Perjuangan Panjang Warga Kabupaten Gresik Atasi Krisis Air Bersih

TIMESINDONESIA, GRESIK – Musibah kekeringan terjadi ketika musim kemarau. Hal itu juga terjadi di Kabupaten Gresik Jawa Timur. Salah satunya warga di Desa Tanggulrejo Kecamatan Manyar.
Sejak zaman dahulu, warga desa tersebut memenuhi kebutuhan air bersihnya dari telaga atau membeli dari mobil tanki keliling yang dijajakan para penjual.
Advertisement
Namun kini, warga perbatasan Gresik-Lamongan itu kini sudah tak kesulitan air bersih lagi. Bahkan, air yang dihasilkan sangat layak digunakan kebutuhan sehari-hari.
Kepala Desa Tanggulrejo, Abdul Karim mengatakan, di 1980, warga desa masih menggunakan air bersih yang berasal dari sungai dan ditampung di Telaga, mereka mandi dan mencuci di telaga.
"Saat itu hingga air telaga mudah berubah keruh dan tampak berwarna, terlebih lagi jika musim kemarau ketika air di sungai sudah tidak ada lagi yang menyebabkan sirkulasi air tidak ada," katanya, Selasa (5/9/2023).
Mulai tahun 1980an, sebagian masyarakat memasang pompa kapasitas kecil di telaga dan menyalurkannya ke rumah masing-masing secara berkelompok di setiap RT, lalu memasukkannya ke bak mandi ukuran besar.
Bersamaan dengan itu, sebagian masyarakat sudah ada yang mulai mencari air tanah dengan cara melakukan pengeboran secara dangkal.
"Usaha pengeboran ini menemukan air asin dengan solinitas sekitar 10 per mil," tambahnya.
Sekitar tahun 2005, Kades Karim menyatakan ada program penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2KP) dan menginisiasi pembangunan jaringan pipa dan pemasangan Saluran Rumah (SR).
"Namun, sumber air bakunya masih menggunakan air telaga dan air dari mobil tangki yang diperoleh dari Desa Bungah Kecamatan Bungah," ujarnya.
Pada tahun 2013, pemdes mengajak warga dengan dana swadaya untuk melakukan eksplorasi sumber air. Berbagai metode dilakukan, mulai teknologi alat Geolistrik maupun supra natural (Paranormal).
"Namun hasilnya belum maksimal," terangnya.
Perjuangan mendapat sumber air bersih berlanjut, di tahun 2016 dimulai pengeboran di titik Dusun Tanggulrejo Utara menggunakan dana APBD Gresik dengan kedalaman 120 meter, ternyata hasinya ketemu air asin dengan kadar solinitas 15 per mil.
"Selanjutnya pada tahun 2017, kami menggunakan Dana Desa, menggali sumur tersebut kedalaman 265 meter, dan hasilnya dapat ditemukan air sumber yang memenuhi standart air bersih," ujarnya.
Rencananya pada Tahun 2023 pengeboran sumur kelima akan dilakukan di titik yang berbeda, yaitu di Dusun Tanggulrejo Selatan, yang diperkirakan ada sumber air tawar di kedalaman 270 meter.
Sampai dengan saat ini di Desa Tanggulrejo sudah terdapat 4 (empat) buah bangunan sumur dalam yang kapasitasnya rata-rata 2 Liter per detik.
Dari keempat sumur tersebut Pemerintah Desa Tanggulrejo dalam hal ini Hippam telah melayani sebanyak 670 sambungan rumah tangga (SR) yang mencakup seluruh rumah di Desa Tanggulrejo.
Namun dengan bertambahnya jumlah rumah tangga di Kabupaten Gresik maka masih diperlukan penambahan 1 (satu) sumur lagi untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, terutama ke rumah kost dan rumah-rumah yang baru berdiri. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |