Peristiwa Daerah

Dibanding Jakarta, Kualitas Udara di Banyuwangi Masih Terjamin Kesehatannya

Rabu, 23 Agustus 2023 - 21:03 | 57.95k
Salah satu lahan hijau di Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Salah satu lahan hijau di Banyuwangi. (FOTO: Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jika dibandingkan dengan Jakarta, masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, patut merasa sangat beruntung. Karena kualitas udara di wilayah yang berada di ujung Timur Pulau Jawa ini masih ciamik. Udara yang layak hirup, segar, dan menyehatkan tentu akan memberi kenyamanan pada seluruh warganya.

"Kualitas udara di Banyuwangi, baik di wilayah industri maupun perkotaan, masih bagus dan tergolong masih asri," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handajani, Rabu (23/8/2023).

Advertisement

Standar kualitas udara yang baik di Banyuwangi dilihat dari luasnya hutan yang masih terjaga dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang melimpah, dimana memang hal itu merupakan pemeran penting dalam proses mengurangi polutan udara dari emisi kendaraan dan industri.

Tak hanya itu, dari data DLH, capaian indeks kualitas udara Banyuwangi mencapai 87,43. Ini menunjukkan bahwa kondisi udara masih cukup baik. Rasio antara pemukiman dan RTH juga disebut sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Banyuwangi juga memiliki 120 RTH dengan total luas sekitar 47,680 hektar.

"Semua RTH tersebar di wilayah perkotaan dan 25 kecamatan," sambung Handajani.

Banyuwangi juga konsisten dalam melakukan penanaman pohon. Dari tahun 2016 hingga pertengahan 2023, telah ditanam sebanyak 2.333.652 pohon di lahan seluas kurang lebih 2.906,32 hektar.

"Masyarakat diimbau untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan dengan menanam pohon, baik tanaman hias, tanaman buah, maupun tanaman kayu," jelas Handajani.

Lebih lanjut, ia memberi contoh beberapa tumbuhan yang dapat membantu menjaga kualitas udara,

"Alangkah bagus kalau setiap rumah menanam bambu kuning. Selain dapat memperbaiki kualitas udara di rumah, tanaman ini juga memberikan estetika indah pada rumah," imbau Handajani.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi juga turut aktif dalam menjaga kualitas udara dengan melaksanakan Festival Menjaga Mata Air (Mentari) yang didalamnya terdapat agenda penanaman pohon. Tujuan festival ini tidak hanya untuk merawat lingkungan, tetapi juga untuk menjaga kualitas air dan menyimpan cadangan air.

"Perbup Banyuwangi No 46 tahun 2013 tentang Shodaqoh Oksigen sejalan dengan upaya kami untuk menjaga kualitas udara selalu di bawah baku mutu lingkungan," urai Handajani.

Di saat yang sama, kualitas udara di DKI Jakarta masih menjadi perhatian serius dengan masuknya ibu kota kedalam jajaran daerah dengan kualitas udara terburuk di dunia. Beberapa faktor yang mendasari percepatan kerusakan kualitas udara di Jakarta di antaranya adalah peningkatan jumlah kendaraan, kebakaran hutan, dan pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali. Keadaan ini mengharuskan pemerintah pusat dan daerah untuk segera mencari solusi agar warga tidak terus-menerus terpapar udara yang tidak sehat.

Sementara Jakarta berjuang dengan persoalan ini, contoh kondisi di Banyuwangi menjadi semakin relevan. Upaya konservasi lingkungan dan pelestarian udara bersih yang dilakukan Banyuwangi patut diperhatikan dan dijadikan inspirasi bagi kota-kota besar lainnya di Indonesia agar bisa menjaga dan memperbaiki kualitas udara. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES