Peringatan Asyura di Gresik, Bubur Suro Disajikan Lebih Kekinian

TIMESINDONESIA, GRESIK – Peringatan Asyura, tiap 10 Muharram di Kabupaten Gresik Jawa Timur digelar dengan berbagai macam cara, salah satunya memasak dan menghias bubur suro sehingga disajikan kekinian.
Sekolah yang melestarikan tradisi ini adalah SMP Mu'allimat NU di Gresik. Tradisi turun temurun ini dilakukan sejak 1986. Para murid menghias bubur suro dengan aneka toping.
Advertisement
"Jadi lebih kekinian, memang ada kesulitan tapi senang bisa melestarikan tradisi," kata Putri Indah Lestari, siswa kelas 8 usai menghias bubur suro, Sabtu (29/7/2023).
Sementara itu, Kepala Sekolah, M. Syarifudin mengatakan, selain tradisi kegiatan ini dilakukan untuk mengenalkan siswa agar terampil memasak bubur suro.
"Lomba memasak bubur suro hasilnya bisa dimakan bersama setelah sebelumnya dinilai oleh para juri," ujarnya.
Para siswa dipersilakan mengkreasikan kreativitas mereka agar penganan dari beras itu lebih menarik saat disajikan.
Bubur Suro tersebut mereka kreasikan dengan topping mulai dari telur gulung, udang, kering tempe hingga daging sapi. Tak ketinggalan, buah delima, jagung, tomat, serta aneka sayur.
"Ini untuk melestarikan tradisi. Melalui lomba menghias bubur Suro, anak-anak akan mengenal tradisi leluhur mereka," terangnya.
Kegiatan melestarikan tradisi ini diapresiasi Anggota DPRD Gresik Syaikhu Busyiri. Menurut dia, kegiatan semacam ini akan menumbuhkan daya kreativitas siswa serta bentuk pelestarian tradisi.
"Tradisi dari nenek moyang tetap terus dilestarikan jangan sampai punah, memang ada standar rasanya dan memang hampir rasanya sama tapi yang lebih penting adalah mereka harus berkreasi untuk memberikan toping tambahan," imbuhnya.
Dia melihat, bubur suro yang disajikan sangat enak dan bervariasi. Ada daging maupun hasil laut. Ini bagian dari penyampaian rasa syukur, utamanya mengingat peristiwa 10 Asyura di zaman Nabi Nuh.
"Saat itu di zaman Nabi Nuh ada badai dan banjir, ketika badai selesai, sebagai wujud syukur dia memerintahkan semua apa yang ada sisa perbekalan untuk dimasak sebagai rasa syukur setelah melewati bencana banjir, dan hari ini diperingati oleh umat Islam hingga kini," ucapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |