Ukiran Kaligrafi Berbahan Daun Jati Karya Orang Probolinggo Ini Beromzet Belasan Juta Rupiah

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Sebuah karya dari seorang pria warga Probolinggo, Jawa Timur, ini begitu unik dan menarik. Ia membuat ukiran kaligrafi berbahan dari daun jati, yang sebenarnya bukan hal yang mudah untuk dilakoni oleh semua orang.

Seperti yang dilakukan oleh Rijalullah. Pria 32 tahun asal Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan Kabupaten Probolinggo, beromzet hingga belasan juta rupiah.

Advertisement

Dari pengakuan yang didapat, pria dua anak itu dari kecil memang suka seni. Termasuk salah satunya yakni mengukir kaligrafi dan menggambar. Kemudain setahun terakhir, ia melihat Youtube tentang kaligrafi di media daun. 

Dari sanalah ia mulai terinspirasi. Lebih lagi, dunia menggambar dan kaligrafi merupakan bagian dari dirinya. “Karena dari kecil suka menggambar ditambah memperdalam pada saat di pondok, maka membuat tulisan atau gambar kaligrafi bukanlah hal yang sulit,” akunya.

Adapun media yang digunakanya yakni daun jati. Menurutnya, daun jati memiliki luasan yang baik. Serta daunnya bisa bertahan sampai kapanpun, semasa dirawat dengan baik. 

“Di daerah sini sangat mudah untuk mendapatkan daun jati. Sehingga hal inilah yang menjadikan alasan kenapa saya pilih daun jati. Dan lagi, hingga saat ini sudah terkenal dengan lukisan daun jati,” tuturnya.

Ditanya waktu paling lama dalam proses pembuatanya, Rizal mengatakan, paling lama butuh waktu tiga jam. Adapun untuk harganya ukuran 30-50 centimeter Rp 200 ribu. Untuk yang berukuran 60x90 centimeter Rp 600 ribu. 

Namun jika pesananya berupa gambar, Kiai atau tokoh agama. Pasti akan dipotong harganya. “Misalnya ada yang minta seketsa kiyai, ulama, atau bahkan guru ngaji, pasti saya poton harganya. Sebab saya juga ingin mencari barokahnya,” katanya.

Bahkan usaha yang berlangsung setahun ini menghasilkan omzet hingga belasan juta rupiah dalam sebulanya. “Kalau pendapatan sih tidak menentu. Jika di rata-rata Rp 10-12 juta perbulanya,” terangnya.

Untuk pengiriman pun hingga saat ini sudah sampai ke luar negeri. Bahkan jika dihitung ongkos, biaya jasa dibandingkan ongkirnya jauh lebih mahal ongkirnya. 

“Ada pesanan dari Singapura. Kalau di dalam Indonesia paling jauh di Kalimantan dan juga Sulawesi," ungkapnya soal kaligrafi karya miliknya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.