Peristiwa Daerah

Dalem Ageng Tegalsari, Cagar Budaya Ponorogo yang Berdiri Tahun 1700

Rabu, 06 September 2023 - 15:44 | 169.20k
Dalem Ageng Tegalsari peninggalan Kiai Ageng Muhammad Besari yang menjadi salah satu cagar budaya Ponorogo. (Foto: Marhaban/TIMES Indonesia)
Dalem Ageng Tegalsari peninggalan Kiai Ageng Muhammad Besari yang menjadi salah satu cagar budaya Ponorogo. (Foto: Marhaban/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGODalem Ageng Tegalsari, salah satu cagar budaya Ponorogo yang masih berdiri kokoh hingga kini. Rumah tertua di Ponorogo ini berdiri sejak tahun 1700-an.

Dalem Ageng Tegalsari tersebut menjadi situs cagar budaya dan situs religi di Ponorogo. Selain menjadi rumah bersejarah, bangunan Dalem Ageng Tegalsari juga menjadi jejak sejarah penyebaran Islam khususnya di wilayah Ponorogo.

Advertisement

Cagar Budaya Ponorogo Dalem Ageng Tegalsari tersebut berbentuk pendopo joglo yang gagah dan berbahan kayu jati berkualitas. Dilihat dari seratnya, kayu-kayu yang digunakan tersebut menggunakan kayu jati pilihan dan seratnya terlihat sangat tua.

Pengamatan TIMES Indonesia, dibeberapa tiang Dalem Ageng Tegalsari tertulis peraturan untuk melepaskan sandal atau sepatu jika ingin memasuki rumah itu.

Dalem-Ageng-Tegalsari-2.jpg

Di Dalem Ageng Tegalsari terdapat empat saka (tiang) guru, 12 saka keliling, dan ditambah saka peracik yang jumlahnya juga banyak, tumpangsari 3 di luar, dan 4 atau 5 tumpang yang ada di dalam. Usuk yang dipakai menggunakan kayu jati dan ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan usuk-usuk yang dipakai di rumah joglo jaman sekarang. Sehingga desain salah satu cagar budaya Ponorogo ini sedikit berbeda dengan rumah joglo asli Ponorogo.

Dalem Ageng Tegalsari ini tampaknya tidak menggunakan kayu sabuk sebagai penguat lajuran-lajuran kayu usuk yang memperkuat atap dari dalam rumah.

Di bagian belakang pendopo bangunan cagar alam Ponorogo ini terdapat bangunan semacam pringgitan. Bangunannya berupa bangunan rumah limas yang juga terdiri dari tiang-tiang kayu jati. Terdapat pintu kamar-kamar tua yang menghiasi bangunan pringgitan berbentuk rumah limas itu. Bangunan itu disebut pringgitan karena konon pada jaman dahulu dipakai untuk menggelar ringgitan atau pentas wayang.

Untuk saka guru atau tiang utama dari Dalem Ageng Tegalsari, lebar yang dimiliki sekitar 25 cm. Sedangkan saka kelilingnya memiliki lebar kurang lebih 15 cm. Lalu saka yang paling pinggir dan berderet berputar-putar di rumah itu atau disebut saka peracik berukuran sekitar 12 cm.

Imam Solebo, salah satu trah dari Kiai Ageng Muhammad Besari mengungkapkan, di sekitar cagar budaya Ponorogo Dalem Ageng Tegalsari juga ada gothakan, bentuknya mirip gazebo namun kuno.

Dalem-Ageng-Tegalsari-3.jpg

"Konon gothakan itu dulu menjadi tempat ngaji Raden Ngabehi Ranggawarsita sewaktu nyantri di pesantren Tegalsari," ucap Imam Solebo, Rabu (6/9/2023).

Ia juga menyebut di tempat tersebut terdapat jejak kisah tanah Jawa dan Ponorogo serta cerita tokoh-tokoh Nasional Indonesia. Contohnya, di tempat tersebut Sunan Pakubuwana II pernah mencari pencerahan saat Keraton Kartosuro dibedah oleh amukan Raden Mas Garendi atau Sunan Kuning, dibantu oleh Kapitan Sepanjang. Di situlah Sunan Pakubuwana II mendapatkan ketenangan dan pencerahan serta bantuan dari 40 santri Pondok Pesantren Tegalsari di bawah pimpinan Bagus Harun Basyariyah.

Lokasi cagar budaya Ponorogo Dalem Ageng Tegalsari di depan Masjid Tegalsari yang juga merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang kini menjadi tujuan wisata religi.

Imam Solebo pun bercerita bahwa Dalem Ageng Tegalsari merupakan rumah tertua di Ponorogo dan telah berdiri sejak tahun 1700-an.

“Dalem Ageng Tegalsari merupakan peninggalan dari Kiai Ageng Muhammad Besari. Beliau pendiri Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari yang sarat sejarah dalam syiar Islam di Nusantara,” kata Imam Solebo menjelaskan asal usul salah satu cagar budaya Ponorogo yang masih kokoh hingga kini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES