Peristiwa Daerah

Kemarau Panjang, Petani di Karanganyar Tak Garap Lahan

Kamis, 24 Agustus 2023 - 17:55 | 51.67k
Kemarau panjang, petani di Ngawi tidak menanami lahan pertanian. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Kemarau panjang, petani di Ngawi tidak menanami lahan pertanian. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, NGAWI – Gersang. Satu kata itu cukup menggambarkan kondisi lahan pertanian di Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi saat kemarau panjang ini. Petani setempat, tak punya pilihan lain, selain menganggurkan lahan.

Sudah hampir tiga bulan para petani di desa setempat tak lagi menanam. Lahan pertanian berupa sawah dan mbaon (lahan pertanian di kawasan hutan) tak mereka garap. El Nino sebabkan hujan tak kunjung turun.

Advertisement

“Sudah tiga bulan ini lahan pertanian tidak digarap,” kata Alip Mustajab salah satu warga Karanganyar kepada TIMES Indonesia, pada Kamis (24/8/2023).

Menurut Alip, lahan pertanian di desa setempat merupakan lahan tadah hujan. Kalau tidak ada hujan, praktis tidak ada air untuk mengairi lahan pertanian. Tidak ada hasil panen yang dibawa pulang.

Di musim kemarau seperti sekarang, para petani beralih pekerjaan. Kata Alip, banyak warga setempat yang memilih menjadi buruh tebang tebu, kuli proyek, buruh panen padi, dan lain-lain. Asal bisa mencukupi kebutuhan. 

“Karena memang lahan sawah, atau mbaon tidak bisa ditanami. Tidak ada air untuk mengaliri tanaman,” kata Alip.

Saat ada air, para petani di desa setempat biasa menanam jagung. Terkadang juga menanam ketela pohon. Dua jenis tanaman ini dikenal paling ngirit kebutuhan air.

“Kami juga biasa menanam pohon pisang, di sekitar lahan jagung atau ketela pohon,” kata Alip.

Tahun 2023 diperkirakan terjadi kemarau yang panjang. Selain lahan pertanian yang dibiarkan nganggur, kekeringan pada sumur juga mulai dirasakan. Alip menyebut, saat ini sumur di rumahnya mulai berkurang debit airnya. 

Sumur-Warga.jpgSumur warga di Desa Karanganyar Ngawi mulai susut debit airnya. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

Sumur di belakang rumahnya, hanya bisa digunakan 20 menit sekali ambil. Setelah itu, air tak lagi dapat diambil. Harus menunggu hingga 5 jam, agar terisi lagi.

Praktis, sumur hanya mampu mencukupi kebutuhan mandi dan cuci. Kebutuhan masak dan minum, para warga harus membeli galon air, atau air bersih jerigen.

“Sumur masih ada airnya. Tapi kecil sekali. Kita harus sangat menghemat. Tidak tau kalau bulan-bulan kedepan, masih ada air atau tidak,” keluh Alip.

Jika debit air mengecil, memperdalam sumur mungkin bisa menjadi solusi. Tetapi tidak bagi warga Dusun Banyuasin Timur, Desa Karanganyar lokasi dimana Alip tinggal. Sumur di dusun ini, tidak bisa lebih dari 15 meter kedalamannya. Sebab, air yang memancar akan terasa asin jika sumur digali lebih dari 15 meter.

“Sumur di rumah saya 12 meter. Kalau disini, lebih dari 15 meter, airnya terasa asin. Seperti air laut,” kata Alip.

Alip tidak bisa menjelaskan detail terkait fenomena ini. Yang dia tau, kondisi ini sudah terjadi sejak lama sekali. Bahkan sebelum dirinya lahir.

Topografi Dusun Banyuasin Timur berupa perbukitan kapur. Pemukiman warga berada diantara lebatnya hutan jati perhutani yang tengah meranggas. Para warga umumnya memanfaatkan lahan disela pepohonan jati untuk dijadikan mbaon. Mereka bercocok tanam jagung atau ketela pohon diantaranya.

Keberadaan areal sawah di dusun setempat sangat terbatas. Persawahan hanya ada diantara lembah perbukitan, bekas aliran sungai yang telah lama beralih menjadi sawah.

Suyati, salah satu pemilik sawah mengaku saat ini dirinya memilih tidak menggarap lahan. Ketiadaan air hujan atau aliran irigasi memaksa dirinya membiarkan lahan sawah hanya ditumbuhi rerumputan liar.

Bero mas. Tidak ada hujan, tidak bisa menanam padi,” katanya saat tengah mencari rumput untuk ternak.

Alip dan Suyati adalah potret masyarakat yang terdampak kemarau panjang. Mereka berharap, fenomena El Nino segera berakhir. Agar lahan pertanian, kembali menghijau tak gersang seperti sekarang. “Semoga hujan lekas turun,” harap warga Dusun Banyuasin Timur, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Ngawi itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES