Peristiwa Daerah

Mengenal El Nino, Pemicu Lonjakan Kebakaran pada Musim Kemarau

Rabu, 13 September 2023 - 12:14 | 34.94k
Petugas pemadam berupaya memadamkan api di tengah hembusan angin kencang. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Petugas pemadam berupaya memadamkan api di tengah hembusan angin kencang. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGIMusim kemarau panjang yang melanda Banyuwangi, Jawa Timur, telah membawa dengan itu serangkaian potensi kebakaran yang mengkhawatirkan. Salah satu faktor utama yang memperburuk situasi ini adalah fenomena alam yang dikenal sebagai El Nino.

El Nino adalah sebuah peristiwa iklim yang terjadi ketika suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya. Dampak dari El Nino dapat dirasakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Advertisement

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi, Agung Dwi Nugroho, menyebutkan, dengan adanya fenomena El Nino, ini akan membuat musim kemarau tahun 2023 akan semakin kering dan panjang sehingga meningkatkan potensi lonjakan kebakaran. 

Terlebih peristiwa tersebut dapat mengurangi curah hujan yang terjadi. Apabila semakin lama hujan tidak turun, maka potensi kekeringan hingga kebakaran akan semakin menjadi ekstrem.

"September adalah puncak musim kemarau, ditambah lagi adanya fenomena El Niño yang dapat membuat potensi kebakaran menjadi lebih besar," katanya, Rabu (13/9/2023).

Berikut adalah beberapa alasan mengapa El Nino sering dikaitkan dengan lonjakan kebakaran:

1.    Kering dan Panas Berlebihan: Selama periode El Nino, suhu udara cenderung lebih tinggi dari biasanya. Ini menyebabkan penguapan air yang lebih cepat dan mengeringnya tanaman, lahan rumput, dan vegetasi lainnya. Dalam kondisi yang sangat kering ini, api dapat dengan mudah memicu dan menyebar dengan cepat.

2.    Angin Kencang: Selama musim kemarau yang disebabkan oleh El Nino, sering terjadi angin kencang. Angin ini dapat membawa percikan api ke daerah yang lebih luas dan mempercepat perambatannya. Hal ini membuat pemadaman kebakaran menjadi lebih sulit dan berisiko.

3.    Kurangnya Hujan: El Nino sering kali diikuti oleh penurunan curah hujan yang signifikan. Kondisi kekeringan ini membuat tanah menjadi lebih mudah terbakar, dan hutan serta lahan pertanian menjadi sangat rentan terhadap kebakaran.

4.    Perubahan Pola Hujan: El Nino juga dapat mempengaruhi pola hujan secara keseluruhan, menyebabkan penurunan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah. Ini mengakibatkan tanah menjadi lebih kering dan menyulitkan upaya pencegahan kebakaran.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Banyuwangi dan wilayah-wilayah lain yang terkena dampak El Nino untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim kemarau ini.

Langkah-langkah pencegahan, seperti tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan, dapat membantu mengurangi risiko kebakaran di daerah yang telah terpengaruh oleh El Nino. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang fenomena ini, diharapkan dapat mengurangi dampak buruknya pada musim kemarau.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES