Ketua BMI Jabar Ari Garyanida: Soekarno Membumi di Jabar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) Jabar, Ari Purnama Garyanida, menganggap penting untuk melakukan sosialisasi yang terus menerus dan sampai ke pelosok Jawa Barat guna menyampaikan sejarah perjuangan Bung Karno di Bandung sebelum dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menilai kontribusi perjuangan Bung Karno secara objektif.
Langkah ini untuk memberikan sejarah obyektif kepada para pihak yang menolak atau mempersoalkan program Gubernur Jabar, Ridwan Kamil yang membangun Monumen Bung Karno di Bandung
Advertisement
Menurut Ari, menyadari pentingnya pemahaman yang mendalam tentang perjuangan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Menurutnya, sejarah yang akurat dan objektif tentang peran Bung Karno perlu disampaikan kepada masyarakat secara luas, terutama generasi muda.
"Kami perlu terus menerus menyampaikan cerita dan sejarah perjuangan Bung Karno kepada masyarakat, terutama di Jawa Barat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang perjuangannya, kita dapat menghargai dan menilai kontribusinya secara objektif," ujar Ari
Ari menceritakan sedikit sejarah dimana Soekarno sebelum ke Bandung, menghabiskan waktu lebih dari enam tahun untuk belajar dan mengasah kemampuannya di bawah bimbingan tokoh Serikat Islam HOS Cokroaminoto dan tokoh nasional lainnya di Surabaya.
Setelah itu, Soekarno melanjutkan pendidikannya di Technische Hogeschool, Bandung pada tahun 1921. Institusi tersebut kemudian berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung pada tahun 1959.
“Bung Karno mulai membumi di Bandung dan memulai pergerakan kemerdekaan dengan mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia pada tahun 1927, Soekarno banyak melakukan perjuangan di bidang politik demi kemerdekaan Indonesia. Berbagai pidato ia sampaikan kepada masyarakat, hingga salah satu pidatonya membuat Belanda resah,” paparnya.
Ari menambahkan salah satu gedung bersejarah yang menjadi saksi perjuangan Soekarno dan kawan-kawan adalah Gedung Indonesia Menggugat. Di tempat ini, persidangan penting dilakukan oleh Soekarno dan rekan-rekannya yang disaksikan oleh masyarakat. Gedung ini menjadi simbol penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Pidato pembelaan Bung Karno Indonesia Menggugat itu tersebar dari Bandung ke penjuru Indonesia dan menggelorakan perjuangan melawan Belanda, utamanya bagi para kaum muda untuk segera memerdekakan Indonesia,” kata Ari.
Tidak hanya itu, lanjut Ari, Soekarno juga terkenal karena inisiatifnya dalam menggelar Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Konferensi ini diadakan pada tahun 1955 dan menjadi tonggak penting dalam sejarah diplomasi dunia, serta menjadi wadah bagi negara-negara Asia dan Afrika untuk menyampaikan pandangan mereka terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Belum lagi bagaimana Bung Karno tahun 1929 secara gerilya mengirim pesan perjuangan melalui tulisan-tulisan melawan Belanda saat dia dipenjara di Lapas Sukamiskin Bandung
“Dari api perjuangan Bung Karno perlu menekankan pentingnya menjaga dan mempelajari sejarah perjuangan Bung Karno sebagai bagian dari warisan bangsa. Melalui sosialisasi yang terus menerus dan sampai ke pelosok Jawa Barat, diharapkan generasi muda dan masyarakat secara umum dapat menghargai dan memahami jasa-jasa Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Karenanya, pendapat Ari mengajak warga Bandung untuk mendukung Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam membangun Monumen Bung Karno guna menghormati peran penting Bung Karno di Bandung adalah hal yang wajar.
“Monumen tersebut dapat menjadi simbol penghargaan dan sebagai pengingat bagi generasi muda, termasuk milenial dan Gen Z, akan perjuangan dan cita-cita Indonesia maju yang dimulai dari pergerakan di Bandung,”lugas Ary
Namun, lanjutnya, dalam menghadapi pihak-pihak yang menolak, penting untuk melakukan sosialisasi dan pemahaman tentang peran Bung Karno yang luar biasa di Bandung.
Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengadakan diskusi, seminar, atau kegiatan lainnya yang dapat memperluas pengetahuan masyarakat tentang sejarah dan kontribusi Bung Karno.
“Melalui sosialisasi ini, diharapkan bahwa pemahaman akan tumbuh dan pihak-pihak yang awalnya menolak dapat melihat nilai penting dari membangun monumen untuk menghormati Bung Karno. Pemahaman yang lebih luas tentang sejarah dan warisan perjuangan Bung Karno juga dapat memotivasi generasi muda untuk terus melanjutkan cita-cita Indonesia maju.
Dalam proses sosialisasi, penting untuk mendorong dialog terbuka dan menghormati pendapat setiap pihak. Tujuannya adalah mencapai pemahaman bersama dan mendorong persatuan dalam menghargai peran tokoh sejarah penting seperti Bung Karno,”pungkas Ari. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Sudarmadji |
Publisher | : Rifky Rezfany |