Peristiwa Daerah

Rakun, Pengrajin Akik di Banyumas yang Masih Eksis

Rabu, 23 Agustus 2023 - 08:24 | 96.33k
Salah satu batu akik hasil polesan Rakun. (FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Salah satu batu akik hasil polesan Rakun. (FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Di tengah lesunya pasar usaha batu akik di Banyumas, Jawa Tengah ada beberapa pengrajin yang masih bertahan dan terus memproduksi kerajinan batu akik.

Salah satunya adalah Rakun, pengrajin yang membuka gerai sederhana di Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah sejak tahun 2012. Letaknya pun sangat mudah ditemukan yakni dipertigaan terminal Ajibarang, persis di tikungan sebelah kiri dari arah Wangon.

Advertisement

Tempatnya sederhana terbuat dari kayu, namun disitu terdapat berbagai macam batu akik asli mulai dari yang biasa hingga super seperti Bacan, Yaman, Giok, Pirus, Kecubung, dan lain lain, juga terdapat ring cincin berbagai ukuran terbuat dari bahan berkualitas tinggi.

Secara umum Rakun mengungkapkan kepada TIMES Indonesia, Selasa (22/8/2023) semenjak akhir tahun 2015 sampai dengan saat ini usaha kerajinan batu akiknya sangat turun drastis. 

batu-akik-2.jpgRakun pengrajin batu akik yang masih bertahan hingga kini, Ia membuka kiosnya di Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah.(FOTO: Sutrisno/TIMES Indonesia)

"Kondisi ini berbeda saat tahun 2015 dimana tren batu akik yang mencapai puncak keemasannya di Banyumas," katanya.

Namun demikian, tren batu akik yang sudah mulai surut ini tentunya dibutuhkan inovasi dalam produksinya dan tetap bertahan karena selain hobi juga menjadi lahan penghasilan. 

Walau telah banyak yang gulung tikar, Rakun masih setia melayani para kolektor dan penghobi batu akik. 

Bahkan menurutnya penghobi batu akik saat ini adalah pemain pemain lama yang memang termasuk golongan kolektor.

Sampai saat ini untuk terus memproduksi kerajinan batu akik dirinya rutin buka kedai batu akiknya mulai pukul 9:00 - 17:00 WIB. 

Soal harga tidak seperti jaman batu akik menjadi tren. Bila mengasah akik bahan hingga menjadi cincin siap pakai biaya hanya Rp75 ribu, sedangkan cincin akik sekelas bacan asli berkisar antara Rp200 ribu hingga Rp1,5 juta.

Rakun mengungkapkan kebanyakan penghobi yang membeli batu akiknya malah berasal dari luar kota seperti Tegal, Bumiayu, Kebumen, Cilacap, Cirebon, dan lainnya.

Harapan para pengrajin saat ini adalah perhatian dari Pemerintah untuk menyikapi kondisi saat ini.

batu-akik-3.jpg

 “Kami masih butuh juga perhatian berupa pengembangan usaha untuk bisa terus eksis melayani pelanggan," kata Rakun.

Walau hanya kalangan tertentu yang masih menggunakan jasanya sebagai pengrajin akik, dirinya mengaku bisa memenuhi kebutuhan hidup untuk keluarga. Terlebih bila ada order khusus membentuk akik hingga puluhan.

"Alhamdulillah masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari, dan setiap hari ada saja yang beli akik," katanya.

Rakun berharap, pengrajin di Banyumas terutama Ajbarang dan sekitarnya bisa terus bertahan sehingga tren batu akik ini tidak hanya musiman saja, tetapi menjadi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Salah satu penghobi batu akik asal Tegal bernama Suparno yang sedang berada di kios akik Rakun mengatakan dirinya memang penghobi sejak tahun 1986 hingga sekarang.

"Saya memang hobi akik sejak tahun 1986, dan pertama kali saya punya adalah batu giok," katanya.

Sedangkan saat di kios Rakun, dirinya menjelaskan sedang mengasah akik batu koneng asal Sagaranten Sukabumi.

"Saya sedang nggosok akik watu koneng  yang saya dapatkan pada tahun 2016 dan baru sempat diasah sekarang sama mas Rakun," terangnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES