Hutan dan Savana Gunung Bromo Terbakar, Bagaimana Nasib Flora dan Fauna Endemik?

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO –
Kebakaran hutan dan savana yang terus meluas di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS, berdampak hilangnya pada flora dan fauna endemik di kawasan tersebut. Upaya pemulihan menjadi pekerjaan rumah bersama. Kini Balai Besar TNBTS masih fokus pada upaya pemadaman api.
Advertisement
Kepala Resort Lautan Pasir pada Balai Besar TNBTS, Ariyanto, menerangkan akan ada beberapa perubahan ekosistem terkait dengan rusaknya alam akibat kebakaran yang terjadi. Mulai dari persoalan flora dan fauna endemik.
Kendati demikian, saat ini pihaknya masih berfokus pada pemadaman api. Mengingat, sejumlah titik yang mulanya padam, kembali lagi terbakar. Sehingga TNBTS selaku pengelola kawasan terpaksa melakukan penutupan jalur wisata di beberapa titik. Hal itu dilakukan agar proses pemadaman dapat terselesaikan secara cepat. Serta tidak membahayakan bagi wisatawan.
“Saat ini kami masih fokus pada pemadaman,” tegas Ari.
Dengan demikian, ketika api sudah betul-betul berhasil dipadamkan total serta tidak muncul kebakaran susulan, dapat dilakukan pengidentifikasian lokasi mana saja serta flora dan fauna apa saja yang rusak dan berpindah. Termasuk bagaimana penanganannya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Forum Sahabat Gunung (FSG), Sismiko. Pria yang akrab disapa Miko itu menerangkan, kebakaran hutan yang terjadi memang berpengaruh pada beberapa tanaman.
Namun, tidak berpengaruh besar pada bunga endemik Edelweis. Sebab, lokasi kebakaran tidak berada di Penanjakan, tempat populasi bunga Edelweis. Kendati demikian, untuk fauna yang hidup di Gunung Bromo, maka secara terpaksa harus migrasi ke habitat lainnya akibat kebakaran tersebut.
“Dari FSG sendiri nantinya akan berkoordinasi dengan pengelola, termasuk TNBTS. Sehingga, ketika masuk musim hujan kita akan melakukan reboisasi. Terutama di daerah yang kita anggap penting. Seperti di dekat sumber mata air,” tandas Miko, soal kebakaran hutan di kawasan Gunung Bromo, Selasa (5/9/2023) siang.
Dikutip dari indonesiabaik.id, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berlokasi di perbatasan empat daerah sekaligus. Yaitu Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Kabupaten Lumajang. Kewasan seluas 800 kilometer persegi ini masuk dalam daftar Jaringan Cagar Biosfer Dunia (world network of biosphere reserves) dari UNESCO.
Ada 38 jenis satwa liar dan dilindungi yang hidup di kawasan ini. Antara lain Elang Jawa, Macan Tutul Jawa, dan Lutung Jawa. Selain itu, juga terdapat 1.025 jenis flora. Puluhan di antaranya termasuk flora langka.
Namun memasuki kemarau, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sering dilanda kebakara hutan maupun savana. Termasuk pada musim kemarau 2023 ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Sholihin Nur |