Wali Siswa SMP Negeri 2 Bondowoso Mengeluh Harga Seragam Rp1,3 Juta

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Keluhan mahalnya harga seragam sekolah ternyata juga dikeluhkan wali siswa di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Salah seorang wali siswa sebut saja W (bukan inisial sebenarnya), mengaku harus membeli seragam sebesar Rp1,3 juta saat memasukkan anaknya di SMPN 2 Bondowoso.
Advertisement
Menurutnya, dengan harga segitu dia mendapatkan tiga setel kain dan satu seragam olahraga.
Tiga stel kain itu yakni untuk seragam putih biru, kain Pramuka dan baju almamater berupa batik.
"Iya berupa kain, belum dijahit. Terus dapat bet, hasduk dan topi," kata dia.
Selain itu, dia harus mengeluarkan biaya untuk menjahit seragam. Biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp450 ribu.
Menurut W, orang tua harus membeli peralatan sekolah lainnya selain seragam. "Kalau seragamnya lebih satu juta saja, kan cukup mahal," jelas dia.
Dia juga mengaku harus mengeluarkan total uang sebesar Rp3 juta untuk biaya masuk sekolah anaknya.
"Belum lagi beli tas, sepatu, dan alat tulis lainnya," ungkap dia.
Menurutnya, salah seorang wali siswa lainnya pun mengeluh karena tidak bisa menyicil.
"Ada beberapa wali murid bercerita agar bisa mencicil karena biaya seragamnya terlalu mahal," paparnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Bondowoso, Ismail menjelaskan, hasil pembelian seragam itu untuk melunasi seragam siswa yang tidak mampu bayar.
"Untuk menutupi ke yang itu (siswa tidak mampu, red)," kata dia saat dikonfirmasi.
Dia mengakui, bahwa harga Rp1,3 juta itu masih dalam bentuk kain.
Ditanyakan soal estimasi harga per kain, dia mengaku mendapatkan hasil Rp50 ribu dari penjualan seragam tersebut.
Sementara jumlah siswa baru tahun ajaran 2023/2024 di SMPN 2 Bondowoso mencapai 175 siswa.
Beda dengan keterangan di atas. Menurutnya, hasil Rp 50 ribu itu diberikan kepada panitia PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru). "Kan ada panitianya," imbuh dia.
Menurutnya, sekolah tidak menjual seragam tetapi hanya mengkoordinir. Hal itu dikarenakan stok kain seragam di Bondowoso terbatas.
"Kalaupun tidak beli di sekolah kan beli sendiri kan ya ke Jember. Di Bondowoso tokonya gak siap. Cari di pasar kan gak ada," tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |