Peristiwa Daerah

Menyaksikan Munculnya Pemakaman di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri

Kamis, 14 September 2023 - 13:43 | 60.40k
Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, sebelum airnya surut karena dampak musim kemarau. (FOTO: Wikipidia)
Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, sebelum airnya surut karena dampak musim kemarau. (FOTO: Wikipidia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MAGELANGWaduk Gajah Mungkur merupakan waduk serbaguna yang berada di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Waduk yang dibangun pada 1973 itu adalah upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir di daerah hilir Sungai Bengawan Solo, selain untuk penyediaan air irigasi dan perikanan.

Advertisement

Dilansir dari berbagai sumber, waduk seluas 8.800 hektare dengan panjang 1.452 dan tinggi 42 meter, serta volume 730 juta meter kubik ini mampu membendung tujuh sungai, yaitu Sungai Keduang, Wiroko, Temon, Alang, Solo Hulu, Unggahan dan Wuryantoro.

Sedangkan nama Gajah Mungkur sendiri berkaitan dengan lokasinya yang  terletak tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di sebelah baratnya.

Waduk ini juga menjadi salah satu lokasi perikanan terpadu di Jawa Tengah. Bukan hanya itu, pemerintah menjadikan Waduk Gajah Mungkur sebagai salah satu objek wisata favorit di Wonogiri.

Di kawasan waduk ini terdapat berbagai fasilitas wisata, yang telah disediakan, yang bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung.

Kemunculan Makam

Musim kemarau yang panjang saat ini, ternyata berdampak pada debit air yang ada di Waduk Gajah Mungkur menurun.

Air terlihat surut,  akibatnya sebagian dasar waduk terlihat makam yang sebelumnya terendam air, kini juga muncul ke permukaan. Makam yang kini terlihat, ada di Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro.

Di kompleks makam tersebut ada puluhan makam yang telah ditandai dengan batu kijing. Sebelum dibangun waduk, warga dipindahkan ke Sumatra melalui program transmigrasi bedol desa. Namun makam yang ada tidak ikut dipindahkan.

Lokasi makam tersebut merupakan lahan atau tempat penguburan warga sekitar. Kijing-kijing yang terlihat kebanyakan berwarna putih, berasal dari batu kapur. Bahkan beberapa nama jenazah dan tahun meninggalnya, masih terlihat meski tidak jelas.

Kijing itu berwarna putih karena daerah Wonogiri merupakan daerah bebatuan kapur. Dimana saat itu, warga sekitar masih banyak yang memanfaatkan batu kapur sebagai bahan bangunan, termasuk membuat kijing untuk makam.

Fenomena munculnya makam di Waduk Gajah Mungkur ternyata justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Tak sedikit wisatawan yang datang untuk melihat langsung munculnya makam tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES