Pelajar Darus Saadah Ngaji Literasi bersama TIMES Indonesia

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Di era digital, informasi tersedia dalam jumlah besar dan dengan cepat. Untuk itu perlu untuk memahami dan membekali diri dengan pemahaman literasi.

Hal tersebut menjadi penekanan saat media online berjejaring TIMES Indonesia berbagi pengetahuan terkait pentingnya literasi digital kepada 90 pelajar Panti Asuhan Darus Saadah, Temas, Kota Batu. Kegiatan ngaji literasi ini digelar di Griya Ciptaningati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (26/8/2023).

Advertisement

Dr Kusumaningati SH, MM, pemilik Griya Ciptaningati dan ibu asuh dari pelajar di Panti Asuhan Darus Saadah memberikan motivasi kepada siswa, Sabtu (26/8/2023).

Naning Yusuf, Business Corporate and Development TIMES Indonesia, mengatakan, literasi digital dalam pendidikan menjadi semakin mendesak karena maraknya hoaks atau diisformasi yang tersebar cepat seiring perkembangan teknologi digital yang pesat.

Untuk itu, para pelajar harus senantiasa mengasah pengetahuan dan wawasan sekaligus menjadikan diri mereka sebagai sosok yang memerangi hoaks atau kabar bohong.

"Dengan pengetahuan dan wawasan yang tepat, kita semua akan bisa memilah mana yang hoaks dan mana yang bukan," ucapnya.

Pelajar Panti Asuhan Darus Saadah, Kota Batu berfoto bersama usai kegiatan ngaji literasi  di Griya Ciptaningati, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (26/8/2023).

Naning juga menyampaikan pemahaman terkait berita dan penulisan berita. Dari prinsip dasar berupa 5W+1H dan penggunaan rumus subjek predikat objek keterangan untuk menulis kalimat yang tepat dan efektif.

Naning juga mengajak para pelajar untuk berbagi pengalaman tentang hoaks atau informasi palsu yang pernah mereka dapatkan.

Abidin, salah satu peserta ngaji literasi membagikan hoaks yang pernah diterimanya. "Dulu beredar informasi kalau 2012 atau 2022 akan kiamat. Itu hoaks yang pernah saya terima," ucapnya. Abidin berkisah, saat itu ia tidak mempercayai informasi tersebut. Menurutnya tidak ada yang mengetahui pasti kapan kiamat itu terjadi.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi TIMES Indonesia, Wahyu Nurdiyanto berbagi kisah mengenai peran jurnalis dan media dalam mengawal kebijakan pemerintah, atau mengawal isu kemanusiaan.

"Kami (media) pernah mengawal kasus pelajar SD yang tidak sekolah karena sakit tumor perut, dan sekaligus terancam kesehatannya karena tidak ada biaya operasi," ucapnya.

Wahyu melanjutkan, melalui pemberitaan yang gencar, anak tersebut bisa dioperasi setelah pemerintah daerah akhirnya mau menanggung seluruh biaya operasi. 

Dalam kesempatan ini, Wahyu juga menekankan pentingnya pelajar mengasah kemampuan menulis. 

"Menulis adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai. Karena sampai kapanpun kalian semua dihadapkan pada keharusan menulis. Saat sekolah menulis, kuliah menulis, bahkan saat kerja pun kalian pasti akan menulis," ucapnya.

Abdul Munir, pengasuh Panti Asuhan Darus Saadahss mengucapkan terima kasih kepada TIMES Indonesia atas kelas literasi ini. Menurutnya, pengetahuan yang diberikan sangat berguna bagi pelajar di tengah kemajuan era digital.

Sementara itu, Dr Kusumaningati SH, MM, selaku pemilik Griya Ciptaningati dan ibu asuh dari pelajar di Panti Asuhan Darus Saadah mendorong para pelajar untuk terus belajar dan tekun menambah pengetahuan.

Menurutnya, setiap orang bisa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan menjadi lebih baik asal mereka bisa memanfaatkan waktu dan belajar.

"Gunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar, dan bercita-citalah yang tinggi," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.