Peristiwa Daerah

Bagi-Bagi Mainan Tradisional, Cara Karina Aliya Afandi Rayakan Hari Anak Nasional

Selasa, 25 Juli 2023 - 10:15 | 60.96k
Jebolan Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 Karina Aliya Afandi membagikan mainan tradisional di Surabaya, Senin (24/7/2023) malam. (FOTO: Dok. Pribadi)
Jebolan Puteri Anak Indonesia Budaya 2022 Karina Aliya Afandi membagikan mainan tradisional di Surabaya, Senin (24/7/2023) malam. (FOTO: Dok. Pribadi)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Berbagi permainan tradisional kepada anak-anak menjadi cara Karina Aliya Afandi dalam merayakan Hari Anak Nasional

Sebagai jebolan Puteri Anak Indonesia Budaya 2022, Karina terus berupaya mengusung permainan tradisional untuk lebih dekat dengan anak-anak.

Advertisement

Setelah dilakukan di sekolah, kini Karina berkolaborasi bareng Kampoeng Dolanan untuk membagikan 50 paket berisi lima permainan tradisional di Taman Surya Surabaya.

Antusias membludak, hampir 100 anak ikut berkumpul memainkan permainan tradisional yang dibagikan. Mereka juga mengikuti sesi edukasi tanya jawab dan hiburan terkait permainan tradisional.

“Ini untuk mengkampanyekan Hari Anak Nasional dengan menghimbau para orang tua untuk mengajak anak-anak bermain permainan tradisional supaya anak-anak tidak melupakan budaya bangsa Indonesia,” kata Karina Aliya Afandi, Selasa (25/7/2023). 

Kegiatan ini, lanjutnya, sekaligus sebagai upaya supaya anak-anak meninggalkan gawai sejenak dan bersama-sama memainkan permainan tradisional.

Jenis mainan yang dibagikan ada dakon, ular tangga, catur jawa, bekel dan layangan. 

Filosofi layangan itu sendiri disebut menyampaikan pesan dan impian. Oleh karena itu Karina meminta anak-anak menulis pesan, impian dan harapan di layangan yang yang telah diberikan. Mainan tersebut memang disediakan khusus untuk memperingati Hari Anak Nasional. 

Karina ingin supaya orang tua mulai sadar akan bahaya gadget dan mengajak anak-anaknya untuk kembali bermain permainan tradisional. Selain untuk mencegah lunturnya budaya bangsa, permainan tradisional dapat meningkatkan kreativitas dan motorik pada anak.

“Seru banget, karena ternyata banyak sekali anak-anak yang masih belum tau tentang permainan tradisional yang kemarin saya bagikan dan mereka sangat antusias untuk mengetahui bagaimana cara bermainnya,” kata Karina.

Sebagai Puteri Anak Indonesia Budaya, Karina berharap dapat terus mengkampanyekan pelestarian budaya di seluruh nusantara. Saat-saat bertemu dengan anak-anak inilah yang sekaligus memberi kesan. Terutama saat membaca pesan yang dituliskan anak-anak di layangan.
 
“Ada beberapa anak yang menulis di layangan bahwa mereka ingin bermain bersama ayah, ibu, nenek mereka karena kebetulan sedang bertugas ke luar kota dan tidak dapat bermain bersama,” katanya.

Ia berharap, orang tua tetap dapat mengingat bahwa budaya Indonesia itu sangatlah banyak. Ada peninggalan sejarah seperti candi, permainan tradisional, batik yang harus tetap diperkenalkan kepada generasi muda indonesia. 

Tak berhenti di Taman Surya Surabaya, Karina mengaku beberapa kali melakukan kampanye serupa di Surabaya, Jogja, Malang dan kota lainnya. Kedepannya ia berupaya menghadirkan program-program lainnya yang akan untuk tetap melestarikan budaya bangsa. 

“Saya berkolaborasi dgn kampoeng dolanan melakukan kegiatan bagi-bagi permainan tradisional ini supaya para orang tua bisa tetap mengajarkan dan anak-anak bisa terus melestarikan warisan budaya ini hingga anak cucu mereka kelak,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Komunitas Kampoeng Dolanan Mustofa Sam menyambut hangat kolaborasi bersama Karina untuk mendekatkan permainan tradisional. 

Ia pun mengapresiasi ketertarikan Karina dalam melestarikan permaianan tradisional dengan menyiapkan paket mainan dan mengemas acara tanya jawab wawasan seputar Kota Surabaya.

“Mainannya kami yang beli dan packing, tapi dari mainan itu dibeli oleh Karina Aliya Afandi. Karina dan orang tuanya juga punya kepedulian di permainan tradisional kemarin sempat diskusi apa kegiatan yang bermanfaat,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Cak Mus ini mengenalkan filosofi, layang-layang sebagai penyampaian pesan. Sementara, permainan ular tangga yang dapat dimainkan bersama-sama, diartikan merekatkan hubungan harmonis orang tua dan anak maupun keluarga dengan permainan tradisional.

Ketiga, catur jawa yaitu permainan mengasah strategi. Permainan ini dihadirkan dengan versi lebih baik. Untuk mengurasi pemakaian sekali pakai, Kampoeng Dolanan membuatnya dengan kertas lebih tebal dan mengemasnya.

“Permainan ini sering dimainkan cuma kendalanya secara alat banyak yang tidak punya atau bikin sekali pakai selesai. Kami bikin permainan catur jawa versi dimainkan untuk keluarga. Kertas agak tebal, kami siapkan biji-biji dan packing plastik jadi tidak hanya main sekali tapi selesai,” ungkapnya. 

Selanjutnya ada dakon. Permainan ini punya filosofi berbagi kepada orang dekat dengan kita, jauh dari kita atau jadi musuh sekaligus. Kemudian ada permainan bekel.

Acara dikemas fun dengan beberapa rangkaian. Ada membagikan mainan, tebak berhadiah, tebak tebakan lucu hingga kenal cerita Kota Surabaya. Pada moment Hari Anak Nasional ini sekaligus menjadi moment orang tua mendekatkan permainan tradisional kepsa anak-anak.

“Ada lima permaian dan ada semacam ikrar yang tidak tertulis untuk sama-sama melestarikan permaianan tradisional kepada anak-anak agar permainan tradisional tidak hilang,” kata Karina Aliya Afandi saat merayakan Hari Anak Nasional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES