sholeh Nahrawi (Nun Kalim), KH Moh. Hasan Mutawakkil Alallah. (Foto: Repro Dokumen Keluarga Genggong)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Almarhum KH Sholeh Nahrawi atau Nun Kalim Genggong dikenal memiliki banyak karomah dan keistimewaan. Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Jatim, ini juga diketahui bisa memahami banyak bahasa, meski dirinya tuna wicara.

Hingga kini, setiap tahun acara haul Alm KH. Sholeh Nahrawi, selalu dibanjiri oleh ribuan masyarakat. Baik alumni, simpatisan, maupun masyarakat dari berbagai daerah. Tak terkecuali haul yang dihelat di Pesantren Baitus Sholihin, Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Minggu (23/7/2023).

Advertisement

Ramainya masyarakat yang hadir dalam haul tersebut tidak lepas dari karomah dan keistimewaan yang dimiliki sang wali Allah ini semasa hidupnya. Salah satunya paham tujuh bahasa.

Padahal Nun Kalim tidak pernah mengenyam pendidikan apapun untuk belajar bahasa. Namun, cucu KH Hasan Sepuh Genggong ini dapat memahami bahasa latin, arab, Inggris, Jerman, bahkan bahasa China.

Jika ditanya, dari mana Nun Kalim mengerti bahasa-bahasa tersebut, putra KH Ahmad Nahrawi ini mengaku belajar dari Nabi Khidir.

Tak hanya sampai di situ saja, karomah dan keistimewaan Nun Kalim juga banyak diketahui para santri lainnya. Nun Kalim juga dikenal selalu memberikan isyarah pada seseorang untuk menunaikan ibadah haji.

Nun Kalim acap kali menyuruh seseorang untuk pergi menunaikan haji. Isyarah itu tak hanya dilontarkan bagi warga kaya saja, melainkan warga tak mampu juga. Semua petunjuk itu selalu terwujud dalam kurun waktu yang tak lama.

"Nun Kalim ini sering memberikan isyarah (petunjuk, red) kepada seorang warga untuk menunaikan ibadah haji. Isyarah itu pun selalu terwujud dalam kurun waktu dekat," ungkap Nun Mohammad Hasan Maulana atau Nun Diego menceritakan manaqib Nun Kalim.

Salah satu buktinya adalah Hasan, warga Pulau Gili Ketapang yang kemudian berganti nama H Abdullah pasca menunaikan ibadah haji. Dia menjadi saksi betapa sesuatu yang mustahil baginya, pada akhirnya menjadi kenyataan setelah Nun Kalim memintanya menunaikan ibadah haji.

Sekitar tahun 1985, dia sowan ke Nun Kalim. Dalam pertemuan itu dia diminta untuk menunaikan ibadah haji. Tak lama setelah itu, petunjuk itu pun terwujud. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES