Sawah Kering dan Krisis Air Bersih Landa Kabupaten Banyumas

TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Musim kemarau yang terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia membuat ratusan hektar pertanian mengalami kekeringan hingga masyarakat pun banyak yang krisis air bersih. Salah satu yang mengalami dampak kemarau dan krisis air bersih adalah Kabupaten Banyumas.
Wilayah terutama Banyumas Barat seperti di Kecamatan Jatilawang, Wangon, Gumelar, Ajibarang, Lumbir, Rawalo pun tak luput dari krisis air bersih. Sejumlah instansi pemerintah maupun swasta pun turun tangan kirimkan bantuan air bersih.
Advertisement
Desa Karanlewas, Kecamatan Jatilawang misalnya, puluhan hektar milik petani mengalami kekeringan setelah hampir 8 bulan tak hujan. Hamparan sawah seluas samudra nampak tandus dan tanah sawah pun retak retak.
Menurut Sekdes Karanglewas Nanang Rokhim kepada TIMES Indonesia, Sabtu (9/9/2023) mengatakan persawahan di wilayahnya merupakan sawah tadah hujan,sehingga hanya mengandalkan air hujan untuk mengairinya.
"Sawah di desa Karanglewas sebagian besar merupakan lahan tadah hujan. Warga hanya mengharapkan air hujan bila hendak menggarap sawah, kalau musim panas seperti ini terpaksa dibiarkan saja hingga musim hujan tiba," terangnya.
Sedangkan soal air bersih, hingga saat ini masih cukup teratasi karena ada sumber air dari sungai Lopasir yang disalurkan melalui Pamsimas. Namun diperkirakan persediaan air bersih hanya cukup hingga akhir November 2023.
Kepala Dusun 1 Desa Karanglewas Teguh Pujionk menambahkan dalam setiap musim tanam petani di desa Karanglewas hanya panen sebanyak dua kali dan bila dipaksakan menanam kembali untuk yang ketiga dipastikan tidak dapat dipanen.
"Musim panen disini hanya dua kali, sekalipun masih bisa tanam tiga kali herannya pasti gagal panen, entah apa penyebabnya, akibat kemarau tersebut, puluhan hektare lahan pertanian di desa Karanglewas terpaksa dibiarkan menganggur,"ujarnya.
Bahkan, ada juga lahan warga yang terpaksa dibiarkan mengeras selama beberapa bulan karena petani tidak mungkin memaksakan bertanam padi kalau tidak memungkinkan terjangkau air.
Saat musim kemarau ini, warga desa Karanglewas menggantungkan hidupnya dengan kerja serabutan, dan sebagian menanam palawija.
"Paling untuk mencukupi kebutuhan hidup ada yang kerja serabutan, sebagian tandur jagung, kecang hijau, dan tanduran yang tahan panas,"katanya.
Salah satu Warga Dusun 2 yang mengaku bernama Prasetio mengatakan sawah yang kering berdampak kepada ekonomi keluarganya yang menggantungkan hidupnya dari bercocok tanam. Untuk itu Prasetio mengaku menanam cabai dipinggir kali agar bisa tetap beraktifitas sebagai petani.
"Hujan yang tak kunjung turun, terpaksa lahan saya menganggur karena tidak mendapatkan pasokan air yang memadai, dan saya beralih tanam cabai saja di pinggir kali," ujarnya.
Sementara itu untuk krisis air bersih di Gumelar pasokan air bersih telah dilakukan oleh BPBD, PMI, dan Polresta Banyumas. Sedangkan dari pihak swasta BMT Amindo juga telah memberikan bantuan air bersih sebanyak 10000 liter air bagi warga di desa Tlaga dan Cihonje.
Begitu pula yang terjadi di Kecamatan Rawalo seperti di desa Menganti yang beberapa kali telah mendapatkan bantuan air bersih bagi warga yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Seperti diketahui musim kemarau jika melanda Kabupaten Banyumas selalu menjadi momok masyarakat yang wilayahnya rawan air bersih. Pemerintah Kabupaten Banyumas terutama melalui pemerintah desa selalui berupaya memenuhi pasokan agar masyarakat tidak menderita.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Rizal Dani |