Peristiwa Daerah

Kisah Legenda Asal Usul Nama Candi Asu di Kabupaten Magelang

Jumat, 04 Agustus 2023 - 14:31 | 277.06k
Candi Asu yang berada di Desa Sengi, mempunyai banyak asal-usul namanya. (FOTO: Hermanto for TIMES Indonesia)
Candi Asu yang berada di Desa Sengi, mempunyai banyak asal-usul namanya. (FOTO: Hermanto for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Ada banyak peninggalan sejarah berupa candi di Kabupaten Magelang. Salah satunya Candi Asu yang namanya tak lazim. Candi ini ada di desa Sengi, Kecamatan Dukun.

Candi Hindu itu di bangun pada masa pemerintahan Raja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala dari Kerajaan Mataram Kuno, sekitar abad ke- 8-9 atau 869 Masehi. Oleh masyarakat sekitar, candi tersebut dinamai dengan 'Candi Asu'. Dalam bahasa Indonesia Asu berarti anjing.

Advertisement

Sebutan asu sebenarnya tidak lazim di masyarakat Jawa, khususnya di Jawa Tengah, karena kata itu identik digunakan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau umpatan keburukan.

Tidak ada sumber pasti perihat asal muasal penamaan candi itu. Namun berdasarkan informasi yang dirangkum, penamaan candi tersebut berawal dari cerita yang beredar di masyarakat sekitar candi.

Sebuah cerita turun temurun yang ada menjelaskan bahwa, nama Candi Asu berasal dari sebuah patung lembu Nandi yang berada di dekat candi.

Lembu Nandi sendiri diyakini sebagai kendaraan Dewa Siwa. Seiring berjalannya waktu, patung lembu itu rusak, sehingga bentuknya berubah menyerupai seekor anjing. Atas dasar itulah warga sekitar menyebutnya dengan Candi Asu.

Cerita lainnya adalah, di candi itu terdapat patung seekor anjing yang berasal dari seorang perempuan yang dikutuk. Karena perempuan itu senang mengumbar hawa nafsunya, dengan berhubungan badan kepada setiap lelaki tampan yang ia kehendaki.

Sementara itu, sumber lain mengatakan bahwa nama Candi Asu berasal dari sebuah kejadian di masa lalu.

Saat itu, seorang pangeran yang tengah berburu di dekat candi, melihat seekor anjing yang sedang memangsa bangkai seekor babi hutan, kemudian sang pangeran membunuh anjing tersebut dan membawanya ke candi. Sejak saat itu, masyarakat sekitar menyebut candi itu dengan nama Candi Asu.

Versi lain yang juga terdapat di masyarakat sekitar adalah, banyaknya anjing yang hidup, mengelilingi candi, hal itulah yang menjadi alasan warga sekitar untuk menamai candi yang mempunyai luas sekira 180 meter persegi itu.

Keberadaan makam atau pekuburan yang ada disekitar candi, tak luput menyumbang nama candi tersebut. Asu berasal dari kata aso atau ngaso, yang artinya istirahat.

Mereka yang meninggal dikonotasikan dengan istirahat atau ngaso, sebelum melanjutkan kehidupan berikutnya. Karena terjadi kesalahan penyebutan yang berkelanjutan, akhirnya masyarakat lebih mudah menyebut asu daripada aso.

Struktur Candi Asu

Candi Asu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu halaman depan, tengah, dan belakang. Halaman depan dibatasi oleh pagar batu dan terdapat sebuah arca lembu Nandhi yang menghadap ke arah timur.

Untuk halaman tengah merupakan tempat berdirinya candi induk yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 meter x 10 meter.

Candi induk ini memiliki tiga pintu masuk yang masing-masing menghadap ke arah timur, selatan, dan utara. Di dalam candi induk terdapat sebuah ruang utama yang berisi sebuah arca Siwa Mahadewa yang berdiri di atas pedestal.

Sedang untuk halaman belakang adalah tempat berdirinya beberapa candi perwara yang berukuran lebih kecil dari candi induk.

Relief-relief yang terdapat di Candi Asu menggambarkan berbagai kisah dari mitologi Hindu, seperti kisah Ramayana dan Mahabharata. Namun candi di Kabupaten Magelang ini tidak memiliki stupa, seperti candi pada umumnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES