Peristiwa Daerah

Menengok Sekilas Sejarah Pramuka di Indonesia

Selasa, 15 Agustus 2023 - 13:45 | 97.37k
Siswa SMP melaksanakan upacara pada peringatan hari Pramuka, yang bertepatan dengan tanggal 14 Agustus. (FOTO, Hermanto/Times Indonesia)
Siswa SMP melaksanakan upacara pada peringatan hari Pramuka, yang bertepatan dengan tanggal 14 Agustus. (FOTO, Hermanto/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAGELANG – Bulan Agustus bagi Bangsa Indonesia menjadi bulan bersejarah karena pada 17 Agustus 1945, kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan. Namun sebenarnya bukan  itu saja, ada sejarah yang tak kalah penting yang terjadi pada bulan ini yakni Hari Jadi Pramuka.

Pada 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno, melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1961, menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Praja Muda Karana atau Pramuka Indonesia.

Advertisement

Keputusan ini menggaris bawahi pentingnya Gerakan Pramuka dalam pembentukan karakter generasi muda Indonesia dan sebagai salah satu organisasi yang turut mendukung semangat nasionalisme, patriotisme, dan kemandirian.

Tanggal itulah yang hingga kini terus diperingati dengan mengadakan upacara dan kegiatan-kegiatan, khususnya di tingkat SD sampai SMA atau sekolah kejuruan.

Melansir dari beberapa sumber, Pramuka di Indonesia merupakan organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan remaja di Indonesia.

Sejarah kepramukaan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda. Awalnya terdapat beberapa organisasi kepanduan yang berdiri, seperti Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), Nationale Padvinders Organisatie (NPO), dan Hizbul Wathan (HW).

Organisasi-organisasi tersebut memiliki tujuan untuk mendidik anak-anak Indonesia agar menjadi mandiri, disiplin, serta cinta tanah air.

Setelah Indonesia merdeka, organisasi kepramukaan tersebut disatukan menjadi satu organisasi yang bernama Gerakan Pramuka Indonesia atau Pramuka.

Saat itu Soekarno ingin mendidik anak-anak dan remaja Indonesia agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila, cerdas, trampil, mandiri, dan berakhlak mulia.

Selain Soekarno, berikut adalah tokoh-tokoh penting yang berjasa dalam memajukan gerakan Pramuka di Indonesia. Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Mochamad Achmadi dan Ki Hajar Dewantara

Tokoh-tokoh itu dianggap telah memberikan kontribusi yang besar dalam mengembangkan gerakan Pramuka di Indonesia. Mereka telah berperan dalam merumuskan dasar-dasar gerakan Pramuka, mengembangkan materi dan metode kegiatan serta memperluas jaringan gerakan Pramuka di Indonesia.

Jasa mereka telah membuat gerakan pramuka menjadi salah satu organisasi pendidikan nonformal yang terbesar dan penting di Indonesia.

Tingkatan dan Sebutan dalam Kepramukaan

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki tiga tingkatan anggota. Yang  pertama, Siaga. Mereka yang berusia antara 7 sampai 10 tahun, akan masuk pada kelompok ini.

Penggalang, 11 sampai 15.  Penegak, 16 sampai 20, dan Pandega, 21 sampai 25 tahun. Tingkatan inilah yang akan membedakan kegiatan dan tugas  seerta tanggung jawab yang harsus dilaksanakan.

Gerakan Pramuka Indonesia menggunakan sebutan kak untuk anggota pembina yang lebih tua, dan kakak untuk anggota pembina yang lebih muda.

Sebutan tersebut telah digunakan oleh Gerakan Pramuka Indonesia sejak awal berdirinya.  Sebutan ini pun menjadi bagian dan budaya dalam tubuh kepramukaan Indonesia, serta diakui oleh seluruh anggotanya.

Kata kaka dan kak, dipilih karena dianggap lebih akrab dan lebih menunjukkan rasa persaudaraan. Selain itu, dianggap lebih mudah diucapkan oleh anggota Pramuka yang masih kecil.

Sedangkan  alasan lain Pramuka Indonesia tidak menggunakan sebutan bapak atau mas untuk memanggil pembinanya adalah, sebutan bapak dan mas dianggap terlalu formal dan kurang akrab.

Kata tersebut juga dapat menimbulkan kesan otoritas yang terlalu tinggi, sehingga dapat membuat anggota Pramuka merasa kurang nyaman. Sedangkan kata, kak dan kakak, dianggap lebih menunjukkan rasa persaudaraan dan kesetaraan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES