Peristiwa Daerah

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Begini Sejarah Tari Beskalan Kabupaten Malang

Sabtu, 02 September 2023 - 20:16 | 147.54k
Penampilan Tari Beskalan Kabupaten Malang. (Foto: Tangkapan layar YouTube)
Penampilan Tari Beskalan Kabupaten Malang. (Foto: Tangkapan layar YouTube)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGTari Beskalan Kabupaten Malang menjadi salah satu dari 12 karya budaya Jawa Timur yang menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Penetapan dilakukan tim ahli cagar budaya Kemendikbud RI.

Selain Tari Beskalan Kabupaten Malang, karya budaya Jawa Timur lainnya yang menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia diantaranya Tari Ngremo dari Surabaya, dan Tari Topeng Gethak dari Kabupaten Pamekasan.

Advertisement

Kemudian ada 9 Warisan Budaya Jawa Timur yang termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ditetapkan oleh tim ahli cagar budaya Kemendikbud RI, akhir bulan Agustus kemarin.

Dilansir dari Disparbud Kabupaten Malang, Berikut sejarah Tari Beskalan Kabupaten Malang yang baru ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia :

Sejarah Tari Beskalan Kabupaten Malang

Pada awalnya Tari Beskalan merupakan suatu bentuk tari ritual. Miskayah merupakan penari tahun 1920 yang telah diceritakan oleh cucunya yang bernama Jupri.

Tari-Beskalan-2.jpgPengumuman Tari Beskalan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. (Foto: Disparbud Kabupaten Malang)

Miskayah berasal dari Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Cerita awal dari tari beskalan bermula saat Miskayah masih berusia belasan tahun. Dia sudah bekerja menjadi tandak pada andong.

Pada suatu saat, Miskayah sakit yang tidak diketahui sebabnya sehingga tidak bisa menari, kemudian ia bermimpi bertemu dengan seorang putri dari kerajaan Mataram yang bernama Proboretno

Dalam mimpinya, Putri Proboretno sedang mencari kekasihnya bernama Baswara, seorang pria muda asal Cirebon dan berpesan “Miskayah, mari ikut aku. Kamu akan sembuh dari sakitmu dan akan aku ajari menari. Tetapi kamu harus membantu aku mencari pemuda yang bernama Baswara”.

Pada masa itu, Tari Beskalan digunakan sebagai medium yang ada hubungannya dengan ritual membuka lahan. Karena itu Tari Beskalan merupakan tari komunal, yakni tari dilahirkan dan dimiliki oleh masyarakat daerah Malang.

Pada tahun 1930 Tari Beskalan berkembang menjadi sebuah sajian tari dalam pertunjukan "Andong", sejenis Tayub yang melakukan pertunjukan dengan cara berkeliling atau "mbarang".

Penari Tari Beskalan yang sempat terdokumentasikan sejak tahun 1930 adalah Riyati. Tari Beskalan Riyati pernah didokumentasikan oleh Padepokan Mangun Dharmo pimpinan M. Sholeh AP yang bertempat di Desa Tulus Besar Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang.

Makna Tari Beskalan

Tari Beskalan Kabupaten Malang ini merupakan simbol, dan juga memilik makna yang sama dengan Cok Bakal (sesajen), yaitu simbol dari asal mula kehidupan.

Seseorang yang tak dikenal menyarankan untuk menaruh tumbal yang disebut Cok bakal, setelah itu tanah Jawa dapat dihuni oleh manusia. Adanya simbol ini, tampaknya ada kaitannya dengan Tari Beskalan Kabupaten Malang.

Kini, Tari Beskalan Kabupaten Malang terus ditampilkan ketika kegiatan kebudayaan. Seperti acara seremonial pemerintahan Pemkab Malang, maupun acara seremonial lainnya.

Begitulah sejarah Tari Beskalan Kabupaten Malang yang baru saja ditetapkan oleh Kemendikbud Ristek RI, menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES