Dephan AS Berniat Repatriasi Kerangka Pasukan di Morotai, Ini Permintaan Pj Bupati

TIMESINDONESIA, MOROTAI – Rombongan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Dephan AS) tiba di Morotai dalam rangka repatriasi kerangka jenazah pasukan AS yang gugur saat Perang Dunia II di Morotai.
Rombongan Kemhan RI bersama Dephan AS menggunakan speed boat Mutiaraa 06 dari Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, dan tiba di pelabuhan sped Daruba, Ibukota Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Selasa (8/7/2023).
Advertisement
Adapun rombongan Kemhan RI dan Dephan AS, di antaranya Analis Kebijakan Madya Setditjen Strahan Kemhan, Letkol Pom Mohammad Achyar, Kabiddissaji Pusjarah Mabes TNI Letkol Laut Najib, Staf Pusjarah TNI Mayor Arh Bambang, Bilateral Affairs Officer US Embassy Mayor Bryce Yamamoto DPAA, Mr Poul Eric Graversen, Capt Patrick James Anderson, dan staf lokal US ODC, Ms Tika Pandanwangi.
Sementara, Forkopimda Morotai yang hadir dalam penjemputan, Dandim 1514/Morotai, Letkol Arh Masykur Akmal, mewakili Danlanud Leo Wattimena, PSK Subsiriksa Penyidik Letda PM Eko Budi, dan Kabag Protokoler Pemkab Morotai Hi. Abdul Karim.
Saat bertatap muka dengan Pj Bupati M Umar Ali bersama Forkopimda di ruang rapat Bupati, dari Defense POW/MIA Accounting Agency (DPAA), Mr Poul Eric Graversen yang diterjemahkan oleh Staf Lokal USODC Ms Tika Pandawangi, menyebutkan DPAA adalah lembaga pencari bantuan perang/tentara yang hilang dalam tugas operasi global atau untuk mencari, menemukan dan mengidentifikasi tentara Amerika yang belum ditemukan sejak Perang Dunia II hingga Operasi Pembebasan Irak.
“Staf kami di DPAA memiliki 600 staf sipil dan personel militer dengan beragam latar belakang dan spesialisasi. Tim kami terdiri dari arkeolog ahli arsip antropolog, pakar komunikasi, operator lapangan, sejarawan ahli bahasa, ahli logistik, pakar barang bukti, spesialis odontologi, pakar kebijakan, ahli analisis penelitian, personil pendukung ahli strategi dan Perencana," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Dandim 1514/Morotai Letkol Masykur Akmal, juga mempertanyakan kehadiran Tim DPAA di Morotai. Ia menyampaikan, mohon diperjelas agar pihak Kodim Morotai bisa memahami maksud dan tujuan dari kedatangan Tim DPAA di Morotai, sehingga Kodim Morotai bisa membantu dan bekerja sama dengan pihak DPAA US Army untuk menjalankan misi atau tujuan dari tim.
“Karena Morotai memiliki begitu banyak sejarah yang luar biasa, mulai dari destinasi wisata hingga dengan sejarah Perang Dunia ke II, sehingga patut saya apresiasi dengan kedatangan Tim DPAA atau US Army ini,” kata Dandim Morotai.
Menjawab hal itu, Birorateral Affairs Officer, US Embassy, Mayor Bryce Yamamato mengatakan bahwa visi-misi dan nilai-nilai yang dilakukan bukan hanya ke Morotai.
Yamamoto mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi ke beberapa negara untuk melacak adanya peninggalan-peninggalan tentara AS. Selain itu, memberikan kepastian tentang kondisi tentara AS yang hilang dalam tugas beberapa puluh tahun lalu untuk dikembalikan kepada keluarga mereka dan kepada negara.
"Kami dari satuan kerja kelas dunia yang memenuhi kewajiban bangsa dengan memaksimalkan identifikasi jumlah tentara yang harus dipertanggung jawabkan,” ujarnya.
Ia menyebutkan, langkah yang dilakukan untuk memberikan informasi tepat waktu dan akurat kepada para keluarga mereka untuk dimakamkan dengan layak sebagai mana seperti tentara AS yang lain sebagai tanda menghargai dan menghormati jasa mereka.
"Tujuan kami juga mengembangkan kasus yang kita dapatkan seperti barang bukti, susunan bukti, arkeologi, odontologis, antropologis, dan DNA karena pengembangan setiap kasus melibatkan beragam barang bukti yang harus disusun agar DPAA dapat merangkai cerita tentang tentara atau sekelompok tentara yang hilang dan jika memungkinkan
melakukan identifikasi," urainya.
Sementara itu, Pj Bupati Morotai Muhamad Umar Ali mengatakan bahwa pemerintah daerah sangat berharap kepada pihak atau tim DPAA untuk membantu membuatkan monumennya di Morotai, karena patung Nakamura sudah ada. Hal itu untuk menjadi bukti kerja sama pemerintah daerah dengan pihak DPAA/Army dan menjadi kenangan bagi Pemerintah Daerah dan tim DPAA/TNI.
Umar Ali mengatakan, pemerintah daerah juga berharap agar kerja sama ini bukan hanya tentang bekas-bekas tulang belulang tentara Amerika yang sudah gugur di era Perang Dunia ke II.
“Kami juga berharap agar tim DPAA/Army AS bisa membantu pemerintah daerah untuk membuat semacam latihan-latihan kecil yang melibatkan 20 atau 30 orang di bidang pendidikan. Pelatihan ini agar SDM Morotai bisa berkembang dan diakui dunia. Jadi, bukan hanya di sejarah perang dunia ke II saja," pinta Umar Ali.
Usai pertemuan dengan Pj Bupati Morotai, rombongan Kemhan RI dan Dephan AS mengunjungi Monumen Patung Nakamura dan Laboratorium RSUD Ir Soekarno di Desa Dehegila. Selain itu, kunjungi Museum Swadaya milik Muchlis Eso dan Museum Perang Dunia II di Wawama, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |