Peristiwa Daerah

Para Ksatria Belantara: Kisah Perjuangan Satgas Yonif Para Raider 330 Membelah Hutan Papua Menolong Warga

Senin, 04 September 2023 - 19:16 | 84.50k
Para ksatria Satgas Yonif Para Raider 330/Tri Dharma sampai di kampung warga setelah membelah hutan Papua. (Foto: Satgas Pamtas for TIMES Indonesia)
Para ksatria Satgas Yonif Para Raider 330/Tri Dharma sampai di kampung warga setelah membelah hutan Papua. (Foto: Satgas Pamtas for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PAPUA – Hutan Papua, dengan deretan pepohonan raksasa yang menjulang, menutupi langit dengan dedaunannya, menciptakan nuansa misterius di tengah kegelapan malam. Awan-awan hitam bergulung melepaskan butiran hujan yang seolah ingin menguji ketabahan para ksatria Satgas Yonif Para Raider 330/Tri Dharma, Senin (3/9/2023).

Tetesan hujan membasahi wajah mereka. Bercampur dengan keringat di kening dan muka para prajurit itu. Namun di wajah tegar itu tampak tekad yang tak pernah luntur.

Advertisement

Jalan setapak di hutan lebat ini penuh dengan tanaman menjalar. Akar-akar yang berserakan. Batu-batu besar juga yang licin.

Suara hewan malam bergema, menyertai langkah-langkah para prajurit yang dengan cekatan bergerak menyusuri jalan setapak. Setiap napas yang dihembuskan menandakan keberanian. Setiap detak jantung seolah berbicara tentang komitmen untuk membantu sesama, sebagai prajurit penjaga rakyat Indonesia.

Dalam rombongan itu, tampak Lettu Inf Dwi Wisnu memimpin dengan peta di tangannya. Ia juga senter yang menerangi jalan.

Matanya yang tajam mencari tanda-tanda arah. Di sampingnya, prajurit-prajurit dengan ransel berisi sembako dan obat-obatan. Mereka berjalan dengan penuh semangat. Saling membantu saat menghadapi rintangan.

Di tengah perjalanan, mereka berhenti sejenak. Memastikan kompas dan peta mengarahkan mereka ke Kampung Munumai.

Suara gemercik air terdengar, menandakan ada sungai kecil yang harus mereka seberangi. Air yang dingin seolah menantang keberanian mereka. Namun dengan kekompakan, mereka berhasil menyeberang.

Begitu mendekati kampung, cahaya api tampak menari-nari. Mengusir kegelapan. Juga, menjadi petunjuk bagi para ksatria ini.

Warga Bahagia Ditolong Prajurit

Alas kaki yang setia menemani para prajurit itu kini tampak berlumuran lumpur. Begitu juga dengan seragam hijau loreng yang menjadi saksi bisu atas perjuangan mereka menembus hutan lebat Papua.

Setiap langkah menjadi semakin berat, terutama dengan beban ransel yang berisi bantuan sembako dan obat-obatan untuk warga. Suara derap langkah kaki, desiran angin dan gemuruh alam Papua menjadi satu harmoni yang menyertai perjalanan heroik ini.

Pohon-pohon tinggi yang mengelilingi mereka seakan menjadi penjaga alam yang tak kenal lelah, memberikan perlindungan dari rintik hujan namun juga menjadi tantangan tersendiri. Berbagai jenis fauna yang sesekali muncul dari semak belukar seakan memberi sambutan kepada para ksatria yang berjalan dengan hati-hati, tak ingin mengganggu keseimbangan alam.

Lettu Inf Dwi Wisnu, selaku Danpos Titigi, memimpin rombongan dengan tekad kuat, mengingat kembali video aksi intimidasi dan pembakaran honai yang viral di media sosial. Kesedihan dan kemarahan membakar semangatnya untuk membantu warga yang kini hidup dalam rasa takut dan keresahan.

Setelah beberapa jam menembus belantara, siluet honai mulai tampak dari kejauhan. Cahaya api unggun yang memantul dari depan honai menandakan ada kehidupan. Tiba-tiba, warga yang sedang berkumpul di depan honai tampak kaget.

Mata mereka yang penuh air mata dan kecemasan berubah menjadi harapan. Kehadiran para prajurit di tengah kegelapan malam menjadi cahaya bagi mereka yang selama ini hidup dalam bayang-bayang ketakutan.

Dengan senyuman dan tangan yang terbuka, para ksatria Tri Dharma mendekati warga, membagikan sembako dan memberikan bantuan medis. Air mata haru mengalir deras.

Tak hanya dari mata warga, namun juga dari mata para prajurit yang melihat langsung dampak dari aksi teror yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris Papua.

Ketika fajar mulai menyingsing, tugas mereka di sana telah selesai. Sebelum pergi, mereka mendapatkan ucapan syukur dan berkat dari warga. "Terima kasih Om Tentara 330, semoga Tuhan selalu berkati," ujar salah seorang warga dengan mata berbinar.

Para ksatria Tri Dharma pun kembali menembus belantara Papua, meninggalkan kenangan tak terlupakan di hati warga, menjadi saksi sejarah atas perjuangan yang tak akan pernah pudar di ingatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Syarifah Latowa
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES