Deklarasi Anies-Muhaimin Diwarnai Patrol Pendukung Ganjar, TMP Bantah Psywar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Deklarasi Anies-Muhaimin Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit Surabaya diwarnai aksi patrol Taruna Merah Putih (TMP) di sepanjang Jalan Tunjungan. Tepat di seberang hotel lokasi acara berlangsung.
Ketua TMP Surabaya Aryo Seno Bagaskoro memimpin aksi organisasi barisan pemuda sayap partai PDI Perjuangan tersebut sembari menyanyikan lagu jargon pemenangan Capres PDIP Ganjar Pranowo.
Advertisement
Seno Bagaskoro mengatakan alasan mengapa membuat acara tepat di depan lokasi deklarasi Anies-Muhaimin. Di seberang Hotel Majapahit, Jalan Tunjungan.
Bahkan bertepatan saat deklarasi pada puncaknya. Di mana Anies Baswedan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh naik ke balkon Hotel Majapahit di lantai dua. Tempat perobekan bendera Belanda merah putih biru menjadi Bendera Merah Putih. Bendera Indonesia.
Sementara dari seberang, nampak barisan pemuda TMP serentak menyayikan lagu kemenangan Ganjar Pranowo. Seolah mengalihkan perhatian publik dari momentum bersejarah bagi Anies-Muhaimin.
Seno Bagaskoro mengatakan, Surabaya memang terkenal sebagai Kota Pahlawan dan Jalan Tunjungan memiliki banyak sejarah dalam pembentukan imaji tentang Bangsa Indonesia.
"Makanya kami sengaja memilih tempat ini sebagai sebuah tempat bagi kita kawan-kawan muda, elemen partai di PDI Perjuangan untuk mendiskusikan tentang tips belajar kesetiaan dari Pak Ganjar Pranowo dan Bu Siti Atiqoh. Beliau berdua menjadi pemimpin elite bangsa yang mampu menunjukkan kesetiaannya," kata Seno berargumen.
Edukasi soal kesetiaan itu ia sebut berkaca pada banyaknya isu dan tragedi tentang
perselingkuhan, penghianatan, dan kecurangan.
"Nah, Pak Ganjar ini tokoh pemimpin yang setia. Jadi kami mau belajar dari Pak Ganjar dan Atiqoh kisahnya sekaligus kita bersuka ria seperti biasanya. Malam mingguan di Tunjungan," ucap juru kampanye nasional Ganjar Pranowo itu.
Dia juga menjelaskan bahwa mereka rutin menggelar acara serupa. Biasanya sebulan sekali.
"Memang hari ini kebetulan menjadi semangatnya luar biasa karena mendekati momen September. Di mana bulan September ada perobekan bendera merah putih biru untuk mengalahkan Belanda dari Bumi Surabaya yang merah nya Arek-arek Suroboyo tidak diragukan lagi," jawabnya diplomatis.
Lantas, mengapa digelar bertepatan dengan acara deklarasi Anies-Muhaimin di depan?
"Ya kebetulan kemudian ada deklarasi di depan," tandasnya.
Seno juga tidak memberikan jawaban pasti apakah ada kesengajaan dalam aksi tersebut. Atau jangan-jangan tema kesetiaan yang mereka usung adalah sindiran pedas bagi tokoh-tokoh partai politik yang berbalik arah? Seperti hengkangnya Muhaimin Iskandar dari Koalisi Indonesia Maju dan NasDem yang seakan melukai perasaan Demokrat dengan memilih Cawapres secara sepihak. Tapi, Seno lebih menjawab realistis.
"Itu kan fakta. Pak Ganjar dan Bu Atiqoh ini salah satu contoh relationship goals bagi kaum muda. Ya itu yang kami ceritakan. Kalau itu (soal pilihan PKB-NasDem) hak mereka sebagai tokoh, biarkan masyarakat yang menilai," ungkapnya.
Ia justru melihat bahwa momentum bersama ini adalah pemandangan yang menarik. Bahkan ia mencoba menguak sebuah kesenjangan dalam berpolitik kerakyatan.
"Saat kawan-kawan melakukan deklarasi di hotel mewah di bintang lima, kami kawan-kawan muda kami pendukung Pak Ganjar kita asik-asikan saja di pinggir jalan. Artinya dengan semangat kami ingin bersama-sama untuk membersamai mencium aroma keringat rakyat, tertawa, dan menangis bersama masyarakat dan itu potret yang berusaha kami gambarkan hari ini," ungkapnya.
"Bahwa Pak Ganjar setia bersama rakyat, setia berjuang bersama masyarakat Indonesia dan Arek-arek Suroboyo paham itu," tambahnya.
Bukan Psywar
Seno menegaskan bahwa aksi ini bukanlah psywar atau psychological warfare. Namun sebuah acara rutin. Di mana tema hari ini tentang kesetiaan yang mereka petik dari pasangan Ganjar-Siti Atiqoh.
"Kalau ini dianggap sebagai sebuah psywar kami juga bingung, kami tidak melakukan apa-apa yang serius. Kami having fun, kami bersuka ria kita mengumpulkan teman-teman muda belajar bareng dan Kota Surabaya memang selama ini menjadi salah satu basis pendukung dari Pak Ganjar yang sangat solid," pamernya.
"Maka hari ini saat tiba-tiba ada banyak orang yang datang di Hotel Majapahit, ya ini di luar keseharian dan rutinitas kami di Kota Surabaya. Saya rasa begitu," sambung Seno.
Jika acara ini identik dengan kampanye?
"Oh enggak, kami hanya having fun. Sekali lagi diskusi. TMP Surabaya sering untuk bikin acara rutin di Jalan Tunjungan. Artinya kami memang bikin acara ini sering dalam rangka mengajak kawan-kawan muda untuk melek dan sadar politik," ujar Seno lagi.
Di depan ada banyak massa, sempat ada singgungan?
"Oh enggak ada, kami di Surabaya terbiasa ayem, guyub, tenteram, dan rukun sehingga perbedaan pilihan itu saya rasa biasa dan nanti rakyatlah yang akan menentukan di tanggal 14 Februari 2024. Dan ini ruang publik yang luas, tidak ada kemudian yang menggangu ketenteraman apapun," jelasnya saat aksinya dikaitkan Deklarasi Anies-Muhaimin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |