Panduan Ternak Kambing PE ala Breader Ngawi

TIMESINDONESIA, NGAWI – Ternak kambing PE bisa menjadi alternatif usaha yang menguntungkan. Kambing PE memiliki banyak kelebihan, seperti mudah dirawat, dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Berikut ini, panduan ternak kambing PE untuk pemula ala breader Ngawi, Ari Nurokhim mulai dari persiapan, cara perawatan, dan penjualan.
Advertisement
Panduan ternak kambing PE seperti yang dilakukan Ari bisa dilakukan siapapun dan di manapun. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum memulai memiara kambing peranakan etawa ini.
Ari mengatakan, aspek dasar yang harus dicermati calon peternak kambing PE yakni, tempat, bibit, dan pakan yang berkualitas. Hal itu perlu disiapkan dengan matang, agar budidaya kambing PE bisa berjalan dengan baik, dan tentu saja menghasilkan banyak cuan.
“Kandang, pakan, dan bibit kambing PE adalah pokok utama yang harus dipenuhi calon peternak,” kata Ari kepada TIMES Indonesia, saat ditemui di kediamannya, Pandansari, Sine, pada Selasa (12/9/2023).
Ari menjelaskan, terkait kandang, calon peternak kambing PE disarankan menggunakan tipe panggung. Tipe kandang ini, akan memudahkan peternak selama perawatan. Adapun keunggulan kandang panggung, kambing PE akan terhindar dari penyakit kudis pada hewan.
Kambing PE bagus ditempatkan dalam kandang panggung isolasi. Dengan kata lain, masing-masing kambing ditempatkan dalam kandang tersendiri.
“Sejak peternak kambing menggunakan kandang panggung, jarang ditemui kambing yang terkena penyakit gudik atau kudis,” jelas Ari.
Bibit kambing PE cukup berpengaruh dalam hal budidaya hewan pemamah biak jenis ini. Indukan yang berkualitas akan menghasilkan anakan yang bagus pula.
Ari menerangkan, indukan kambing PE yang berkualitas dapat diamati dari postur tubuhnya. Ari juga biasa memilih indukan yang memiliki puting susu besar. Indukan yang demikian, akan menghasilkan susu banyak dan bagus untuk perkembangan anakan.
“Untuk breading, usahakan memilih indukan yang memiliki puting susu besar. Itu nanti berpengaruh terhadap anakan, kalau susunya banyak, perkembangan juga lebih baik,” jelas Ari.
Soal indukan juga terkait harga. Ari menyatakan, pemilihan indukan kambing PE bisa disesuaikan kemampuan masing-masing calon peternak. Jika di Ngawi, harga indukan yang siap dibudidayakan mulai dari Rp3 jutaan.
Selanjutnya soal pakan. Ari menyatakan, untuk pakan kambing PE bisa menggunakan dedaunan atau rerumputan. Ada banyak jenis rumput yang bisa digunakan untuk pakan kambing PE. Misalnya rumput Odhot, Gajah, atau Kaliandra.
Ternak Kambing PE Breading
Ternak kambing PE untuk breading atau produksi bisa dimulai ketika indukan sudah berusia 10 bulan ke atas. Di usia demikian, indukan kambing PE sudah siap untuk dikawinkan dengan pejantan.
Proses perjodohan indukan dan pejantan kambing PE bisa dilakukan dengan sistem koloni. Satu kandang bisa diisi 5 betina dan 1 ekor pejantan. Setelah proses kawin, dan dipastikan indukan bunting, kambing PE dikembalikan ke kandang masing-masing.
“Anakan kambing PE lahir di usia 5 bulan setelah pembuahan,” jelas Ari.
Indukan kambing PE bisa melahirkan hingga 4 anakan sekali kawin. Namun untuk kondisi normal, biasanya 2 ekor anakan.
Anakan kambing PE akan melalui proses menyusui selama 3-4 bulan. Setelah itu, anakan kambing PE bisa dipisah dari kandang indukan, dan hidup secara mandiri.
Kambing PE diketahui jenis hewan piaraan paket komplit. Menurut Ari, kambing PE dipiara bisa untuk konsumsi atau pedaging, diambil susunya, atau untuk kontes kecantikan. Sehingga memiara kambing PE bisa menjadi pilihan wirausaha.
Berkaca dari beragam potensinya, beternak kambing PE terbilang bagus secara ekonomi. Harga jual per ekor kambing PE berkisar jutaan rupiah. Bahkan bisa mencapai puluhan juta.
Untuk menjual kambing PE pun tidak harus menunggu bertahun-tahun. Anakan kambing yang sudah lepas susu dari indukan sudah bisa dijual.
“Harga kambing PE bervariasi ya. Kalau untuk konsumsi, misalnya untuk korban, bisa sampai Rp4 jutaan perekor,” papar Ari Nurokhim, breader kambing PE asal Pandansari, Sine, Ngawi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |