Ratusan PKL Teras Malioboro 2 Dobrak Gerbang Kantor Wali Kota Yogyakarta

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ratusan pedagang Teras Malioboro 2 mendatangi Kantor Balai Kota Yogyakarta, Senin (19/9/2023). Kedatangan para pedagang ini ingin audiensi dengan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo. Mereka hendak meminta kejelasan wacana relokasi pedagang jilid 2 yang disinyalir akan dilaksanakan tahun depan.
Mulanya, massa mulai berdatangan ke depan Balai Kota Yogyakarta sekitar pukul 13.00 WIB. Para pedagang Teras Malioboro 2 naik lima bus, ada pula yang mengendarai puluhan sepeda motor. Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster. Saat massa hendak masuk ke dalam Kawasan Balai Kota Yogyakarta melalui pintu sisi utara, massa sempat dihadang oleh petugas keamanan.
Advertisement
Hal itu membuat para pedagang Teras Malioboro 2 sempat tertahan di depan gerbang Balai Kota Yogyakarta yang ditutup dan dijaga petugas Satpol PP serta polisi. Bahkan, sempat diwarnai aksi saling dorong karena pedagang memaksa masuk.
“Sampai 15 menit, kalau tidak dibuka, kita buka sama-sama!" teriak salah satu orator menggunakan pengeras suara.
Setelah beberapa lama, mereka akhirnya diperbolehkan masuk ke dalam. Hanya, mereka kecewa lantaran tak bisa bertemu dengan penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta untuk menyampaikan keluh kesahnya.
Padahal, sebelum menggelar aksi mereka sudah sempat berkirim surat ke Pj Wali Kota Yogyakarta hingga lima kali. Namun, surat yang mereka kirimkan tidak pernah mendapat tanggapan apapun.
“Surat sampai lima kali je PJ wali kota untuk beraudiensi dan bersilaturahmi karena pengurus baru (Tridharma) sudah tersahkan,” terang pengurus Paguyuban PKL Malioboro, Tridharma Supriyati disela-sela aksinya di Balaikota Yogyakarta.
Supriyati juga menyampaikan terkait sosialisasi relokasi jilid 2 seperti apa. Diakuinya, para pedagang tidak pernah dilibatkan, begitu pula untuk infrastrukturnya.
Hal ini lantaran, para PKL hanya mendapatkan informasi melalui media sosial saja. Dia mengaku belum pernah dipanggil untuk duduk bersama dengan Pemkot Yogyakarta. “Kita dipindah seperti apa gambarannya belum ada,” lanjutnya.
Sehingga, isu relokasi ini membuat para pedagang terutama di Teras Malioboro 2 menjadi resah karena informasi yang tidak jelas.
“Ya jelas resah, karena kita belum tahu apa-apa kita hanya tahu sepenggal dari medsos aja. 2024 kita dipindah tempatnya di mana kita juga belum tahu gambarannya belum tahu," ungkapnya.
Ia juga mengklaim bahwa belum lama ini pihaknya mendapati fenomena adanya non-PKL lorong Malioboro yang muncul dalam data validasi pendataan pedagang yang rencananya akan direlokasi ke tempat baru.
“Kami para pedagang belum pernah melihat data yang di UPT, tetapi 4 September lalu UPT tiba tiba saja menyebar undangan beserta daftar anggota dan di sana ada nama baru pedagang yang bukan dari lorong Malioboro. Kan di Teras Malioboro 2 ada 1.041 pedagang dari Tridarma ada 923. Kita belum tahu yang nonpedagang berapa," sambungnya.
Jika pada aksi hari ini sama sekali belum ada respon, pihaknya mengancam untuk membawa massa lebih banyak dari hari ini, Senin (18/9/2023).
“Kita hanya ingin didengar kita di TM 2 tidak sedang baik-baik saja. Entah ekonominya entah infrastruktur yang tidak layak kami tidak pernah didengarkan," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menyebut penempatan pedagang di Teras Malioboro 2 memang sejak dulu direncanakan hanya sebagai selter sementara saja. Pasalnya, lokasi itu ke depannya akan dibangun Jogja Planning Gallery (JPG) sebagai ikon sekaligus destinasi wisata baru di kawasan sekitar.
Menurut Huda, rencana pemindahan pedagang Teras Malioboro 2 baru direncanakan berlangsung pada 2025 mendatang. Artinya ,saat ini Pemda DIY masih dalam tahapan perencangan DED-nya.
“PKL Teras Malioboro 2 jangan khawatir. Saya kira, kalau lah PKL ini dipindahkan tetap dari Pemda dan Pemkot Yogyakarta tanggung jawab dikelola dengan sebaik mungkin termasuk promosinya. Walikota Yogyakarta tentu akan memikirkan teman-teman pedagang,” pinta Huda. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.