Peristiwa Penting Bersejarah di Bulan September

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Agustus menjadi salah satu bulan yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, pada bulan itu Negara Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Namun ternyata selain Agustus ada bulan lain yang di dalamnya juga terjadi peristiwa penting. Di antaranya adalah September.
Gerakan 30 September atau yang lebih dikenal dengan G30S/PKI. Sebuah peristiwa yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965. Peristiwa ini melibatkan sebuah kelompok angkatan bersenjata yang dianggap akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang ada, kala itu.
Advertisement
Sekelompok perwira angkatan bersenjata yang tergabung dalam Gerakan 30 September (G30S) menculik dan membunuh beberapa perwira tinggi militer yang dianggap sebagai lawan politik. Mereka mengklaim bahwa ini adalah upaya untuk melindungi Presiden Sukarno dari kudeta.
Peristiwa G30S/ PKI tersebut mengakibatkan penghilangan massal dan penahanan terhadap anggota PKI dan simpatisan komunis. Jumlah korban yang tewas dalam peristiwa tersebut juga sangat kontroversial, dengan perkiraan yang berbeda.
- Terbentuknya Polisi Wanita
Salah satu alasan dibentuknya Polisi Wanita (Polwan) adalah karena, keinginan untuk melibatkan perempuan dalam tugas-tugas kepolisian. Kebutuhan akan tenaga perempuan dalam kepolisian, terutama untuk menangani kasus yang melibatkan perempuan dan anak. Perempuan dianggap lebih memiliki keunggulan untuk berkomunikasi, empati, dan kepedulian sosial, terhadap anak dan sesama jenisnya.
Pembentukan Polwan Indonesia ini mendapat dukungan Presiden Soekarno. Pada tanggal 1 September 1946, Presiden Soekarno menandatangani Surat Keputusan No. Pol. 5/1946 tentang Pembentukan Polisi Wanita. Sehingga September, diperingati sebagai hari lahirnya Polwan.
- Terbentuknya PMI
Pada Sebtember 1945, Presiden Soekarno juga mengeluarkan perintah untuk membentuk sebuah badan agar membantu korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.
Perintah tersebut ditindaklanjuti oleh, Menteri Kesehatan dr. Buntaran Martoatmojo. Dilankutkan dengan membentuk panitia yang terdiri dari 5 orang, yaitu dr. R. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr. Joehana, Dr. Marjuki dan dr. Sitanala. Panitia tersebut kemudian berhasil membentuk PMI pada tanggal 17 September 1945. Selain itu, PMI juga berperan dalam pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang.
- Tewasnya Tokoh HAM
Munir Said Thalib atau Munir, adalah seorang aktivis hak asasi manusia Indonesia yang dibunuh di dalam pesawat pada 7 September 2004. Dia adalah seorang wartawan yang pernah bekerja di berbagai media massa populer. Selain itu ia menjadi pendiri dan ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
Munir dikenal sebagai seorang aktivis yang berani dan gigih dalam memperjuangkan hak asasi manusia. Ia sering mengkritik pemerintah Indonesia yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini membuat Munir sering mendapatkan intimidasi bahkan ancaman pembunuhan.
7 September 2004, saat Munir sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Amsterdam, untuk menghadiri konferensi hak asasi manusia, di dalam pesawat ia tewas. Munir diracun dengan Sianida hingga nyawanya tak tertolong.
Kasus pembunuhan Munir merupakan salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia yang paling pelik, bahkan hingga kini kasus ini tidak terungkap.
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada 2005 menjatuhkan vonis kepada Pollycarpus Budihari Priyanto, seorang pilot Garuda Indonesia. Dia difonis sebagai terdakwa tunggal dalam kasus ini. Pollycarpus dihukum 20 tahun penjara. Namun publik meragukan, bila hanya Pollycarpus yang terlibat dalam peristiwa tewasnya Munir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |