BMKG Banyuwangi Ingatkan Ancaman Bencana Kekeringan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Musim kemarau di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, masih berkepanjangan hingga saat ini. Bahkan beberapa kawasan di wilayah Bumi Blambangan tengah mengalami puncak musim kemarau hingga terdapat daerah yang menyandang status awas kekeringan.
Salah satu kecamatan yang berada di paling ujung utara Banyuwangi, yakni Wongsorejo, kini ditetapkan sebagai wilayah dengan status awas kekeringan.
Advertisement
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, memberikan peringatan kepada masyarakat supaya siaga atas akan terjadinya bencana kekeringan, mengingat Bumi Blambangan memang tengah jarang diguyur hujan.
Prakirawan BMKG Kelas III Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa, mengatakan, jika dilihat melalui pantauan peringatan dini kekeringan, sebagian wilayah di Wongsorejo saat ini berpotensi besar mengalami kekeringan hingga berwarna merah atau berstatus awas. Hal tersebut nampak karena sudah 91 hari berturut-turut hujan tiada turun.
“Masuk bulan September ini masih masuk kemarau, potensi kekeringan bahkan kebakaran akan sangat besar,” katanya, Jumat (8/9/2023).
Lebih lanjut, Gede menjelaskan, ditambah dengan adanya fenomena El Nino, ini akan membuat musim kemarau tahun 2023 akan semakin kering dan panjang. Terlebih peristiwa tersebut dapat mengurangi curah hujan yang terjadi. Apabila semakin lama hujan tidak turun, maka potensi kekeringan akan semakin menjadi ekstrem.
El Nino sendiri adalah fenomena alam yang terjadi ketika suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya, sehingga curah hujan di wilayah sekitar perairan pasifik sebelah timur mengalami pengurangan.
“Jadi saat ini wilayah kita khususnya Banyuwangi, dapat udara dari Australia yang bersifat dingin dan kering. Itulah kenapa hawanya dingin, karena disana memasuki musim Winter,” tutur Gede.
Walau demikian, saat ini belum ada prediksi pasti kapan wilayah Banyuwangi akan masuk musim penghujan. Gede menambahkan tidak menutup kemungkinan jika datangnya musim penghujan akan mundur akibat dari fenomena El Nino.
“Dari BMKG pusat masih belum ada publikasi terkait perkiraan kapan masuk musim penghujan, kemungkinan September ini akan ada rilis,” katanya.
Sebagai informasi. Gede memaparkan untuk saat ini gelombang laut berisiko cukup tinggi khususnya di wilayah pesisir selatan atau laut selatan Jawa Timur. Namun karena kondisi cuaca yang berubah-rubah, tinggi gelombang pun juga ikut fluktuatif.
“Untuk hari ini tinggi gelombang di laut selatan Banyuwangi khususnya, mencapai 1,5 meter sampai 3,3 meter dan kondisi seperti itu memang normalnya, kecuali ada badai besar datang,” tandasnya.
“Walau begitu harus tetap waspada karena alam berubah-rubah. Apalagi gelombang yang tidak normal jika melebihi 4 hingga 6 meter,” pungkas Gede. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sholihin Nur |